penting daripada pandai menghafal dalil-dalil dan hukum-hukum agama, yang tidak diresapkan dan dihayatinya dalam hidup.
Pendidikan agama hendaknya dapat mewarnai kepribadian anak, sehingga agama itu, benar-benar menjadi bagian dari pribadinya yang akan menjadi
pengendali dalam hidupnya di kemudian hari. Pendidikan agama menyangkut manusia seutuhnya. Ia tidak hanya membekali anak dengan pengetahuan agama,
atau mengembangkan intelek anak saja dan tidak pula mengisi dan menyuburkan perasaan sentiment agama saja, akan tetapi ia menyangkut keseluruhan diri
pibadi anak, mulai dari latihan-latihan amaliah sehari-hari, yang sesuai dengan ajaran agama, baik yang menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan, manusia
dengan manusia lain, manusia dan alam, serta manusia dengan dirinya sendiri.
37
4. Tugas dan tanggung jawab guru
Guru mempunyai peranan ganda sebagi pengajar dan pendidik. Kedua peran tersebut bisa dilihat perbedaannya, tetapi tidak bisa dipisahkan. Tugas utama
sebagai pendidik adalah membantu mendewasakan anak. Dewasa secara psikologis, sosial, dan moral.
Sebaik-baik keadaan adalah yang dikatakan mengenal ilmu dan amal. Itulah orang yang dinilai agung dalam kerajaan langit. Tidaklah patut ia menjadi
seperti jarum yang memberi pakaian kepada selainnya, sedang ia sendiri telanjang, atau seperti sumbu lampu yang menyinari lainnya, sedang ia sendiri
terbakar. Barang siapa menjalankan tugas sebagai pengajar, maka ia pun telah melakukan tugas besar. Oleh sebab itu, hendaklah ia memelihara tata krama dan
tugas-tugasnya. Tugas pertama ialah menunjukkan kasih sayang kepada pelajar dan
menganggapnya seperti anak. Sebagaimana Rasulullah mencontohkan umatnya dalam sabdanya, ”Sesungguhnya aku bagi kamu adalah seperti ayah terhadap
anaknya”. Bahkan guru adalah bapak yang sebenarnya, karena bapak
menyebabkan kehidupan yang fana, sedangkan pengajar menyebabkan kehidupan yang kekal. Oleh karena itu, guru diutamakan haknya dari ayah dan ibu.
37
Daradjat....Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT. Bulan Bintang 19996 cet-15, hal. 107
Tugas kedua ialah mengikuti teladan Rasulullah. Walaupun ia mempunyai jasa atas mereka, mereka pun mempunyai jasa atasnya karena mereka
menyebabkan pendekatan dirinya kepada Allah Ta’ala dengan menanamkan ilmu dan iman dalam hati.
Tugas ketiga ialah tidak menyimpan sesuatu nasihat bagi hari esok, seperti melarangnya dari mencari kedudukan sebelum patut memperolehnya dan
melarangnya belajar ilmu yang tersembunyi sebelum menyempurnakan ilmu yang terang.
Tugas keempat ialah menasihati pelajar dan melarangnya dari akhlak tercela, bukan dengan cara yang tegas, tetapi sindiran. Sebab, penegasan
menghilangkan wibawa, dan patutlah ia bersikap lurus, kemudian menuntutnya bersikap lurus. Kalau tidak, maka nasihat itu tidak berguna, karena meneladani
perbuatan lebih kuat daripada meneladani perkataan.
38
Agama pada anak membawa ciri tersendiri, dengan menampakkan pasang surut kognitif, afektif, dan volusional kemauan. Memahami konsep keagamaan
pada anak berarti memahami sifat agama itu sendiri. Sifat agama anak mengikuti pola ideas concept on authority, artinya konsep keagamaan pada diri mereka
dipengaruhi oleh faktor luar diri mereka. Ketaatan mereka pada ajaran agama merupakan kebiasaan yang menjadi milik mereka, yang dipelajari dari orang tua
atau guru mereka.
39
Manusia dapat disebut sebagai manusia yang bertanggung jawab apabila dia mampu membuat pilihan dan membuat keputusan atas dasar nilai-nilai dan
norma-norma tertentu, baik yang bersumber dari dalam dirinya maupun yang bersumber dari lingkungan sosialnya. Dengan kata lain manusia bertanggung
jawab apabila dia mampu bertindak atas dasar keputusan moral atau moral decision.
Setiap guru profesional harus memenuhi persyaratan sebagai manusia yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan, tetapi di pihak lain dia juga
mengemban sejumlah tanggung jawab dalam mewariskan nilai-nilai dan norma-
38
Imam Ghazali, Ringkasan Ihya ‘Ulumuddin. Terj, dari Mukhtashar Ihya ‘ulumuddin, oleh Zaid Husein Al-Hamid,Jakarta: Pustaka Amani 1995, cet-1 hal. 11-12
39
Sururin, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT Raja Grapindo 2004, cet-1, hal. 57
norma kepada generasi muda sehingga terjadi proses konservasi nilai, bahkan melalui proses pendidikan diusahakan terciptanya nilai-nilai baru. Dalam konteks
ini pendidik berfungsi mencipta, memodifikasi, mengkonstruksi niali-nilai baru. Guru akan mampu melaksanakan tanggung jawabnya apabila dia
memiliki kompetensi yang diperlukan untuk itu. Setiap tanggung jawab memerlukan kompetensi dapat dijabarkan menjadi sejumlah kompetensi yang
lebih kecil dan lebih khusus.
40
Zainal Aqib mengatakan bahwa dalam menjalankan tugasnya sebagai guru setidaknya harus memiliki kemampuan dan sikap sebagai berikut :
a. Menguasai kurikulum : kurikulum sebagai program pendidikan secara
utuh, sehingga mempunyai kedudukan yang cukup penting dalam keseluruhan program pendidikan dan pengajaran. Guru yang baik adalah
guru yang berhasil dalam pengajaran dan mampu mempersiapkan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan kurikulum.
b. Menguasai Materi Setiap Mata Pelajaran : Guru tidak hanya dituntut