9
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1.
Secara teoritis, penelitian ini merupakan salah satu kajian ilmu politik yang membahas tentang kebijakan terhadap lingkungan di kota Rantauprapat,
sehingga dapat memberikan kontribusi dalam ilmu politik tentang kajian politik lingkungan
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi kepada
masyarakat mengenai program dan kebijakan pengolahan lingkungan serta menjadi bahan kajian akademisi sebagai pembelajaran politik lingkungan.
3. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat mengembangkan kemampuan berpikir,
memperluas wawasan kajian ilmu politik lingkungan, serta melihat penerapan-penerapan konsep politik lingkungan di daerah.
1.5 Kerangka Teori dan Konsepsional
1.5.1 Teori Kebijakan Publik
Easton memberikan pengertian kebijakan publik sebagai pengalokasian nilai-nilai kekuasaan untuk seluruh masyarakat yang keberadaannya mengikat.
Sehingga cukup pemerintah yang dapat melakukan sesuatu kepada masyarakat dan tindakan tersebut merupakan bentuk dari sesuatu yang dipilih oleh
pemerintah yang merupakan bentuk dari pengalokasian nilai-nilai kepada masyarakat.
8
8
Hessel Nogi S. Tangkilisan, 2003. Kebijakan Publik Yang Membumi, Yogyakarta : YPAPI. hlm 2
Bahwa dengan adanya pemerintahan yang berkuasa, maka disana
10 ada kebijakan yang mengikat masyarakatnya. Terlepas dari dampak yang
ditimbulkan dari kebijakan itu, pemerintah berhak untuk menjalankannya atau tidak.
Menurut Charles O. Jones 1997, kebijakan terdiri dari komponen- komponen sebagai berikut:
1. Goal, tujuan yang diinginkan,
2. Plans, pengertian yang spesisifik untuk mencapai tujuan,
3. Decision, tindakan-tindakan untuk menentukan tujuan, membuat rencana,
melaksanakan dan mengevaluasi program, 4.
Effect, akibat-akibat dari program baik disengaja atau tidak, primer atau sekunder.
9
Hubungan yang berlangsung antara pemerintah dengan masyarakat adalah melalui kebijakan, setiap keputusan-keputusan pemerintah untuk memecahkan
masalah yang ada di masyarakat. Jones juga menambahkan bahwa kebijakan publik merupakan sebuah kesinambungan kegiatan pemerintah di masa lalu
dengan melakukan perubahan sedikit demi sedikit. Tidak semua masalah akan menjadi masalah publik, dan tidak semua masalah akan menjadi isu, serta tidak
semua isu menjadi agenda pemerintah. Beberapa tipe dari peristiwa dan isu yang penting dalam konteks politik, meliputi:
9
Ibid. hlm 3
11 1.
Peristiwa, kegiatan-kegiatan manusia atau alam yang dipandang memiliki konsekuensi pada kehidupan sosial
2. Masalah, kebutuhan-kebutuhan atau keinginan-keinginan manusia yang
harus diatasi atau dipecahkan 3.
Masalah umum, kebutuhan manusia yang tidak dapat ddipecahkan secara pribadi
4. Isu, masalah publik yang bertentangan satu sama lain atau masalah publik
yang diperdebatkan 5.
Area isu, sekelompok masalah-masalah publik yang saling bertentangan. Dalam hubungannya dengan manusia lain, perbuatan manusia mempunyai
akibat bagi yang lain, sehingga untuk itu perlu diadakan pengontrolan dari manusia masyarakat itu sendiri. Apabila hasil dari pengontrolan itu terbatas,
maka inilah yang disebut “masalah pribadi”, sedang bila hasilnya luas, maka disebut “masalah publik”
10
Kesalahan utama dari paradigma neoinstitusionalisme pada dasarnya terletak pada pengabaian terhadap relasi kuasa dalam teritori politik tertentu dan
mengalihkannya hanya pada persoalan pilihan rasional dan teknokrasi.Padahal, perlu dicatat bahwa persoalan sebenarnya bukan saja pada persoalan kebijakan-
kebijakan tepat manakah yang perlu diambil rational choice tapi pada perebutan kepentingan antar kekuatan sosial—sesuai dengan entitas aslinya—
yang merupakan bentuk khusus pendistribusian kekuasaan. Logika yang anti-
10
Ibid. hlm 5
12 politik, secara implisit menuju logika anti-demokrasi—artinya perspektif
neoinstitusionalis—hanya menerima demokrasi sejauh para teknokrat dapat menjalankan kebijakan-kebijakan yang diambilnya dengan baik, tanpa
menyertakan kepentingan-kepentingan kelompok lain atas nama good governance. Lebih ringkasnya, neoinstitusionalisme mereduksi politik hanya
pada persoalan pilihan rasional dan teknokrasi, yang abai terhadap perebutan kekuasan yang menyejarah dan spesifik.
11
1.5.2 Konsep Politik Lingkungan