Dispepsia Fungsional Dispepsia Akibat Infeksi Bakteri Helicobacter pylor

menyebabkan peradangan mukosa lambung yang disebut dengan gastritis. Proses ini bisa berlanjut hingga terjadi ulkustukak bahkan kanker lambung. Helicobacter pylori panjangnya 2-3 mikron dan lebarnya 0,5 mikron. Bentuknya seperti spiral berekor diselubungi lapisan mirip rambut atau flagela. Bakteri ini hidup dibawah lapisan selaput lendir dinding bagian dalam lambung. Fungsi selaput lendir di lambung adalah untuk melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam yang diproduksi lambung. Infeksi oleh Helicobacter pylori merupakan infeksi yang cukup umum pada manusia. Lebih sering terjadi pada usia muda. Kemungkinan ini berkaitan dengan keadaan sosio-ekonomi yang rendah dan faktor kebersihan. Dalam pertemuan di Centers for Disease Control and Prevention di Atlanta, Georgia pada 1991, semua ahli mengakui hubungan langsung antara Helicobacter pylori dengan penyakit gastritis. Sekitar 75 jenis penyakit tukak lambung telah terbukti disebabkan oleh Helicobacter pylori yang dapat diobati secara permanen menggunakan larutan antibiotik. 27

2.2.2. Dispepsia Fungsional

Dispepsia dispepsia fungsional atau nonorganik atau dispesia nonulkus DNU adalah dispepsia yang terjadi tanpa disertai kelainan atau gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, dan endoskopi teropong saluran pencernaan. 15 Yanti Harahap : Karakteristik Penderita Dispepsia Rawat Inap Di RS Martha Friska Medan Tahun 2007, 2010. Penyebab Dispepsia Fungsional : 1. Gangguan pergerakan motilitas piloroduodenal. 20 2. Menelan terlalu banyak udara, untuk mereka yang mempunyai kebiasaan makan secara salah mengunyah dengan mulut terbuka atau sambil berbicara. 28 3. Menelan makanan tanpa dikunyah terlebih dahulu. Efeknya bisa membuat lambung terasa penuh atau bersendawa terus. 28 4. Mengkonsumsi makananminuman yang bisa memicu timbulnya dispepsia. Seperti minuman beralkohol, bersoda soft drink, kopi karena bisa mengiritasi dan mengikis permukaan lambung. Makanan yang perlu dihindari seperti makanan berlemak, gorengan, makanan yang terasa asam, dan sayuran dan buah yang mengandung gas seperti kol, sawi, nangka dan kedondong. Jenis makanan diatas tidak mutlak sama reaksinya untuk setiap individu. Karena itu setiap penderita diharapkan untuk membuat daftar makanan pemicu dispepsia untuk diri sendiri, lalu sedapat mungkin menghindari makananminuman tersebut. 27 5. Obat penghilang nyeri. Terlalu sering menggunakan obat penghilang nyeri seperti Nonsteroidal Anti Inflamatory Drugs NSAIDs misalnya Aspirin, Ibuprofen Advil, Motrin, dan lain-lain juga Naproxen Aleve. 27 6. Pola makan. Jarang sarapan di pagi hari, termasuk yang berisiko terserang dispepsia. Di pagi hari kebutuhan kalori seseorang cukup banyak. Sehingga bila tidak sarapan, maka lambung akan lebih banyak memproduksi asam. Sebuah riset yang dilakukan perusahaan obat Brains Co, menyebutkan satu dari dua orang profesional di kota besar, berpotensi terkena dispepsia. Tuntutan pekerjaan yang tinggi, padatnya lalu lintas, jarak tempuh rumah dan kantor yang jauh dan Yanti Harahap : Karakteristik Penderita Dispepsia Rawat Inap Di RS Martha Friska Medan Tahun 2007, 2010. persaingan yang tinggi, sering menjadi alasan para profesional untuk menunda makan. 28 7. Stres Berbagai Reaksi Tubuh Orang sering tidak menyadari kalau faktor stres erat sekali kaitannya dengan reaksi tubuh yang merugikan kesehatan. Ada beberapa mekanisme yang kini sudah dibuktikan, dan beberapa diantaranya berkaitan dengan sistem hormonal, dimana stres secara otomatis akan menyebabkan otak mengaktifkan sistem hormon untuk memicu sekresinya. stres paling banyak memicu sekresi hormon kortisol, dimana hormon ini selanjutnya akan bekerja mengkoordinasi seluruh sistem di dalam tubuh termasuk jantung, paru-paru, peredaran darah, metabolisme dan sistem imunitas tubuh dalam reaksi yang ditimbulkannya. Sekresi hormon ini juga menjelaskan mengapa ketika menghadapi stres, tekanan darah dan denyut jantung meningkat secara cepat. Peningkatan kerja sistem pernafasan ini akan mengakibatkan paru-paru bekerja ekstra untuk mengambil oksigen lebih banyak hingga meningkatkan juga peredaran darah di seluruh bagian tubuh mulai dari otot-otot hingga ke otak, dan peningkatan tersebut disebutkan beberapa riset bisa naik mencapai 300 melebihi batas normal. Akibatnya, bukan jantung saja yang dapat terasa berdebar, namun keseluruhan sistem tubuh termasuk pengeluaran keringat juga akan meningkat dengan cepat. Selain hormon kortisol, ada hormon lain yang turut berperan dalam mekanisme ini, diantaranya hormon katekolamin yang terdiri dari zat aktif dopamin, norepinefrin dan epinefrin yang lebih dikenal dengan adrenalin. Hormon ini akan mengaktifkan suatu sistem ingatan jangka panjang yang akan mengingat stressor Yanti Harahap : Karakteristik Penderita Dispepsia Rawat Inap Di RS Martha Friska Medan Tahun 2007, 2010. yang sama pada peristiwa selanjutnya serta menekan bagian otak yang berperan dalam ingatan jangka pendek. penekanan ingatan jangka pendek ini dinilai para ahli sebagai faktor utama yang menyebabkan orang tidak lagi dapat dengan mudah berpikir secara rasional ketika mereka dilanda stres. Proses ini juga memicu terjadinya penyakit psychosomatik dengan gejala dispepsia seperti mual dan muntah, diare, pusing, sakit otot juga sendi. 30

2.3. Manifestasi klinis