berhasil mencapai SPM dengan baik dalam batas waktu yang ditetapkan, dan memberikan sanksi kepada pemerintahan daerah yang tidak berhasil mencapai
SPM dengan baik. Berdasarkan mekanisme pemenuhan SPM pendidikan seperti tersebut di
atas, pemerintah daerah Propinsi dan KabupetenKota menyusun SPM pendidikan sesuai dengan kapasitas daerahnya masing-masing. Acuan utama
yang digunakan untuk menyusun SPM pendidikan adalah Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Berkenaan dengan standar pendidikan, pemerintah menetapkan 8 delapan standar pendidikan, yaitu: a. standar isi; b. standar proses; c. standar
kompetensi lulusan; d. standar pendidik dan tenaga kependidikan; e. standar sarana dan prasarana; f. standar pengelolaan; g. standar pembiayaan; dan h.
standar penilaian pendidikan.
5. Kontribusi Peran Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu
Layanan Pendidikan
Keberadaan Komite Sekolah harus bertumpu pada landasan partisipasi masyarakat dalam mengingkatkan kualitas pelayanan dan hasil pendidikan
sekolah. Oleh karena itu, pembentukannya harus memperhatikan pembagian peran sesuai posisi dan otonomi yang ada. Adapun peran yang harus dijalankan
Komite Sekolah adalah sebagai berikut: a.
Pemberi pertimbangan advisor agency dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.
b. Pendukung supporting baik yang berwujud finansial, pemikiran
maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. c.
Pengontrol controling agency dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan
pendidikan. d.
Mediator antara pemerintah eksekutif dan dewan Perwakilan rakyat daerah legislatif dengan masyarakat di satuan pendidikan.
18
18
UU RI Sisdiknas, ….h. 111
Dari empat peran Komite Sekolah ini berarti lembaga ini mempunyai tanggung jawab yang sama besarnya dengan komponen-komponen yang ada di
satuan pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu Komite Sekolah dituntut dapat berjalan bersama dengan sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan
sebagaimana fungsi dan tujuan Komite Sekolah. Peran komite sekolah sebagai mediator sekolah dengan masyarakat sangat
memungkinkan untuk mencari dan merangkul dunia industri atau dunia usaha, bahkan tidak menuntup kemungkinan perseorangan atau individu sebagai
mitra. Pihak yang disebutkan tadi adalah sebagai mata rantai dalam keberlangsung kehidupan sekolah, baik kini maupun yang akan datang.
Sekolah masa depan, sekolah berwawasan keunggulan, sekolah berwawasan teknologi, merupakan cita-cita yang akan dicapai oleh suatu sekolah. Untuk
mencapai tersebut, tidak mungkin dilakukan oleh semata-mata aparat sekolah yang ada, karena kemampuan personil sangat terbatas. Oleh sebab itu, perlu
kerja sama dan kemitraan dengan pihak-pihak lain, sehingga pengembangan sekolah ke depan dapat dipikirkan secara bersama-sama. Sebab, pembangunan
pendidikan adalah tanggung jawab banyak pihak. Program link and match merupakan salah satu tali pengikat dunia
pendidikan dengan dunia usaha. Melalui program ini terjalin kemitraan, dunia pendidikan sebagai penghasil tenaga kerja dan dunia industri sebagai penerima
tenaga kerja, dan tentunya melalui proses pendidikan. Tentunya tenaga kerja yang dihasilkan melalui dunia pendidikan sejalan san sesuai dengan kebutuhan
dunia usaha. Sedangkan menurut Dede Rosyada dalam bukunya menjelaskan beberapa
tugas Komite Sekolah antara lain: a.
Mengembangkan akses sekolah pada dana, sehingga sekolah mampu membangkitkan berbagai sumber dana potensial untuk mendukung
proses pembelajaran siswa. b.
Mengembangkan budgeting sekolah dalam konteks pengembangan kemampuan pembiayaan untuk mendanai berbagai program sekolah.
c. Memutuskan struktur anggaran sekolah.
d. berpartisipasi dalam pemilihan kepala sekolah, dan wakil kepala sekolah.
e. Ikut serta dalam curah pendapat tentang kurikulum dalam konteks
peningkatan kualitas hasil pembelajaran, dan memberi masukan-masukan