Pertanyaan Penelitian Hipotesa Tujuan Penelitian Faktor internal Faktor yang berasal dari dalam diri yaitu kondisi jasmani

yang digunakan di Fakultas Keperawatan USU sama untuk setiap program pendidikan. Berdasarkan paparan diatas, terdapat asumsi bahwa ada perbedaan hasil belajar dengan cara seseorang melibatkan indraanggota tubuh ketika belajar sehingga peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Tipe Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Keperawatan USU. Peneliti memilih Fakultas Keperawatan USU program ekstensi disebabkan di Fakultas ini belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya terkait dengan hubungan tipe belajar dengan prestasi belajar.

2. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana tipe belajar mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan USU ? 2. Bagaimana prestasi belajar mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan USU ? 3. Adakah hubungan tipe belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan USU ?

3. Hipotesa

Terdapat hubungan antara tipe belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Hipotesa ditarik berdasarkan hipotesa alternatif Ha yang menyatakan terdapat hubungan antar variabel Nursalam, 2002. Universitas Sumatera Utara

4. Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi tipe belajar mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan USU 2. Mengidentifikasi prestasi belajar mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan USU melalui Indeks Prestasi Kumulatif 3. Mengidentifikasi hubungan tipe belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan USU.

5. Manfaat Penelitian

5.1 Mahasiswa Keperawatan

Hasil penelitian ini memberikan informasi kepada mahasiswa tentang hubungan tipe belajar dengan prestasi belajar mahasiswa sehingga mahasiswa dapat menetukan dan memahami tipe belajar yang dominan pada dirinya sehingga mahasiswa dapat mengoptimalkan prestasi belajarnya.

5.2 Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber dan bahan masukan bagi pengembangan pendidikan keperawatan khususnya Fakultas Keperawatan USU dalam memilih metode, strategi dan media pembelajaran yang disesuaikan dengan tipe belajar peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif. Universitas Sumatera Utara

5.3 Penelitian Keperawatan

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan informasi baru bagi penelitian lanjutan dimasa yang akan datang tentang hubungan tipe belajar dengan prestasi belajar mahasiswa dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi khususnya Ilmu Keperawatan. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1 Belajar dan Tipe Belajar

1.1 Defenisi Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku Slameto, 2003. Menurut Witherington 1952 dalam Sukmadinata 2005, belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. Dengan demikian, belajar pada dasarnya ialah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman Witherington dalam Dalyono, 1997. Biggs 1991 dalam Syah 2006 mendefenisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu : Rumusan kuantitatif, institusional, dan kualitatif. Rumusan kuantitatif mengartikan belajar sebagai kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Secara institusional maksudnya, belajar dipandang sebagai proses validasi terhadap penguasaan siswa atas materi yang telah ia pelajari. Dalam rumusan kualitatif, difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dihadapi siswa Syah, 2006. Universitas Sumatera Utara

1.2 Prinsip-prinsip belajar

Beberapa prinsip yang penting dalam proses belajar menurut Dalyono 1997, yaitu : 1. Kematangan jasmani dan rohani Salah satu prinsip utama belajar adalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinya. Kematangan jasmani yaitu telah sampai pada batas minimal umur serta kondisi fisiknya telah cukup kuat untuk melakukan kegiatan belajar. Kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan belajar, misalnya kemampuan berfikir, ingatan, fantasi dan sebagainya. 2. Memiliki kesiapan Setiap orang yang hendak melakukan kegiatan belajar harus memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup baik fisik, mental maupun perlengkapan belajar. Kesiapan fisik berarti memiliki tenaga cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental, memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan kegiatan belajar. Belajar tanpa kesiapan fisik, mental dan perlengkapan akan banyak mengalami kesulitan, akibatnya tidak memperoleh hasil belajar yang baik. 3. Memahami tujuan Setiap orang yang belajar harus memahami apa tujuannya, kemana arah tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya. Prinsip ini sangat penting dimiliki oleh orang belajar agar proses belajar yang dilakukannya dapat cepat selesai dan berhasil. Universitas Sumatera Utara 4. Memiliki kesungguhan Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Selain itu akan banyak waktu dan tenaga yang terbuang dengan percuma. Sebaliknya, belajar dengan sungguh-sungguh dan tekun akan memperoleh hasil yang maksimal dan penggunaan waktu yang lebih efektif. 5. Ulangan dan latihan Prinsip yang tak kalah penting adalah ulangan dan latihan. Sesuatu yang dipelajari perlu di ulang agar meresap dalam otak, sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan. Mengulang pelajaran adalah salah satu cara untuk membantu berfungsinya ingatan.

1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Slameto 2003 menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :

1. Faktor internal Faktor yang berasal dari dalam diri yaitu kondisi jasmani

dan rohanipsikologis siswa. a. Faktor jasmani, terdiri dari : 1 Faktor kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian- bagiannya bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Jika kesehatan seseorang terganggu, proses belajarnya pun akan terganggu, ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, lemah dan ada gangguan pada alat indera serta tubuhnya. Universitas Sumatera Utara 2 Cacat tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuhbadan. Keadaan cacat dapat berupa buta, tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan lain-lain. Keadaan cacat tubuh akan mempengaruhi belajar. Seseorang yang cacat, proses belajarnya juga akan terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau di usahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu. b. Faktor psikologis Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas belajar siswa. Namun yang pada umumnya dipandang lebih esensial adalah : 1 Intelegensia Intelegensia adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui dan menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Intelegensia besar pengaruhnya tehadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensia yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensia yang rendah. Walaupun begitu, siswa yang mempunyai tingkat intelegensia yang tinggi belum tentu berhasil dalam belajarnya, karena belajar merupakan suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor Universitas Sumatera Utara yang mempengaruhinya, sedangkan intelegensia adalah salah satu faktor di antara faktor yang lain. 2 Perhatian Perhatian merupakan keaktifan jiwa yang semata-mata tertuju kepada suatu obyek bendahal. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menarik perhatian siswa, maka akan timbul kebosanan sehingga siswa tidak suka lagi belajar. Oleh karena itu, perlu diusahakan agar bahan pelajaran selalu manarik perhatian siswa dengan cara menyesuaikan pelajaran dengan bakat siswa. 3 Bakat Bakat aptitude adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Jadi, bakat sangat mempengaruhi proses belajar. Jika bahan pelajaran sesuai dengan bakat siswa, maka hasil belajarnya akan lebih baik karena ia akan senang dan lebih giat dalam belajar. 4 Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, ia tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik dan tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran tersebut. Sebaliknya, bahan Universitas Sumatera Utara pelajaran yang menarik minat siswa akan lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kemauan dalam belajar. 5 Motivasi Motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik dan mempunyai motif untuk memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang dapat menunjang belajarnya. 6 Kematangan Kematangan adalah suatu tingkatfase dalam pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran. Jadi, kemajuan untuk memiliki kecakapan tergantung dari kematangan dan belajar. 7 Kesiapan Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan memiliki kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik. Universitas Sumatera Utara c. Faktor kelelahan Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk mambaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa kelelahan mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, perlu dihindari agar tidak terjadi kelelahan dalam belajar.

2. Faktor eksternal Faktor dari luar diri yaitu kondisi lingkungan di sekitar