B. Cara Poligami Menurut PP No. 45 Tahun 1990
Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 1990 mengatur tentang perkawinan bagi PNS dimana berisikan tentang poligami termuat dalam pasal 4, 9, 12 dan
15. Dalam pasal 4 dijelaskan bahwa Pegawai Negeri Sipil pria yang akan beristri lebih dari seorang wajib memenuhi izin lebih dahulu dari pejabat diatasnya harus
diajukan secara tertulis dan mencantumkan alasan lengkap yang mendasari permintaan izin untuk beristri lebih dari seorang.
66
Sementara Pegawai Negeri Sipil wanita tidak diizinkan menjadi istri keduaketigakeempat ketentuan ini
mengandung pengertian
bahwa selama
berkedudukan sebagai
istri keduaketigakeempat dilarang menjadi Pegawai Negeri Sipil.
67
Pasal 4 seluruhnya berbunyi: 1.
Pegawai Negeri Sipil yang akan beristri lebih dari seorang, wajib memperoleh izin lebih dahulu dari pejabat.
2. Pegawai Negeri Sipil wanita tidak diizin untuk menjadi istri
keduaketigakeempat. 3.
permintaan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diajukan secara tertulis.
66
Anik Farida, Menimbang Dalil-Dalil Poligami, Jakarta: Balai Penelitian Dan Pengembangan Agama, 2008, h. 39.
67
Sudarsono, Hukum Perkawinan Nasional, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005, Cet. Ke-3, h. 367.
4. dalam surat permintaan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 harus
dicantumkan alasan yang lengkap yang mendasari permintaan izin untuk beristri lebih dari seorang.
Terlihat pada pasal 4 Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 1990 diatas bahwa Pegawai negeri sipil pria yang akan melakukan perkawinan lebih dari
seorang wajib memperoleh izin dari pejabat atasannya beserta melampirkan alasan-alasan yang menjadi dasar untuk melakukan poligami sedangkan bagi
pegawai negeri sipil wanita dilarang menjadi istri keduaketigakeempat.
68
Poligami bagi PNS, Peraturan Pemerintah PP Nomor 10 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 45 Tahun 1990. Bagi PNS yang
hendak menikah kembali, harus terlebih dahulu mendapat ijin dari atasannya, permintaan ijin diajukan secara tertulis dengan mencantumkan alasan yang
lengkap yang mendasari permohonan tersebut.
69
PNS harus memenuhi sekurang-kurangnya satu syarat alternatif seperti diatur dalam Pasal 4 ayal 2 UUP jo Pasal 41 PP Nomor 9 Tahun 1975.
70
Disamping itu, PNS yang bersangkutan harus memenuhi persyaratan kumulatif sebagaimana dituangkan dalam Surat Edaran Badan Administrasi
Kepegawaian Negara BAKN Nomor 08SEI 983 yang terdiri dari :
71
68
Pasal 4 PP No. 45 Tahun 1990.
69
PP No. 45 Tahun 1990 Tentang Perubahan Atas PP No. 10 Tahun 1983 Tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil.
70
Muhammad Daud Ali, Hukum Islam dan Peradilan Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997, Cet. Ke-1, h. 31.
a. Ada persetujuan isteri yang disahkan oleh atasan PNS yang bersangkutan serendah-rendahnya pejabat eselon IV.
b. PNS yang bersangkutan mempunyai penghasilan yang cukup. c. Ada jaminan tertulis bahwa PNS tersebut akan berlaku adil terhadap isteri-
isteri dan anak-anaknya.
72
Ketentuan di atas berlaku juga bagi anggota TNI yang akan beristeri lebih dari seorang. Dia harus terlebih dahulu mendapatkan ijin dari komandannya.
Keharusan tersebut tertuang dalam Surat Keterangan Menteri Pertahanan KeamananPanglima Angkatan Bersenjata MenhankamPangab Republik
Indonesia Nomor Kep12III1972. Dalam hal pejabat yang menerima permintaan izin untuk melakukan
perkawinan lebih dari seorang atau poligami dilakukan secara tertulis dalam jangka waktu selambat-lambatnya tiga bulan sejak permintaan izin itu diterima.
Dalam hal pemberian izin atau penolakan izin dari pejabat untuk melakukan perceraian atau untuk beristri lebih dari seorang poligami dilakukan secara
tertulis dalam jangka waktu selambat-lambatnya tiga bulan sejak diterimanya permintaan izin tersebut itu.
71
Khoiruddin Nasution, Status Wanita Di Asia Tenggara : Studi Terhadap Perundang- Undangan Perkawinan Muslim Kontemporer Di Indonesia dan Malaysia, Jakarta: INIS, 2002, h. 108
72
Pasal 10 PP No.10 Tahun 1983 Tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil.
C. Cara Poligami Menurut KHI