Business Process Reengineering BPR

artinya bagian lain tidak dapat mengerjakan hal lain selain hanya menunggu hasil dari tahap sebelumnya. Oleh karena itu, seringkali model ini berlangsung lama pengerjaannya. 3. Pada setiap tahap proses tentunya dipekerjakan sesuai spesialisasinya masingmasing. Oleh karena itu, ketika tahap tersebut sudah tidak dikerjakan, maka sumber dayanya juga tidak terpakai lagi. Oleh karena itu, seringkali pada model proses ini dibutuhkan seseorang yang “multi - skilled”, sehingga minimal dapat membantu pengerjaan untuk tahapan berikutnya. Pengembang sering melakukan penundan yang tidak perlu. Sifat alami dari siklus kehidupan klasik membawa kepada blocking state di mana banyak anggota tim proyek harus menunggu tim yang lain untuk melengkapi tugas yang saling memiliki ketergantungan. Blocking state cenderung menjadi lebih lazim pada awal dan akhir sebuah proses sekuensial linier.

3.3. Business Process Reengineering BPR

Business Process Reengineering BPR sangat diperlukan sebelum melakukan perancangan sistem informasi manajemen. BPR merupakan filosofi perbaikanpenyempurnaan. BPR bertujuan mencapai perbaikan- perbaikan langkah dalam kinerja dengan mendesain ulang proses-proses dimana organisasi beroperasi, memaksimumkan kandungan nilai tambahnya dan meminimumkan kandungan tidak bernilai tambah. Pendekatan ini dapat diterapkan untuk level proses individual maupun untuk organisasi secara keseluruhan Joe Peppard dan Philip Rowland, 1994. Universitas Sumatera Utara Gagasan BPR lebih dipopulerkan oleh Michael Hammer dalam artikelnya “Reengineering Work: Don’t Automate -Obliterate ”. Ia menyarankan bahwa organisasi perlu memikirkan ulang bisnisnya dengan mempergunakan kesempatan yang ditimbulkan oleh teknologi informasi baru. Ia memperkuat kembali pesan bahwa sebelum menerapkan teknologi informasi, pertama kali organisasi harus yakin bahwa prosesnya sudah benar. Hammer membantu mempromosikan pesan BPR ke seluruh dunia dan telah melakukan banyak hal untuk menjadikan topik tersebut sebagai perhatian semua level manajemen sampai level yang paling senior dalam bisnis. Otomatisasi aliran kerja berkaitan erat dengan BPR karena otomatisasi merupakan jenis khusus sistem komputer yang berusaha mengkoordinasikan berbagai aktivitas. Aliran kerja dimulai dengan memeriksa dokumen, formulir bisnis, dan informasi lain yang melewati jalannya menuju organisasi. Prosedur ini memperlambat aktivitas perusahaan dan menambah biaya. Rute baru dibangun dan satu sistem aliran kerja diinstal untuk membawa informasi dengan segera ke bagian yang tepat baik dalam bentuk gambar digital faktur atau surat elektronik dari pelanggan. Perangkat lunak aliran kerja membuat pergerakan dokumen menjadi otomatis, mengeliminasi kebutuhan orang untuk menetapkan siapa yang harus mendapatkan informasi berikutnya, mempersingkat waktu perjalanan, dan menghindari rute yang salah. Sistem tersebut dapat juga diprogram untuk mengirim dokumen sepanjang jalur berbeda, tergantung pada isinya. Universitas Sumatera Utara Sebagai salah satu contoh aliran kerja dapat dilihat pada Gambar 3.3. yaitu proses pengapalan dari suatu perusahaan. Pesanan diterima oleh wakil penjualan dari pelanggan, kemudian berlanjut melalui proses verifikasi, perakitanpersiapan pesanan, dan pengepakan kemudian pengiriman ke pelanggan. Gambar 3.3. Operasi Awal Jika sistem aliran kerja diinstalasi untuk mendukung proses yang ada, beberapa manfaat dapat diperoleh melalui aliran informasi yang lebih cepat dan menghindari input ulang tertentu dari data ke dalam komputer lokal melalui setiap tahap. Gambar 3.4. menjelaskan proses baru yang setiap tahapnya menggunakan sistem aliran kerja. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.4. Aliran Kerja yang Telah Dirancang Ulang

3.4. Persediaan