Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Lampiran 8 Tabel III Nilai-nilai r Product Moment

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Krisis keuangan yang melanda Asia di tahun 1997-1998 yang diperburuk oleh krisis politik di tanah air sepanjang tahun-tahun tersebut hingga pertengahan 2001, telah membawa bangsa Indonesia ke dalam jurang keterpurukan dan ketidakpastian yang luar biasa. Hal ini dapat dibuktikan dengan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing khususnya terhadap dolar Amerika Serikat. Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal SPI Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009 Namun, hingga kini krisis multi dimensi tersebut belum teratasi secara menyeluruh. Banyaknya perusahaan yang gulung tikar memaksa Pemerintah melakukan restrukturisasi ekonomi dan rekapitalisasi. Restrukturisasi dan rekapitalisasi ini menunjukkan bahwa minimnya kemampuan perusahaan dalam hal mempertahankan kelangsungan hidupnya atau yang dikenal dengan going concern. Buruknya kinerja dan rendahnya daya saing perusahaan-perusahaan milik pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara BUMN juga diidentifikasi menjadi akar krisis keuangan yang melanda negara kita. Era globalisasi dan pasar terbuka menuntut dikembangkannya suatu sistem dan paradigma baru dalam pengelolaan bisnis dan industri. Good Corporate Governance GCG atau yang lebih umum dikenal dengan tata kelola perusahaan yang baik muncul sebagai satu pilihan yang bukan saja menjadi formalitas, namun suatu sistem nilai dan best practices yang sangat fundamental bagi peningkatan nilai perusahaan. Secara teoritis, praktik GCG dapat meningkatkan nilai value perusahaan, dengan meningkatkan kinerja keuangan, mengurangi risiko yang mungkin dilakukan oleh dewan dengan keputusan-keputusan yang menguntungkan diri sendiri, dan umumnya corporate governance dapat meningkatkan kepercayaan investor, Tricker 1994 dalam Tjager 2003:5. Namun, sebaliknya corporate governance yang buruk menurunkan tingkat kepercayaan investor. Melalui Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-117M-MBU2002 tentang penerapan praktik GCG pada BUMN, BUMN didorong untuk wajib menerapkan Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal SPI Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009 GCG secara konsisten dan atau menjadikan GCG sebagai landasan operasionalnya. BUMN sebagai salah satu ujung tombak roda perekonomian negara, memang dituntut mengambil langkah komprehensif terhadap aset-asetnya agar dapat menghasilkan profit berbentuk pemasukan kas sehingga memiliki nilai tambah value added. Dalam Koran Tempo Nomor 2574 Tahun VIII, Edisi Selasa, 19 Agustus 2008 pada halaman 14 tersurat bahwa, “Performa keuangan BUMN dari tahun ke tahun menunjukkan grafik peningkatan, namun perlu disadari bahwa BUMN juga masih berupaya menggerus penghalang penerapan GCG dan citra yang sempat melekat selama ini yakni korupsi, kolusi dan nepotisme”. Faktor lain yang menyebabkan implementasi GCG di Indonesia masih terkesan stagnan adalah akibat pelaksanaannya masih bersifat mandatory atau kewajiban, bukan kesadaran atau inisiatif perusahaan. PTPN II Persero Tanjung Morawa merupakan salah satu BUMN yang wilayah kerjanya mencakup dua provinsi, yakni di Sumatera Utara dan Papua. Hal ini membuat manajemen PTPN II Persero Tanjung Morawa menyadari pentingnya pengendalian internal internal control yang efektif guna membantu perusahaan dalam peningkatan kinerja, mencegah kecurangan dan penyajian laporan keuangan yang dapat diandalkan, serta mendorong keberhasilan penerapan GCG. Pentingnya pengendalian internal dan adanya SPI diatur dalam SK Menteri BUMN Nomor kep-117M-MBU2002 pada Pasal 11 menyatakan bahwa “Direksi harus menetapkan suatu Sistem Pengendalian Internal yang efektif untuk Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal SPI Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009 mengamankan investasi dan aset BUMN” dan UU BUMN Nomor 19 Tahun 2003 tanggal 19 Juni 2003 juga telah mewajibkan BUMN untuk membentuk unit pengendalian internal. Keberadaan fungsi SPI dalam PTPN II Persero menjamin efektivitas pengendalian internal dan merupakan mitra strategis dalam penyempurnaan kegiatan pengelolaan perusahaan serta mendorong proses governance. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal SPI terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG pada PTPN II Persero Tanjung Morawa”.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) dan Code of Conduct (Pedoman Perilaku) terhadap Good Corporate Governance (GCG) pada PTPN IV (Persero) Medan

0 28 105

Pengaruh Penerapan Prinsip – Prinsip Good Corporate Governance terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) (Studi Pada Kantor PTPN III (Persero) Tanjung Morawa)

10 50 131

Pengaruh Peranan Satuan Pengawasan Internal (SPI) dan Pedoman Perilaku terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Pada PT Perkebunan Nusantara di Medan

0 6 114

Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Intern (SPI) Terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance pada PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero).

0 0 20

Pengaruh Peranan Satuan Pengawasan Internal (SPI) dan Pedoman Perilaku terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Pada PT Perkebunan Nusantara di Medan

0 0 12

Pengaruh Peranan Satuan Pengawasan Internal (SPI) dan Pedoman Perilaku terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Pada PT Perkebunan Nusantara di Medan

0 0 2

Pengaruh Peranan Satuan Pengawasan Internal (SPI) dan Pedoman Perilaku terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Pada PT Perkebunan Nusantara di Medan

1 2 9

Pengaruh Peranan Satuan Pengawasan Internal (SPI) dan Pedoman Perilaku terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Pada PT Perkebunan Nusantara di Medan

0 0 24

Pengaruh Peranan Satuan Pengawasan Internal (SPI) dan Pedoman Perilaku terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Pada PT Perkebunan Nusantara di Medan

0 0 3

Pengaruh Peranan Satuan Pengawasan Internal (SPI) dan Pedoman Perilaku terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Pada PT Perkebunan Nusantara di Medan

0 0 31