Visual Auditori Kerangka Konseptual

h. Banyak menggunakan isyarat tubuh i. Tidak dapat diam untuk waktu yang lama j. Tidak dapat mengingat geografis, kecuali jika mereka memang telah pernah berada di tempat itu. k. Menyukai permainan yang menyibukkan l. Mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca, suka mengetuk- ngetuk pena, jari, atau kaki saat mendengarkan m. Ingin melakukan segala sesuatu n. Kemungkinan tulisannya jelek Selain ketiga tipe belajar tersebut, DePorter juga mengatakan bahwa ada tipe campuran dari tiga tipe belajar diatas, misalnya Auditori-visual atau Visual- kinestetik atau bisa ketiga-tiganya tapi biasanya satu tipe belajar lebih mendominasi.

1.5 Strategi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sesuai dengan Tipe Belajar

Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar yang disesuaikan dengan tipe belajar siswa menurut Deporter 2004, adalah :

1. Visual

a. Dorong pelajar visual untuk membuat banyak simbol dan gambar dalam catatan mereka b. Menggunakan kertas tulis dengan tulisan berwarna c. Mendorong siswa untuk menggambarkan informasi yang diterimanya menggunakan peta pikiran, tabel, grafik dan diagram untuk memperdalam pemahaman mereka tentang informasi tersebut. Universitas Sumatera Utara d. Memberikan gambaran umumgaris-garis besar setiap materi pelajaran yang disampaikan dengan memberikan ruang yang kosong untuk menambahkan catatan. e. Menggunakan bahasa yang dapat menciptakan visualisasi pada diri anak. Misalnya : bayangkanlah bola dunia yang sedang berputar mengelilingi matahari jika kita sedang mempelajari tentang revolusi bumi dan sebaginya.

2. Auditori

a. Menggunakan variasi vokal ritme, volume suara, intonasi yang digunakan pada saat menyampaikan materi pelajaran. b. Menggunakan penggulangan dengan cara meminta siswa mengulang kembali konsep-konsep kunci yang telah dipelajari. c. Mendorong setiap siswa untuk membuat ‘jembatan keledai’ untuk menghafal konsep kunci, Misalnya : warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, Ungu. d. Membuat materi lebih mudah untuk diingat dengan mengubahnya menjadi lagu atau melodi yang sudah dikenal baik dan pelajar auditorik akan lebih suka belajar sambil mendengarkan musik. e. Mendorong siswa terutama untuk pelajar audiotori untuk merekam informasi-informasi penting untuk kemudian didengarkan secara berulang- ulang karena pelajar audiotori tidak terlalu senang mencatat. Universitas Sumatera Utara

3. Kinestetik

a. Menggunakan alat bantu pada saat mengajar untuk menimbulkan rasa ingin tahu dan menekankan konsep-konsep kunci. b. Menggunakan simulasi konsep agar setiap siswa dapat mengalaminya sendiri. c. Memperagakan setiap konsep yang diajarkan dan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mencoba mempelajarinya secara bertahap. d. Melakukan lakonsimulasi pendek dapat membantu siswa untuk memahami materi yang dipelajarinya. 2 Prestasi Belajar

2.1 Defenisi Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Poerwanto 1986 memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport. Winkel 1996 mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan menurut Nasution 1996 prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila Universitas Sumatera Utara memenuhi tiga aspek yakni kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut Sunartombs, 2009.

2.2 Jenis Prestasi belajar

Jenis prestasi belajar menurut Bloom dalam Zaini, 2002 dapat dikelompokkan menjadi tiga tingkatan, yaitu : 1. Tingkat Kognitif Tujuan pendidikan untuk ranah kognitif terdiri atas enam tingkatan secara berurutan. Belajar pada tingkat yang lebih tinggi tergantung kepada pencapaian keterampilankemampuan dari level yang sebelumnya, yaitu : a. Pengetahuan Pengetahuan dapat didefenisikan sebagai suatu ingatan terhadap materi yang telah dipelajari. Hal ini meliputi ingatan terhadap jumlah materi yang banyak, dari fakta-fakta yang khusus hingga teori-teori yang lengkap. b. Pemahaman Pemahaman diartikan sebagai suatu kemampuan menangkap makna suatu bahan ajar. Hal ini dapat diperlihatkan dengan cara menerjemahkan bahan dari suatu bentuk ke bentuk yang lain, menafsirkan bahan dan mengistimasi trend masa depan. Level ini merupakan tingkat pemahaman yang paling rendah. c. Penerapan Penerapan yang dimaksudkan menunjuk pada kemampuan menggunakan bahan ajar yang telah dipelajari pada situasi yang baru dan konkret. Universitas Sumatera Utara d. Analisis Analisis menuntut suatu kemampuan memilah-milah suatu bahan pada bagian-bagian komponennya sehingga struktur bahan tersebut dapat dipahami. Pada level ini menuntut dua pemahaman sekaligus yaitu pemahaman terhadap isi dan bentuk struktur materi. e. Sintesis Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk menghimpun atau menyatukan bagian-bagian atau elemen untuk membentuk pola baru. Hasil belajar pada level ini menekankan pada perilaku kreatif, dengan kekhususan pembentukan pola baru dari suatu struktur. f. Evaluasi Evaluasi merujuk pada kemampuan untuk memutuskan atau menentukan nilai suatu materi untuk suatu tujuan yang telah ditentukan dan harus didasari kriteria yang pasti. Hasil belajar level ini adalah level yang paling tinggi dari ranah kognitif karena mengandung semua unsur dari level sebelumnya ditambah dengan penetapan nilai secara sadar yang didasari kriteria yang pasti. 2. Tingkat Afektif Ranah afektif dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu : a. Penerimaan Penerimaan menunjuk pada kesediaan mahasiswa untuk mengikuti fenomena atau stimulus tertentu. Hasil belajar untuk level ini bergerak dari kesadaran yang sederhana sampai pada perhatian tertentu. Universitas Sumatera Utara b. Partisipasi Partisipasi menunjukkan pada partisipasi aktif dari mahasiswa. Pada level ini mahasiswa tidak hanya hadir dan memperhatikan, tetapi juga memberikan reaksi. Hasil belajar pada level ini menekankan pada kesiapan dalam memberikan respon. c. Penentuan sikap Level ini berhubungan dengan nilai yang melekat pada mahasiswa terhadap suatu objek, fenomena, atau tingkah laku. Level ini bergerak dari penerimaan yang paling rendah pada suatu nilai sampai kepada level komitmen yang lebih kompleks. Hasil belajar untuk level ini berkenaan dengan perilaku yang konsisten dan stabil dalam membuat nilai dan dapat diidentifikasi secara jelas. d. Organisasi Organisasi yaitu menggabungkan beberapa nilai yang berbeda-beda, menyelesaikan konflik di antara nilai-nilai tersebut, serta membangun sistem nilai yang konsisten secara internal. Oleh karena itu, penekanannya berada pada membandingkan, menghubungkan dan mensintesiskan nilai tersebut. Hasil belajar untuk level ini berkenaan dengan konseptualisasi nilai atau pengorganisasian sistem nilai. e. Pembentukan pola Pada level ini, seseorang sudah mempunyai sistem nilai yang mengendalikan perilakunya dalam waktu yang cukup lama sehingga membentuknya menjadi sebuah karakter gaya hidup. Hasil belajar pada Universitas Sumatera Utara level ini meliputi rentang aktivitas yang banyak, tetapi yang pokok dapat terlihat pada perilaku yang sudah menjadi tipikal atau karakternya. 3. Tingkat Psikomotorik Ranah psikomotorik menonjol pada gerakan-gerakan jamaniah yang terdiri atas tujuh tingkatan, yaitu : a. Persepsi Level persepsi berkenaan dengan penggunaan organ indra untuk menangkap isyarat yang membimbing aktivitas gerak terjadi penerjemahan dari persepsi isyarat ke tindakan. b. Kesiapan Menunjukkan pada kesiapan untuk melakukan tindakan tertentu. Perangkat ini meliputi perangkat mental, fisik, dan emosi yang siap untuk bertindak. c. Gerakan terbimbing Gerakan terbimbing merupakan peniruanpengulangan suatu perbuatan yang telah di demonstrasikan oleh instruktur. Dan level ini merupakan tahapan awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks. d. Gerakan terbiasa Level gerakan ini berkenaan dengan kinerja dimana respon mahasiswa telah menjadi terbiasa dan gerakan-gerakan dilakukan dengan penuh keyakinan dan kecakapan. e. Gerakan kompleks Merupakan gerakan yang sangat terampil dengan pola-pola gerakan yang sangat kompleks. Keahliannya terindikasi dengan gerakan yang cepat, Universitas Sumatera Utara lancar, akurat dan menghabiskan energi yang minimum. Kategori ini meliputi kemantapan gerakan dan gerakan otomatik gerakan dilakukan dengan rileks dan kontrol otot yang bagus. f. Gerakan pola penyesuaian Merupakan keterampilan yang dikembangkan dengan baik sehingga seseorang dapat memodifikasi pola-pola gerakan untuk menyesuaikan tuntutan tertentu atau menyesuaikan pada situasi tertentu. g. Kreativitas Level terakhir ini menunjuk kapada penciptaan pola-pola gerakan baru untuk menyesuaikan situasi tertentu atau problem khusus. Hasil belajar ini menekankan kreativitas yang didasarkan pada keterampilan yang hebat. Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan tipe belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program ekstensi FKep USU. Dalam penelitian ini tipe belajar mahasiswa dibagi menjadi tiga yaitu salah satu tipe belajar yang dominan pada responden yang terdiri dari tipe visual, auditori dan kinestetik Deporter, 2003. Sedangkan prestasi belajar mahasiswa merupakan hasil penilaian kemampuan, kecakapan, keterampilan-keterampilan tertentu yang dipelajari selama masa belajar dilihat melalui Indeks Prestasi Kumulatif IPK mahasiswa yang dimodifikasi dari predikat yudisium program sarjana S1. Prestasi mahasiswa di kategorikan kedalam 4 tingkatan yaitu : Cumlaude, Sangat memuaskan, Memuaskan, dan Kurang memuaskan Buku Panduan Departemen Ilmu Keperawatan 2006-2007. Skema 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Tipe Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Keperawatan USU Prestasi Belajar Mahasiswa Program Ekstensi FKep USU : 1. Cumlaude 2. Sangat memuaskan 3. Memuaskan 4. Kurang memuaskan Tipe Belajar : 1. Tipe Visual 2. Tipe Auditori 3. Tipe Kinestetik Universitas Sumatera Utara

2. Defenisi Konseptual