Ancaman Kesehatan di Kecamatan Rantau Utara

76 memang belum pernah terdapat kasus penyakit, akan tetapi dapat disimpulkan bahwa kenyamanan sebuah rumah tempat tinggal tidak akan didapat ketika manusia dan walet tinggal bersama.

3.4 Ancaman Kesehatan di Kecamatan Rantau Utara

Kondisi lingkungan Kota Rantauprapat yang pada saat ini dibanjiri oleh ruko pengusahaan sarang burung walet sudah pasti juga akan mengakibatkan kestabilan dan keharmonisan ekologi menjadi rusak yang mengarah kepada terganggunya kehidupan seluruh ekosistem. Hal ini dibuktikan dengan ketidaknyamanan yang dirasakan di lingkungan yang banyak berdiri pengusahaan sarang burung walet. Selain polusi suara, ketidaknyamanan lainnya dapat ditimbulkan dari lalu lalangnya burung walet di udara pemukiman warga, sebagaimana perilaku burung walet yang suka berterbangan bebas di udara. Pada masyarakat modern, dengan kemajuan proses pemikiran manusia, maka bentuk lingkungan alamiah tersebut menjadi berubah. Kemudian di dalam lingkungan ini akan terjadi suatu bentuk ekosistem baru, yang bersifat kurang keanekaragamannya karena selalu diselaraskan dengan kebutuhan atau keinginan satu makluk saja, yaitu manusia. Sebuah hutan yang berisi beribu-ribu macam spesies tanaman dan binatang, dengan menggunakan alat-alat berat yang digerakkan oleh satu atau beberapa tenaga kerja, kemudian diubah menjadi sawah yang hanya ditanami satu macam tanaman, dengan beberapa macam binatang seperti ternak, ikan dan semacamnya. Keadaan baru ini jelas amat berbeda bila dibandingkan dengan 77 keadaan asal mulanya. Oleh karena itu, di dalam lingkungan semacam ini interaksi ekologis yang harmonis menjadi rusak sehingga kestabilan kehidupan secara menyeluruh dari ekosistem tersebut menjadi terganggu. 63 “Kalau melihat dari indikator kesehatan lingkungan kita, sebenarnya kita bisa lihat bahwa tidak ada hubungannya kesehatan lingkungan dengan usaha walet.Tapi kalau kita kaji lagi, sebenarnya bisa jadi ada hubungannya.Saya yakin, daerah tempat ruko-ruko walet itu belum tentu steril dari gangguan penyakit.Kita sendiri juga tidak tahu bagaimana kondisi di dalam ruko itu.Apakah di dalam itu tempat bersarang dan perkembangbiakan nyamuk, kita belum teliti itu.Tapi memang sejauh ini, usaha walet di sini belum ada dampaknya terhadap kesehatan.” Melalui wawancara, Dinas Kesehatan menyatakan: 64 “Sebenarnya ya, tak ada limbahnya walet ini. Kotoran walet itu seperti abu. Kalau kita pegang itu, persis kayak abu, langsung habis di remas. Kotorannya Terjadi pembiaran dari Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhan Batu terkait ancaman kesehatan yang sewaktu-waktu mengintai atas pengusahaan sarang burung walet di Kota Rantauprapat. Dari hasil wawancara, tampak bahwa kegiatan pengusahaan sarang burung walet sebagai sesuatu yang tidak berdampak terhadap kesehatan lingkungan. Hal tersebut sangat menguatkan argumentasi bahwa lemahnya posisi tawar politik lingkungan di daerah yang hanya mementingkan sumber daya alam ketimbang eksistensi lingkungan tersebut. Pengakuan Bapak Muksin, selaku pakar dan pengusaha sarang burung walet, bahwa: 63 Fuad amsyari, 1996.Membangun Lingkungan Sehat Menyambut Lima Puluh Tahun Indonesia Merdeka.Airlangga University Press. hlm 9 64 Hasil wawancara dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhan Batu pada 25-06-15, pukul 10.15 WIB di kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhan Batu 78 pun hanya ada di ruko itu saja, mana mau dia hinggap-hinggap. Kalaupun ada, jarang lah itu. Biasanya kami waktu panen lah membersih-bersihkan tempat walet itu, kotorannya dikumpulkan terus dimasukkan ke goni. Itu biasanya kami buang ke Tempat Pembuangan Sampah yang di Perlayuan. Sekalian, mengganti air di ember-ember itulah. Dampaknya sebenarnya tidak ada. Paling cuma kebisingan saja dari suara pemancing itu. Itupun, kan sudah kita atur jam- jamnya. Jam 20.00 WIB itu rata-rata udah mati semua itu ruko walet. Tapi memang kalau di jalan Sanusi itu, 24 jam itu. Karena disitu lah ruko walet paling banyak. Kalau pencemaran udara atau air, hanya sedikit saja. Karena walet mau sesekali keluar untuk mencari makanan di sungai atau kolam-kolam, waduk. Kalau dampak kesehatan sejauh ini tidak pernah ada kasus. Malah orang-orang yang memanen sarang burung walet tidak pernah ada sakit apapun. Apalagi, banyak juga ruko walet itu ditinggali oleh yang punya di bawahnya. Jadi soal kesehatan itu tidak ada gangguan.” 65 Substansi kedua dari politik-ekonomi adalah politik pertanahan dan sumber daya alam.Pengelolaan pertanahan dan sumber daya alam secara adil dan dengan akses yang terbuka bagi publik—terutama pengusaha kecil, menengah dan koperasi. Masalah tanah merupakan modal produksi utama bagi pengusaha di sektor mana pun pertanian, industri, jasa, dan sebagainya. Politik pertanian dan politik industri akan menjadi lebih adil jika aspek dasar dalam pengelolaan pertanahan dan sumber daya alam bersifat adil pula. Selama ini, tanah diperlakukan sebagai komoditas ekonomi, yang dapat dispekulasi untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya. 66 Kondisi sumber daya alam Kota Rantauprapat yang mengalami penghisapan secara terus menerus ini bermuara pada lemahnya posisi tawar politik lingkungan, yang disebabkan oleh kekuatan politik ekonomi yang dijadikan sebagai poros utama dalam pembangunan daerah. Tanah ataupun sumber daya alam diperlakukan sebagai 65 Hasil wawancara dengan Pak Muksin, Pengusaha Walet. Pada 11-06-15, pukul 18.45 WIB di kediaman Bapak Muksin 66 Didik J. Rachbini. 2001. Analisis Kritis Ekonomi Politik Indonesia. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. hlm 103 79 komoditas ekonomi yang tidak memerlukan pelestarian ataupun pembaharuan. Sehingga pada akhirnya, lingkungan akan mengalami gangguan yang mengarah kepada lahirnya gangguan kesehatan bagi masyarakat di lingkungan. Perlu digarisbawahi bahwa laporan pembangunan suatu wilayah umumnya hanya mengajukan jumlah benda atau materi yang akan dibangun dari tahun ke tahun tanpa pernah menghitung dan melaporkan berapa besar kekayaan daerahtanah air atau sumber daya alam yang sudah dihabiskan, dan berapa banyak orang yang telah diperas keringatnya dalam artian diberi gaji yang hanya untuk bernapas belaka dalam suatu proses produksi yang berlimpah keuntungan ekonomisnya. 67 Mengingat pentingnya dampak kesehatan dari pencemaran lingkungan, maka sudah saatnya dilakukan uji dampak kesehatan secara menyeluruh di Indonesia sehingga dapat diperoleh nilai Baku Mutu Lingkungan BML pencemaran udara Pembangunan yang terjadi di Kota Rantauprapat berjalan tidak sesuai dengan pola pembangunan berwawasan lingkungan. Pasalnya, kegiatan usaha walet berjalan tidak dibarengi dengan kebijakan yang jelas, mulai dari izin pengusahaan, penelitian tentang kesehatan lingkungan, serta pengutipan retribusi guna melihat potensi pendapatan daerah. Pengusahaan ini terkesan berjalan secara eksklusif, pemerintah bertahan dengan kebijakan yang belum jelas, sementara kegiatan terus berjalan memperkaya pengusaha dan mengakibatkan kemerosotan kualitas kesehatan lingkungan. 67 Fuad amsyari, 1996.Membangun Lingkungan Sehat Menyambut Lima Puluh Tahun Indonesia Merdeka.Airlangga University Press. hlm 24 80 yang lebih disesuaikan dengan kondisi bangsa sendiri. 68 Kegawatan masalah lingkungan adalah berat ringannya masalah lingkungan ditinjau dari segi pengaruhnya terhadap kondisi penduduk yang akibatkan ancaman terhadap kondisi kesehatan penduduk pada daerah tertentu. Umumnya gangguan kesehatan oleh masalah lingkungan dibedakan dalam lima bentuk dasar yaitu, kematian, kesakitan, gangguan fungsi organcacat, gangguan produktivitas, dan gangguan kenyamanan. Di samping berbagai bentuk gangguan di atas, macam gangguan kesehatan dapat pula berupa gangguan akutmendadak karena timbul secara cepat, dan gangguan kronikmenahun karena berlangsung perlahan dalam waktu yang lama. Kematian dan beberapa macam keracunan adalah kejadian akut, sedangkesakitan seperti alergi, kanker, gangguan fungsi organ atau cacat merupakan proses kronik. Dengan demikian, setiap kegiatan ekonomis masyarakat dapat dikaji dampaknya. Sebagai bentuk perencanaan dan pengendalian, uji dampak kesehatan akan sangat bermanfaat pada penekanan jumlah penyakit yang disebabkan oleh suatu kegiatan pengusahaan. 69 No TABEL 3.5 JUMLAH KASUS 10 PENYAKIT TERBANYAK DI KABUPATEN LABUHAN BATU Jenis Penyakit Banyaknya Kasus 1. Penyakit kulit karena jamur 3.057 68 Ibid., hlm 89 69 Fuad Amsyari. 1992. Dasar-Dasar dan Metoda Perencanaan Lingkungan Pembangunan. Widya Medika. Jakarta. hlm 62 81 2. Penyakit lain pada saluran pernafasan bagian atas 8.908 3. Infeksi akut pada saluran pernafasan bagian atas 19.203 4. Penyakit pada otot dan jaringan pengikat 10.897 5. Diare 6.918 6. Penyakit kulit alergi 8.256 7. Infeksi penyakit usus yang lain 5.091 8. Penyakit kulit infeksi 5.360 9. Penyakit rongga mulut, kelenjar ludah, rahang 4.469 10. Penyakit tekanan darah tinggi 5.979 Jumlah 78.138 Sumber: Dinas Kesehatan Labuhan Batu Dari data statistik sepuluh penyakit terbanyak di Kabupaten Labuhan Batu mengindikasikan bahwa kesehatan lingkungan merupakan alasan terkuat bahwa penyakit-penyakit ini sangat banyak terjadi. Penyakit infeksi akut pada saluran pernafasan bagian atas ISPA mendapat predikat penyakit terlaris dengan jumlah kasus 19.203. Penyakit ini ditimbulkan oleh buruknya kualitas udara bersih yang dikonsumsi oleh warga, ditambah perilaku masyarakat yang tidak sehat. Diperparah lagi, penyakit ini merupakan jenis penyakit yang dapat tertular dengan bebas kepada siapa saja yang terkontaminasi dari objek yang mengidap penyakit ini. Melalui wawancara dengan Dinas Kesehatan terkait belum adanya pernah dilakukan penelitian tentang efek penyakit yang dapat ditularkan oleh walet, Bapak Lindung menyatakan: “Belum. Kita belum pernah buat penelitian semacam itu. Karena itu tadi, sejauh ini tidak ada pernah ketahuan dampaknya terhadap kesehatan di Labuhan Batu ini. Tapi bukan berarti saya menyimpulkan bahwa di Labuhan 82 Batu ini bebas dari penyakit-penyakit seperti penelitian LIPI itu. Tapi nanti kita akan cobalah koordinasi dulu dengan pihak-pihak terkait, SKPD-SKPD, untuk meneliti ini. Karena memang, kalau berbicara penyakit, dia bisa tidak tampak langsung, bisa saja dia berkembang di dalam dan pada waktunya baru ketahuan. Menurut data tentang 10 penyakit yang paling sering terjadi di Rantauprapat salah satunya tentang ISPA, alergi kult, diare. Kalau penyakit ISPA ini mencakup usia-usia sedang ke lanjut. Diduga penyebab utama penyakit ini karena kotornya udara yang dihirupnya, sehingga menimbulkan radang pernapasan. Nah, kalau sudah begini, ini dapat tertular kepada orang lain, ketika dia berkomunikasi, sekarang tergantung daya tahan tubuh orang saja. Kalau antibody-nya kuat biasanya tahan, kalau yang lemah biasanya tertular. Itu juga tergantung aktivitas dan pekerjaan juga. Biasanya, pekerja- pekerja lapangan, kuli, dan yang aktif merokok selama 30 tahun inilah yang sering mengidap penyakit ISPA ini. Kalau alergi kulit, diare, ini disebabkan kebersihan air, makanan maupun udara. Bisa jadi disebabkan oleh tidak sehatnya perilaku makanan, jajan sembarangan. Tapi sejauh ini, tidak pernah ada yang mengaku sakit ISPA ataupun alergi itu disebabkan dari ruko walet.” 70 Melihat akreditasi LIPI dan posisi Kabupaten Labuhan Batu yang sangat banjir akan pengusahaan sarang burung walet maka dirasa sangat mendesak untuk Dinas Kesehatan Labuhan Batu mengaku bahwa belum pernah ada kasus penyakit yang ditimbulkan dari pengusahaan sarang burung walet di Kota Rantauprapat, tetapi melihat penyakit ISPA yang menduduki peringkat pertama penyakit terbanyak, sepertinya perlu dilakukan kajian lebih lanjut atas penyebab penyakit ini. Sejalan dengan itu, perlu pembuktian bahwa penelitian yang pernah dilakukan oleh LIPI bahwa pengusahaan sarang burung walet yang berada di pemukiman warga akan berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat sekitar. LIPI menyatakan bahwa burung walet dapat mengantarkan virus, yang dapat menyerang otak, syaraf maupun penyakit lainnya. 70 Hasil wawancara dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhan Batu pada 25-06-15, pukul 10.15 WIB di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhan Batu 83 segera dilakukan penelitian yang serupa di Kabupaten Labuhan Batu. Hal ini mengingat status Kecamatan Rantau Utara sebagai kawasan pusat pelayanan kota, sudah pasti diperlukan perhatian yang lebih terhadap kesehatan lingkungan untuk menjaga kesinambungan aktivitas perkotaan. Penelitian serupa juga harus dilakukan Kabupaten Labuhan Batu dalam mengukur tingkat kebisingan suara usaha walet ini, mengingat kebisingan merupakan salah satu faktor yang dapat menghasilkan ketidaknyamanan serta memicu pada gangguan kesehatan lingkungan. 84 BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan