Universitas Sumatera Utara BAB 5
PEMBAHASAN
5.1 Deskriptif
5.1.1 Sosiodemografi
Proporsi penderita Thalassemia berdasarkan sosiodemografi di RSU Sari Mutiara Medan tahun 2012 - 2014 dapat dilihat pada diagram dibawah ini :
a. Umur dan Jenis Kelamin
Distribusi proporsi penderita Thalassemia berdasarkan umur dan jenis kelamin di RSU Sari Mutiara Medan tahun 2012 - 2014 dapat dilihat pada
diagram di bawah ini:
Gambar 5.1 Diagram Bar Penderita Thalassemia Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2012
– 2014
Berdasarkan Gambar 5.1 dapat diketahui bahwa proporsi penderita Thalassemia tertinggi berdasarkan kelompok umur untuk jenis kelamin laki-laki
8,4 18,3
21,1 9,9
4,3 16,9
11,3 7,0
2,8
20 10
10 20
0-5 tahun 6-11 tahun
12-16 tahun 17-25 tahun
26-35 tahun 36-45 tahun
Laki-Laki Perempuan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
tertinggi pada rentang umur 12-16 tahun yakni sebesar 21,1 dan untuk jenis kelamin perempuan tertinggi pada umur 6-11 tahun yakni sebesar 16,9. Secara
keseluruhan, proporsi tertinggi penderita Thalassemia berdasarkan rentang umur untuk seluruh jenis kelamin baik laki-laki maupun perempuan adalah pada rentang
umur 6-11 tahun yaitu sebanyak 35,2, dimana terdiri dari 18,3 berjenis kelamin laki-laki dan 16,9 berjenis kelamin perempuan. Pada dasarnya,
Thalassemia dapat diderita oleh seluruh kelompok umur. Namun, umur berpengaruh pada kebutuhan darah transfusi penderita Thalassemia. Setiap
kenaikan satu tahun, maka kebutuhan darah akan bertambah sekitar 0,816 mililiter Rejeki, dkk, 2014.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Dewi 2009 proporsi penderita Thalassemia di RSUP H. Adam Malik tertinggi pada kelompok umur 6-
15 tahun yaitu sebesar 65,8. Hasil tersebut didukung juga dengan hasil penelitian Tamam, dkk 2010 di UTD PMI Kota Semarang rata-rata tertinggi
umur penderita Thalassemia adalah 10 tahun. Penelitian Rejeki, dkk 2012 di RSUD Banyumas juga menyatakan bahwa rata-rata tertinggi umur penderita
Thalassemia adalah 11 tahun. Proporsi penderita Thalassemia tertinggi berdasarkan jenis kelamin adalah
laki-laki yaitu sebanyak 57,7. Hal ini sesuai dengan penelitian Dewi 2009 di RSUP H. Adam Malik Medan yang menyatakan proporsi penderita Thalassemia
pada laki-laki sebesar 63,3 dan pada perempuan sebesar 36,7.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian Rejeki, dkk 2012 di Yayasan Talasemia Indonesia cabang Banyumas juga sejalan dengan hasil penelitian ini, terdapat 51,6 penderita
Thalasssemia berjenis kelamin laki-laki dan 48,4 berjenis kelamin perempuan. Jumlah penderita laki-laki lebih banyak daripada jumlah penderita perempuan.
Selisih antara jumlah penderita Thalassemia laki-laki dan perempuan di Yayasan Talasemia Indonesia cabang Banyumas tahun 2012 tidak terlalu banyak, yakni 2
orang. Hasil Penelitian Lazuana 2014 di RSUP H. Adam Malik Medan menyatakan
proporsi penderita Thalassemia pada laki-laki sebesar 51,3 dan pada perempuan sebesar 48,7. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian
dari Sandra Bulan 2009 di RS dr. Kariadi Semarang yang menyatakan bahwa proporsi penderita perempuan lebih besar dari proporsi penderita laki-laki, yakni
laki-laki sebesar 45,5 dan perempuan sebesar 54,5. Thalassemia adalah penyakit genetik yang disebabkan oleh faktor alel tunggal
autosomal resesif, bukan penyakit genetik yang disebabkan oleh faktor alel terpaut dengan kromosom sekskelamin. Oleh karena itu penderita Thalassemia tidak
tergantung dari jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan sama-sama dapat menderita penyakit Thalassemia ini Rejeki, dkk, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
64,8 14,1
8,5 7
5,6
Jawa Batak
Aceh Melayu
Lainnya
b. Suku