series di RS Advent Medan tahun 2005 yang menemukan proporsi tertinggi penderita dispepsia berpendidikan SLTA sebesar 34,2.
18
6.1.5. Pekerjaan Proporsi penderita dispepsia berdasarkan pekerjaan di RS Martha Friska
Medan tahun 2007 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Pekerjaan Penderita Dispepsia
30.0 22.7
40 50
op or
14.3 13.3
13.3 20
30 60
70 80
90 100
PNS P
r s
i
6.4 10
Ibu Rumah Tangga IRT
Pegawai Negeri Sipil
Wiraswasta Pegawai
Swasta Lain-lain
Pelajar
Gambar 6.5. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Dispepsia Rawat Inap Berdasarkan Pekerjaan Di RS Martha Friska Medan Tahun 2007
Berdasarkan gambar 6.5. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita dispepsia berdasarkan pekerjaan adalah Ibu Rumah Tangga IRT yaitu sebesar
30,0 dan yang terendah adalah pelajar sebesar 6,4. Aktivitas monoton merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tingkat
ingga dapat menimbulkan stress yang memicu
sama dan secara psikologis membutuhkan komunitas yang bisa berbagi tentang kejenuhan meningkat seh
meningkatnya asam lambung yang merupakan salah satu pencetus dispepsia. Demikian juga halnya dengan Ibu Rumah Tangga, setiap hari dengan aktivitas yang
Yanti Harahap : Karakteristik Penderita Dispepsia Rawat Inap Di RS Martha Friska Medan Tahun 2007, 2010.
masalah yang dihadapi dalam rumah tangga.
41
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nazrul Julius 1992 di RSU dr. M. Jamil,
Padang dengan desain Case Series yang menemukan bahwa proporsi tertinggi penderita adalah Pegawai Negeri Sipil 31,6. Pekerjaan Ibu Rumah Tangga berada
di posisi kedua sebesar 19,26.
21
6.1.6. Status Perkawinan
Proporsi penderita dispepsia berdasarkan status perkawinan di RS Martha Friska Medan tahun 2007 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Status Perkawinan Penderita Dispepsia
70.4 20.7
8.9
Kawin Tidak Kawin
Tidak Tercatat
Gambar 6.6. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Dispepsia Rawat Inap Berdasarkan Status Perkawinan Di RS Martha Friska Medan
Tahun 2007
Berdasarkan gambar 6.6. dapat dilihat bahwa proporsi penderita dispepsia berdasarkan status perkawinan yang tercatat le ih tingg
b i pada penderita yang sudah
ar 70,4, sedangkan yang tidak kawin sebesar 8,9. Hasil ini kawin yaitu sebes
bukan berarti individu yang menikah lebih beresiko untuk menderita dispepsia dibandingkan dengan individu yang belum menikah.
Yanti Harahap : Karakteristik Penderita Dispepsia Rawat Inap Di RS Martha Friska Medan Tahun 2007, 2010.
Kejadian dispepsia berkaitan dengan jumlah pengunjung yang datang berobat ke RS Martha Friska Medan lebih banyak yang telah kawin. Hasil penelitian ini
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sinaga B 2008 dengan desain case series di RS Advent Medan tahun 2005 yang menemukan proporsi tertinggi
penderita dispepsia berdasarkan status kawin yang lebih besar adalah kawin yaitu
sebanyak 63,7.
18
6.1.7. Daerah Asal
Proporsi penderita dispepsia berdasarkan daerah asal di RS Martha Friska Medan tahun 2
007 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Daerah Asal penderita Dispepsia
13.3
Medan
86.7 Luar Medan
Gambar 6.7. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Dispepsia Rawat Inap Berdasarkan Daerah Asal Di RS Martha Friska Medan
Tahun 2007
Berdasarkan gambar 6.7. dapat dilihat bahwa proporsi penderita dispepsia berdasarkan daerah asal lebih tinggi pada penderita yang berasal dari kota Medan
yaitu sebesar 86,7, sedangkan penderita yang berasal dari luar kota Medan sebesar
Yanti Harahap : Karakteristik Penderita Dispepsia Rawat Inap Di RS Martha Friska Medan Tahun 2007, 2010.
13,3. Hal ini disebabkan karena rumah sakit tersebut berada di kota Medan
kota Medan, ketika sehingga pengunjung yang datang berobat sebagian besar berasal dari kota Medan.
Selain itu juga ada juga penderita yang berasal dari luar berobat menggunakan alamat keluarga yang tinggal dikota Medan. Diperkirakan
faktor stres yang umumnya dialami masyarakat di kota-kota besar sebagai akibat rutinitas dan kesibukan sehari-hari turut juga menjadi penyebab banyaknya penderita
dispepsia yang berasal dari kota Medan.
6.1.8. Jenis Dispepsia