memenuhi nafkah seluruh
keluarga
4. PP No. 45 Th 1990
1. Adil
2. Hanya boleh
sampai empat istri 1.
Harus mendapat izin dari dari
atasan yang bersangkutan
2. Ada persetujuan
istri yang disahkan oleh
pejabat eselon IV
3. Harus
mendapatkan izin dari pengadilan
4. Mempunyai
penghasilan yang cukup
5. Ada jaminan
tertulis tentang adil
F. Kenapa Ada Perbedaan Tentang Cara Poligami Bagi PNS dan Warga
Sipil
Untuk mengetahui alasan kenapa cara poligami bagi Pegawai Negeri Sipil diatur khusus dengan cara poligami bagi warga sipil bila dilihat dari
kedudukannya Pegawai Negeri sipil adalah unsur aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat yang harus menjadi teladan yang baik bagi masyarakat
dalam tingkah laku, tindakan dan ketaatan kepada peraturan perundang- undangan yang berlaku, termasuk dalam menyelenggarakan kehidupan
berkeluarga,
97
jadi PNS bila ditinjau dari aspek yuridis PNS terikat oleh
97
Sri Hartini, Hukum Kepegawaian, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, Cet, Ke-1, h. 66.
peraturan pemerintah yang dimana PNS merupakan cermin pemerintah sebagai contoh dalam masyarakat. Pemerintah dalam undang-undang melihat PNS dari
segi negara sehingga menempatkan PNS sebagai unsur utama aparatur negara.
98
PNS adalah manusia yang punya integritas kepribadian harga diri, punya posisi sebagai aparatur negara dan abdi masyarakat yang memahami kewajiban
dan tanggung jawabnya.
99
Pegawai Negeri Sipil yang demikianlah yang diharapkan memiliki kegairahan dan kegembiraan bekerja, penuh inisiatif dan
langkah-langkah yang positif, guna menciptakan prestasi kerja yang bermutu, dan sikap mental dalam dinas dan pergaulan masyarakat yang dapat diandalkan
menjadi contoh.
100
Oleh karena itu dalam rangka tugas pegawai negeri sipil yaitu tugas pemerintah dan tugas pembangunan yang dipikulkan kepundaknya wajib
mengangkat sumpah pada saat ia diangkat sebagai pegawai negeri sipil. Dalam diktum sumpah tersebut dinyatakan bahwa akan menaati segala peraturan
Perundang-undangan yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung
jawab.
101
Sumpah merupakan ikrar yang diucapkan dibawah nama Allah,
98
Victor M. Situmorang, Tindak Pidana Pegawai Negeri Sipil, Jakarta: Rineka Cipta 1988, Cet, Ke-1, h. 26.
99
Ibid., h. 27
100
Ibid, h. 28
101
Sudarsono, Hukum Perkawinan Nasional, h. 377
sumber dari segala moral yang agung, yang seharusnya ditaati dan ditepati dengan setulus hati dan penuh penghayatan. Hendaknya sumpah ini bisa menjadi
tonggak moral yang kuat dimana setiap pegawai negeri dapat berpegangan dengan kokoh dan teguh. Dengan demikian setiap pegawai negeri sipil tidak
mudah berbuat tindakan-tindakan yang keliru dan tercela, didalam dan diluar dinas seperti misalkan perbuatan korupsi, peneriman sogokan, penyalahgunaan
kekuasaan serta sewenang-wenangan.
102
Disini akan dipaparkan hak-hak pegawai negeri sipil sebagai aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat yaitu hak gaji yang layak, hak cuti, hak
perawatan jika ditimpa sesuatu kecelakaan, hak tunjangan apabila menderita cacat, hak uang duka bagi keluarga, hak pensiun dan hak kenaikan pangkat.
Namun hak-hak pegawai negeri dapat dibagi dalam dua jenis yaitu : Hak-hak materiil dan hak-hak non materil, pertama hak materiil terdiri
dari penghasilan pegawai negeri sipil yang berupa uang, jaminan hari tua, pakaian dinas, perawatan, tunjangan cacat, uang duka. Selanjutnya hak non
materiil yaitu terdiri dari pangkat, pendidikan tambahan, istirahat, naik banding dalam hal mendapat hukuman jabatan, serta usaha-usaha kesejahteraan pegawai
negeri sipil.
103
102
Ibid., 380
103
Diakses pada 29 Juli 2010 dari www.inkepeg.netinfkepeg.php.
Selanjutnya akan di paparkan tentang kewajiban pegawai negeri sipil serta kode etik pegawai negeri sipil yaitu;
1. Pegawai Negeri Sipil merupakan warganegara Kesatuan Republik
Indonesia yang berlandaskan atau berdasarkan Pancasila, yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan bersikap hormat
menghormati antara sesama Warga Negara yang memeluk agamakepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa, yang
berlainan.
104
2. Pegawai Negeri Sipil adalah unsur Aparatur Negara, Abdi Negara,
dan Abdi Masyarakat, setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah serta
mengutamakan Kepentingan Negara di atas kepentingan diri sendiri, seseorang atau golongan.
3. Pegawai Negeri Sipil menjunjung tinggi kehormatan Negara,
Pemerintah dan martabat Pegawai Negeri Sipil serta menaati segala peraturan,
perundang-undangan, peraturan
kedinasan dan
Pemerintah, perintah-perintah atasan dengan penuh kesadaran, pengabdian dan tanggung jawab.
4. Pegawai Negeri Sipil memberikan pelayanan terhadap masyarakat
sebaik-baiknya sesuai dengan bidang tugasnya.
104
Tedy Sudrajat, Hukum Kepegawaian Di Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h. 32
5. Pegawai Negeri Sipil memelihara keutuhan, kekompakan, persatuan
dan kesatuan Negara dan bangsa Indonesia serta korps Pegawai Negeri Sipil.
105
Kode etik adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan bagi pegawai negeri sipil, maka sanksinya terhadap pelanggarnya yaitu sanksi moral.
Untuk menjamin tata tertib dan kelancaran pelaksanan tugas diadakan peraturan disiplin pegawai negeri sipil yang termuat keharusan, larangan dan sanksi.
106
Tentang warga sipil adalah seseorang yang bukan merupakan anggota militer dan tidak terikat dinas oleh pemerintah atau menjadi aparatur negara.
107
Jadi, warga sipil merupakan masyarakat biasa yang bukan PNS atau militer. Dari penjelasan diatas dapat dilihat secara keseluruhan kenapa ada
perbedaan cara poligami untuk warga sipil dengan seorang pegawai negeri sipil seorang pegawai negeri sipil itu merupakan aparatur negara yang mencitrakan
diri pemerintah itu, apa lagi pegawai negeri sipil merupakan abdi masyarakat jadi apabila seorang pegawai negeri ingin berpoligami dia harus meminta izin
kepada atasannya karena perlu untuk pertimbangan, disebabkan seorang pegawai negeri sipil membawa nama baik institusinya lain halnya warga sipil biasa yang
hanya membawa nama baik dirinya dan keluarganya. Bagi Pegawai Negeri Sipil disamping berlaku ketentuan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 1
105
Diakses pada 29 Juli 2010 Kepegawaian.unpad.ac.idinfo_detail…
106
Victor. M. Situmorang, Tindak Pidana Pegawai Negeri, h. 67
107
Diakses pada 31 Juli 2010 Id.wikipedia.orgwikiwargasipil
Tahun 1974, juga berlaku Peraturan Pemerintah PP 10 tahun 1983 dan PP 45 tahun 1990. Kedua PP ini pada prinsipnya hampir sama dengan ketentuan yang
tertuang dalam Undang-Undang Perkawinan. Hanya saja kedua PP ini menitik beratkan pentingnya ijin atasan untuk melakukan poligami. Baru kemudian yang
bersangkutan menempuh proses yang sesuai ketentuan Undang-Undang Perkawinan dan peraturan pelaksanaannya. Kedua PP ini dilengkapi dengan janji
sanksi terhadap PNS yang tidak melaksanakan ketentuan tersebut. Sementara dalam Kompilasi Hukum Islam KHI di Indonesia yang
mengakomodasi dari hukum fiqh Islam yang bisa dipakai oleh umat Islam Indonesia.
108
108
Anik Farida, Menimbang Dalil-Dalil Poligami, h. 31.
BAB IV HASIL PENELITIAN