54
BAB III ANALISIS DAMPAK PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET
3.1 Pengelolaan Tata Ruang Perkotaan di Kecamatan Rantau Utara
Melalui dokumen hasil rencana Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kabupaten Labuhan Batu tahun 2013, Kecamatan Rantau Utara dan Kecamatan Rantau Selatan
diarahkan menjadi pusat perkotaan di Kabupaten Labuhan Batu. Hasil Rencana ini akan dijadikan acuan pembangunan perkotaan dalam dua puluh tahun ke depan. Hal
ini terjadi karena memang sudah sejak dahulu Kecamatan ini berfungsi sebagai pemukiman warga yang disertai dengan padatnya kegiatan aktivitas sosial, ekonomi
dan budaya. Melalui program Rencana Tata Ruang Kota Rantauprapat, setiap kecamatan sudah diproyeksikan sesuai dengan kondisinya masing-masing sebagai
pusat pelayanan kota. Melihat bahwa perencanaan Kecamatan Rantau Utara yang diproyeksikan
sebagai pusat pelayanan kota, menjadi tidak koheren jika masih terdapat pengusahaan sarang burung walet yang masih beroperasi. Melihat bahwa status Kecamatan Rantau
Utara yang didukung oleh fasilitas pelayanan kota, peran lingkungan seharusnya dapat maksimal mendukung kelangsungan aktivitas perkotaan. Lingkungan harus
dapat menyediakan ketenangan dan kenyamanan, di mana hal tersebut tidak akan terwujud kalau pengusahaan sarang burung walet masih ada. Di tambah lagi,
pengusahaan itu juga sudah terbukti membawa dampak yang merugikan lingkungan.
55 Pusat Pelayanan Kota I dengan luas 577,11 Ha, meliputi Kecamatan Rantau
Utara yang terdiri dari Kelurahan Rantauprapat, Kelurahan Cendana, Kelurahan Kartini, Kelurahan Siringo-ringo dan Kelurahan Binaraga. Fungsi utama PPK I
sebagai pusat kegiatan perdagangan dan jasa skala regional dan kawasan sepadan aliran sungai water front. Fungsi ini didukung oleh kegiatan jasa komersial,
perbankan, pelayanan umum dan sosial, kawasan permukiman tinggi, pasar grosir skala kota, sarana olahraga skala regional, taman kota RTH dan hutan kota RTH.
46
Sub Pusat Pelayanan Kota I A dengan luas 565,47 Ha, pusat pelayanannya direncanakan di Kecamatan Rantau Utara yang meliputi Kelurahan Sirandorung dan
Kelurahan Padang Bulan. Fungsi utama SPPK I A sebagai pengembangan pusat perdagangan dan jasa skala regional, dan terminal skala regional.Fungsi ini didukung
oleh kegiatan permukiman tinggi, pasar grosir skala regional, jalur Saluran Udara Tegangan Tinggi SUTET dan RTH jalur hijau jalan.
Pada kawasan ini, justru paling banyak terdapat ruko pengusahaan sarang burung walet. Terutama pada Kelurahan Cendana pada Jalan Sanusi, terdapat sekitar
30-an ruko walet yang tersebar sepanjang jalan. Memang bisa dikatakan bahwa pada jalan ini merupakan area yang didominasi oleh usaha walet sejak dahulu.Masyarakat
pada Jalan Sanusi ini didominasi oleh suku tionghoa.Ruko-ruko walet pada kawasan ini ada yang memang bertempat tinggal dan ada juga yang tidak ditinggali manusia.
47
46
Rencana Tata Ruang Kota Rantauprapat Tahun 2013 Bab III, hlm 1
47
Ibid
56 Pada kawasan ini, ruko walet tidak terlalu banyak.Hal tersebut disebabkan
kawasan ini merupakan kawasan padat aktivitas masyarakat.Mulai dari pasar tradisional, pabrik pengolahan sawit, dan terminal skala regional dan kawasan jalur
lintas sumatera jalinsum. Ruko walet tetap masih tetap dijumpai pada jalanan gang Kampung Sawah, yang beroperasi jauh dari kebisingan lalu lalang kendaraan yang
melintas di jalur lintas sumatera. Sub Pusat Pelayanan Kota I B dengan luas 1.036,95 Ha, pusat pelayanannya
direncanakan di Kecamatan Rantau Utara yang meliputi Kelurahan Padang Matinggi dan Kelurahan Aek Paing. Fungsi utama SPPK I B sebagai pengembangan
perkantoran, pengembangan jaringan jalan lingkar utara dan pengembangan kawasan sepadan aliran sungai water front. Fungsi ini didukung oleh kegiatan permukiman
sedang sampai dengan tinggi, perdagangan dan jasa serta pelayanan fasilitas umum dan sosial, komplek militer, sarana olah raga skala regional, kawasan sepadan kereta
api RTH dan RTH jalur hijau jalan.
48
48
Ibid, hlm 2
Kawasan ini merupakan kawasan pengembangan aliran sungai, terdapat kegiatan pertambangan pasir.Sebagaimana kegiatan ini menimbulkan suara yang
besar, maka kegiatan walet kurang cocok pada kawasan ini. Pada kawasan ini, hanya dijumpai lima ruko walet yang berdiri dekat dengan sungai. Ruko walet ini berdiri
berdampingan tiga lantai, juga beroperasi berdampingan dengan perumahan warga.
57
TABEL 3.1 RENCANA PEMBAGIAN PUSAT PELAYANAN KOTA, SUB PUSAT
PELAYANAN KOTA DAN PUSAT LINGKUNGAN
No .
WILAYAH PELAYANAN
WP CAKUPAN
WILAYAH KELURAHAN
PUSAT FUNGSI WILAYAH
1 PPK I
Kecamatan Rantau Utara
Rantauprapat, Cendana, Kartini,
Siringo-ringo dan Binaraga.
Kelurahan Cendana
Pusat kegiatan kawasan perdagangan dan jasa
regional, dan kawasan sepadan aliran sungai
water front.
2 PPK II
Kecamatan Rantau Selatan
Sigambal, Perdamean, Ujung
Bandar dan Sidorejo. Kelurahan
Sigambal Pusat kegiatan kawasan
perdagangan dan jasa skala kota dan kawasan
pemerintahan.
3 PPK III
Kecamatan Rantau Selatan
Sioldengan dan Bakaran Batu
Kelurahan Sioldengan
Pusat kegiatan kawasan pelayanan kesehatan,
pendidikan, perdagangan
dan jasa skala kota, dan kawasan sepadan aliran
sungai water front.
4 SPPK I A
Kecamatan Rantau Utara
Sirandorung dan Padang Bulan
Kelurahan Padang
Bulan Pengembangan pusat
perdagangan dan jasa skala regional, dan terminal
skala regional.
5 SPPK I B
Kecamatan Rantau Utara
Padang Matinggi dan Aek Paing
Kelurahan Padang
Matinggi Pengembangan
perkantoran, pengembangan jaringan
jalan lingkar utara dan pengembangan kawasan
sepadan aliran sungai water front.
6 SPPK I C
Kecamatan Rantau Utara
Pulo Padang Kelurahan
Pulo Padang Pengembangan jaringan
jalan lingkar utara dan pengembangan kawasan
sepadan aliran sungai water front.
7 SPPK II A
Kecamatan Lobusona
Kelurahan Lobusona
Pengembangan permukiman, perdagangan
58 Sesuai dengan perencanaan pusat perkotaan di Kecamatan Rantau Utara yang
merupakan kawasan padat pemukiman penduduk serta merupakan pusat pelayanan perkotaan, kecamatan ini akan diposisikan sebagai pusat lingkungan di Kota
Rantauprapat. Menilik bahwa Kecamatan Rantau Utara didukung oleh kegiatan jasa komersial, perbankan, pelayanan umum dan sosial, kawasan permukiman KWT
tinggi, pasar grosir skala kota, sarana olahraga skala regional, taman kota RTH dan hutan kota RTH. Sudah dapat dipastikan bahwa dengan adanya kegiatan usaha
sarang burung walet di Kecamatan Rantau Utara akan berakibat fungsi-fungsi perkotaan menjadi terganggu.
Pengakuan dari Bapak A. Sitanggang bahwa sudah sejak lama pengusahaan walet ini berkembang di Rantauprapat, tetapi tidak pernah ada dampak positif yang
pernah didapat masyarakat Labuhan Batu. Melalui wawancara, beliau mengatakan: “Usaha walet di Rantauprapat ini sebenarnya sudah sejak lampau sudah ada
dan banyak. Bahkan dulu, di sebelah kantor polisi lalu lintas di tengah kota itu, ada ruko walet. Itu sekitar tahun 2002, walet masih mahal-mahalnya, rukonya
Rantau Selatan dan jasa skala kota.
8 SPPK II B
Kecamatan Rantau Selatan
Danobale Kelurahan
Danobale Pengembangan kawasan
industri, pergudangan dan pengembangan jaringan
jalan lingkar utara.
9 SPPK III A
Kecamatan Rantau Selatan
Urung Kompas Kelurahan
Urung Kompas
Pengembangan kawasan peternakan, perikanan,
kawasan sepadan aliran sungai water front dan
pengembangan jaringan jalan lingkar utara.
Sumber : Dokumen Hasil Rencana Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Labuhan Batu Tahun 2013.
59 pun meledak, bertambah terus. Itulah yang terjadi di Jalan Sanusi, awalnya itu
kawasan tidak ada ruko bertingkat, lalu sekitar tahun 2003 atau 2004, barulah banyak pembangunan ruko-ruko walet di Rantauprapat ini. Kalau pengaruh,
kita bisa lihat sendiri sebenarnya, fungsi kawasan perkotaan menjadi terganggu. Sebagaimana hasil rencana tata ruang kita, Kecamatan Rantau
Utara ini akan diproyeksikan sebagai pusat pelayanan kota karena memang pada kecamatan ini banyak perkantoran pemerintah maupun swasta. Jadi kalau
berbicara tentang tata ruang di Kecamatan Rantau Utara ini sudah jelas, fasilitas perkotaan merupakan tujuan tata ruang kita. Dan dengan banyaknya
ruko walet di Kecamatan ini akan menimbulkan tata ruang yang kurang efektif. Daya dukung perkotaan akan mengalami kemerosotan. Ditambah lagi,
sepengetahuan saya, bisnis walet itu ternyata kurang efektif retribusinya.”
49
Dalam upaya menyusun strategi pembangunan berwawasan lingkungan tentunya diperlukan dua pendekatan pokok, yakni pendekatan teknologis dan
pendekatan politis.Pendekatan teknologis mengarah pada pengembangan teknik- teknik baru untuk membuat lingkungan tidak lagi sebagai obyek, namun menjadikan
lingkungan sebagai tujuan pembangunan.Pendekatan politis mengarah pada upaya membawa pembangunan di Indonesia benar-benar berwawasan lingkungan, tanpa
dihambat oleh pengaruh ideologi lama. Jika kedua pendekatan ini gagal, maka Sebagai Pusat Pelayanan Kota I, Kelurahan Cendana, Kartini, Siringo-ringo,
dan Binaraga, berfungsi sebagai pusat kegiatan kawasan perdagangan dan jasa regional, dan kawasan sepadan aliran sungai water front. Kawasan ini didominasi
oleh kawasan jalanan perkotaan yang disertai dengan kawasan perdagangan pertokoan, hal ini menunjukkan bahwa kawasan ini memiliki jam kesibukan yang
tinggi disertai dengan aktivitas rutinitas perkotaan.Keberadaan usaha sarang burung walet justru banyak berdiri di kawasan ini, terutama di Kecamatan Cendana.
49
Hasil wawancara dengan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Labuhan Batu pada tanggal 15-06-15, pukul 09.30 WIB di kantor Dinas CKTR Kabupaten Labuhan Batu
60 pembangunan berwawasan lingkungan hanya akan sampai ke tingkat slogan yang
tidak mempunyai makna berarti.
50
“Kita harus melihat dulu, sejak awal, pemerintah memang tidak memberikan kebijakan pasti terhadap usaha walet di Rantauprapat ini.Semua orang bebas
mendirikan ruko walet meskipun hanya bermodal IMB.Tetapi, setelah itu, mereka tidak melaporkan kegiatan mereka.Kami mencoba mengusulkan untuk
dilarang untuk usaha walet di Rantauprapat ini, nanti di rapat dengan SKPD dan Bupati. Usaha walet sebenarnya lebih bagus diletakkan di kecamatan lain,
mengingat Rantau Utara ini kawasan pusat perkotaan. Seperti kecamatan Pangkatan, yang dipinggir sanalah.”
Melalui kebijakan tata ruang ini, pemerintah sebenarnya sudah menentukan arah pembangunan perkotaan Kabupaten Labuhan Batu dengan tujuan mewujudkan
kelangsungan aktivitas perkotaan guna meningkatkan kualitas hidup perkotaan yang bermuara kepada kesejahteraan bersama. Menjadi tidak sejalan ketika tata ruang
perkotaan yang sudah diproyeksikan oleh pemerintah sepertinya tidak berjalan dengan mulus, maraknya pengusahaan sarang burung walet merupakan alasannya.
Pada akhirnya, kebijakan tata ruang tadi hanyalah sebuah pajangan saja. Pengusahaan sarang burung walet yang tidak diatur dalam suatu peraturan yang tegas, melahirkan
ketidakjelasan dalam bisnis ini. Penegasan akan ketidaktegasan pemerintah Kabupaten Labuhan Batu juga
dinyatakan oleh Bapak A. Sitanggang melalui wawancara:
51
50
Fuad Amsyari. 1996. Membangun Lingkungan Sehat Menyambut Lima Puluh Tahun Indonesia Merdeka.hlm 6
51
Hasil wawancara dengan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Labuhan Batu pada tanggal 15-06-15, pukul 09.30 WIB kantor Dinas CKTR Kabupaten Labuhan Batu
61 Berlanjut dampaknya terhadap dampak ekonomi, sejak tahun 2000-an, di mana
pengusahaan ini sangat-sangat marak. Di tengah perkotaan, bahkan di sebelah kantor polisi lalu lintas Labuhan Batu, pengusahaan ini merajalela. Kegiatan ini sudah sejak
lama mengeksploitasi lingkungan, tanpa disertai dengan peraturan yang jelas. Berimbas pada keuntungan sepihak yaitu pengusaha sarang burung walet tanpa
diikuti dengan pengutipan pajak yang jelas. Semua orang bebas untuk membuka bisnis ini, dengan hanya bermodalkan sertifikat Izin Mendirikan Bangunan IMB,
hasilnya kerusakan lingkungan yang tercipta melalui kegiatan walet ini hanya menguntungkan pihak pengusaha saja dan tidak disertai dengan pembangunan
perekonomian di daerah. Sayangnya, banyak negara berkembang lebih mengutamakan masalah ekonomi
dari masalah lingkungan, yang kemudian membuat ditelantarkannya kepentingan lingkungan sehingga lingkungan di negara tersebut berada dalam keadaan porak-
poranda, terkuras sumber daya alamnya dan tercemar habitatnya. Dampak dari kerusakan lingkungan seperti itu menjadi semakin jelas dialami tatkala pembangunan
yang berorientasi pertumbuhan ekonomi itu berjalan semakin panjang, sampai berpuluh-puluh tahun.
52
Hal ini terus berlanjut sampai saat ini, belum adanya reaksi yang berarti dari pemerintah Kabupaten Labuhan Batu atas kemerosotan kualitas lingkungan yang
sudah berlangsung selama lebih dari dua dekade.Seharusnya, melalui kebijakan perencanaan tata ruang perkotaan, pemerintah sudah bisa menertibkan pengusahaan
52
Ibid. hlm v
62 sarang burung walet. Guna dapat mewujudkan pembangunan yang berwawasan
lingkungan tanpa mengorbankan kesejahteraan ekonomis yang adil dan merata. Mengingat begitu vitalnya fungsi perkotaan yang merupakan tempat konsentrasi
penduduk dan mengingat vitalnya peranan lingkungan dalam kelangsungan kehidupan manusia dan pembangunan daerah.
3.2 Pencemaran Lingkungan di Kecamatan Rantau Utara