3. Kinestetik
a. Menggunakan alat bantu pada saat mengajar untuk menimbulkan rasa ingin tahu dan menekankan konsep-konsep kunci.
b. Menggunakan simulasi konsep agar setiap siswa dapat mengalaminya sendiri.
c. Memperagakan setiap konsep yang diajarkan dan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mencoba mempelajarinya secara bertahap.
d. Melakukan lakonsimulasi pendek dapat membantu siswa untuk memahami materi yang dipelajarinya.
2 Prestasi Belajar
2.1 Defenisi Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan
hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Poerwanto 1986
memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.
Winkel 1996 mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan
belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan menurut Nasution 1996 prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam
berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila
Universitas Sumatera Utara
memenuhi tiga aspek yakni kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam
ketiga kriteria tersebut Sunartombs, 2009.
2.2 Jenis Prestasi belajar
Jenis prestasi belajar menurut Bloom dalam Zaini, 2002 dapat dikelompokkan menjadi tiga tingkatan, yaitu :
1. Tingkat Kognitif Tujuan pendidikan untuk ranah kognitif terdiri atas enam tingkatan secara
berurutan. Belajar pada tingkat yang lebih tinggi tergantung kepada pencapaian keterampilankemampuan dari level yang sebelumnya, yaitu :
a. Pengetahuan Pengetahuan dapat didefenisikan sebagai suatu ingatan terhadap materi yang
telah dipelajari. Hal ini meliputi ingatan terhadap jumlah materi yang banyak, dari fakta-fakta yang khusus hingga teori-teori yang lengkap.
b. Pemahaman Pemahaman diartikan sebagai suatu kemampuan menangkap makna suatu
bahan ajar. Hal ini dapat diperlihatkan dengan cara menerjemahkan bahan dari suatu bentuk ke bentuk yang lain, menafsirkan bahan dan mengistimasi
trend masa depan. Level ini merupakan tingkat pemahaman yang paling rendah.
c. Penerapan Penerapan yang dimaksudkan menunjuk pada kemampuan menggunakan
bahan ajar yang telah dipelajari pada situasi yang baru dan konkret.
Universitas Sumatera Utara
d. Analisis Analisis menuntut suatu kemampuan memilah-milah suatu bahan pada
bagian-bagian komponennya sehingga struktur bahan tersebut dapat dipahami. Pada level ini menuntut dua pemahaman sekaligus yaitu
pemahaman terhadap isi dan bentuk struktur materi. e. Sintesis
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk menghimpun atau menyatukan bagian-bagian atau elemen untuk membentuk pola baru. Hasil
belajar pada level ini menekankan pada perilaku kreatif, dengan kekhususan pembentukan pola baru dari suatu struktur.
f. Evaluasi Evaluasi merujuk pada kemampuan untuk memutuskan atau menentukan
nilai suatu materi untuk suatu tujuan yang telah ditentukan dan harus didasari kriteria yang pasti. Hasil belajar level ini adalah level yang paling
tinggi dari ranah kognitif karena mengandung semua unsur dari level sebelumnya ditambah dengan penetapan nilai secara sadar yang didasari
kriteria yang pasti. 2. Tingkat Afektif
Ranah afektif dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu : a. Penerimaan
Penerimaan menunjuk pada kesediaan mahasiswa untuk mengikuti fenomena atau stimulus tertentu. Hasil belajar untuk level ini bergerak dari
kesadaran yang sederhana sampai pada perhatian tertentu.
Universitas Sumatera Utara
b. Partisipasi Partisipasi menunjukkan pada partisipasi aktif dari mahasiswa. Pada level
ini mahasiswa tidak hanya hadir dan memperhatikan, tetapi juga memberikan reaksi. Hasil belajar pada level ini menekankan pada kesiapan
dalam memberikan respon. c. Penentuan sikap
Level ini berhubungan dengan nilai yang melekat pada mahasiswa terhadap suatu objek, fenomena, atau tingkah laku. Level ini bergerak dari
penerimaan yang paling rendah pada suatu nilai sampai kepada level komitmen yang lebih kompleks. Hasil belajar untuk level ini berkenaan
dengan perilaku yang konsisten dan stabil dalam membuat nilai dan dapat diidentifikasi secara jelas.
d. Organisasi Organisasi yaitu menggabungkan beberapa nilai yang berbeda-beda,
menyelesaikan konflik di antara nilai-nilai tersebut, serta membangun sistem nilai yang konsisten secara internal. Oleh karena itu, penekanannya
berada pada membandingkan, menghubungkan dan mensintesiskan nilai tersebut. Hasil belajar untuk level ini berkenaan dengan konseptualisasi nilai
atau pengorganisasian sistem nilai. e. Pembentukan pola
Pada level ini, seseorang sudah mempunyai sistem nilai yang mengendalikan perilakunya dalam waktu yang cukup lama sehingga
membentuknya menjadi sebuah karakter gaya hidup. Hasil belajar pada
Universitas Sumatera Utara
level ini meliputi rentang aktivitas yang banyak, tetapi yang pokok dapat terlihat pada perilaku yang sudah menjadi tipikal atau karakternya.
3. Tingkat Psikomotorik Ranah psikomotorik menonjol pada gerakan-gerakan jamaniah yang terdiri atas
tujuh tingkatan, yaitu : a. Persepsi
Level persepsi berkenaan dengan penggunaan organ indra untuk menangkap isyarat yang membimbing aktivitas gerak terjadi penerjemahan dari
persepsi isyarat ke tindakan. b. Kesiapan
Menunjukkan pada kesiapan untuk melakukan tindakan tertentu. Perangkat ini meliputi perangkat mental, fisik, dan emosi yang siap untuk bertindak.
c. Gerakan terbimbing Gerakan terbimbing merupakan peniruanpengulangan suatu perbuatan yang
telah di demonstrasikan oleh instruktur. Dan level ini merupakan tahapan awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks.
d. Gerakan terbiasa Level gerakan ini berkenaan dengan kinerja dimana respon mahasiswa telah
menjadi terbiasa dan gerakan-gerakan dilakukan dengan penuh keyakinan dan kecakapan.
e. Gerakan kompleks Merupakan gerakan yang sangat terampil dengan pola-pola gerakan yang
sangat kompleks. Keahliannya terindikasi dengan gerakan yang cepat,
Universitas Sumatera Utara
lancar, akurat dan menghabiskan energi yang minimum. Kategori ini meliputi kemantapan gerakan dan gerakan otomatik gerakan dilakukan
dengan rileks dan kontrol otot yang bagus. f. Gerakan pola penyesuaian
Merupakan keterampilan yang dikembangkan dengan baik sehingga seseorang dapat memodifikasi pola-pola gerakan untuk menyesuaikan
tuntutan tertentu atau menyesuaikan pada situasi tertentu. g. Kreativitas
Level terakhir ini menunjuk kapada penciptaan pola-pola gerakan baru untuk menyesuaikan situasi tertentu atau problem khusus. Hasil belajar ini
menekankan kreativitas yang didasarkan pada keterampilan yang hebat.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Konseptual