Distribusi dan Frekuensi Thalassemia Berdasarkan Orang

Universitas Sumatera Utara Infeksi dapat terjadi karena berbagai alasan. Pada usia bayi, tanpa transfusi adekuat, anak dengan anemia rentan terhadap infeksi bakteri. Infeksi pneumokokus, Haemophilus, dan meningokokus mungkin terjadi jika sudah dilakukan splenektomi dan penisilin profilaktik tidak diberikan.Transfusi virus melalui transfusi darah dapat terjadi. Penyakit hati pada Thalassemia tersering disebabkan oleh hepatitis C, tetapi hepatitis B juga sering ditemukan. Virus imunodefisiensi manusia HIV telah ditularkan kepada beberapa pasien melalui transfusi darah Hoffbrand Moss, 2013. c. Osteoporosis Banyak dari para penderita Thalassemia yang memiliki masalah pada tulang, termasuk osteoporosis. Osteoporosis merupakan suatu kondisi dimana tulang lemah, rapuh dan mudah patah NHLBI, 2012.

2.6 Epidemiologi Thalassemia

2.6.1 Distribusi dan Frekuensi Thalassemia Berdasarkan Orang

Berdasarkan penelitian Dwi Sarwani S.S., dkk, di Yayasan Talasemia Indonesia Cabang Banyumas tahun 2012, terdapat 51,6 penderita Thalassemia berjenis kelamin laki-laki dan 48,4 berjeniskelamin perempuan. Menurut penelitian Anggraini di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung melaporkan bahwa penderita Thalassemia berjenis kelamin laki-laki sebanyak 32 orang dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 25 orang Rejeki, dkk, 2012. Pada penelitian yang dilakukan Sandra Bulan yang melibatkan 55 penderita Thalassemia beta mayor yang mendapat transfusi di UTD PMI dan RS Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dr. Kariadi Semarang, menunjukkan bahwa sebagian besar penderita Thalassemiabeta mayor yang menjadi subyek penelitian berjenis kelamin wanita 30 54,5. Rerata umur subyek penelitian 9,8 ± 3,40 tahun. Sebaran umur merata di semua kelompok umur. Rerata umur subyek penelitian saat didiagnosis menderita Thalassemia beta mayor adalah 2,7±2,47 tahun. Umur pertama didiagnosa sebagian besar berumur 0-1 tahun sebesar 29 52,7 Bulan, 2009. Proporsi penderita Thalassemia Beta terting gi adalah pada kelompok umur ≤ 15 tahun sebesar 84,5 Lazuana, 2014. Menurut penelitian Humris-Pleyte tahun 2001 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusuomo Jakarta, ditemukan bahwa dari 192 kasus Thalassemia yang diteliti terdapat sebanyak 59,4 kasus diagnosanya sudah dapat ditegakkan sebelum anak berusia 1 tahun, 33,3 kasus pada saat anak berusia 1-2 tahun, dan 7,3 kasus diagnosisnya ditegakkan sebelum anak berusia 2 tahun Suprianto, 2007. Menurut data di Unit Thalassemia RSCM, berdasarkan jumlah total pasien Thalassemia yang menjalani terapi di RSCM tahun 2011 terdapat 719 penderita 47,93 berada pada rentang usia 6-15 tahun dan mendapatkan transfusi satu kali setiap bulan Rahayu, 2012.

2.6.2 Distribusi dan Frekuensi Thalassemia Berdasarkan Tempat