Hubungan Sistem Agribisnis Usahatani Padi Sawah Dengan Nilai Tukar Petani NTP

18 prasarana juga merupakan faktor yang menentukan kehidupan dan perkembangan sistem agribisnis tersebut.

2.1.4.4 Subsistem Penunjang

Subsistem jasa layanan pendukung atau kelembagaan penunjang agribisnis adalah semua jenis kegiatan yang berfungsi mendukung dan melayani serta mengembangkan kegiatan ketiga subsistem agribisnis yang lain. Lembaga-lembaga yang terlibat dalam kegiatan ini adalah penyuluhan, konsultan, keuangan, dan penelitian. Lembaga penyuluhan dan konsultan memberikan layanan informasi dan pembinaan teknik produksi, budidaya, dan manajemen. Lembaga keuangan seperti perbankan, modal ventura, dan asuransi memberikan layanan keuangan berupa pinjaman dan penanggungan risiko usaha khusus asuransi. Lembaga penelitian baik yang dilakukan oleh balai-balai penelitian atau perguruan tinggi memberikan layanan informasi teknologi produksi, budidaya, atau teknik manajemen mutakhir hasil penelitian dan pengembangan Downey, 1987.

2.1.5 Hubungan Sistem Agribisnis Usahatani Padi Sawah Dengan Nilai Tukar Petani NTP

Analisis usahatani menurut Soekartawi 1993 adalah mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada, secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan pada waktu tertentu. Disebut efektif jika petani produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki dengan sebaik- baiknya, serta dikatakan efisien apabila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan output yang melebihi input. Adapun tujuan usahatani adalah Universitas Sumatera Utara 19 memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya. Konsep memaksimumkan keuntungan adalah bagaimana mengalokasikan sumberdaya dengan jumlah tertentu seefisien mungkin untuk mendapatkan keuntungan maksimum. Sedangkan konsep meminimumkan biaya yaitu bagaimana menekan biaya sekecil-kecilnya untuk mencapai tingkat produksi tertentu. Adapun ciri-ciri usahatani di Indonesia adalah : 1. Sempitnya lahan yang dimiliki petani. 2. Kurangnya modal. 3. Pengetahuan petani yang masih terbatas serta kurang dinamis. 4. Masih rendahnya tingkat pendapatan petani. Sistem agribisnis dapat menjadi harapan dan jalan untuk mensejahterakan masyarakat pertanian selama pembangunan subsektor perekonomian ini selalu dibangun bersama petani danatau masyarakat perdesaan. Peran petani harus diekstensifikasi, sehingga tidak hanya terbatas pada kegiatan non- farm saja petani dan masyarakat perdesaan perlu ikut berpartisipasi dalam aktivitas subsistem agribisnis yang lain off-farm, tetapi tentu saja proses transisi ini akan mudah terjadi jika subsistem agribisnis dimaksud telah dirancang agar menjadi lebih sesuai dengan kapasitas teknis dan finansial petani dan masyarakat perdesaan dengan segala keterbatasannya. Pengembangan agribisnis usahatani yang mampu menjamin ketersediaan pangan, termasuk pangan alternatif, meningkatkan nilai tukar petani, serta meningkatkan daya beli masyarakat melalui pengembangan komoditas yang bernilai bisnis dan bernilai tambah yang tinggi, memerlukan upaya-upaya pengelolaan yang bijak dalam memenuhi justifikasi politik dalam pengembangan agribisnis. Universitas Sumatera Utara 20 Petani menghadapi kenaikan harga-harga barang kebutuhan lain yang harus dibeli, indikator yang dapat digunakan adalah melihat peranan sektor pertanian melalui petaninya yang mampu memupuk surplus produksi dari usahatani dengan melakukan investasi untuk meningkatkan teknik produksi. Surplus usahatani ini dapat diamati dari tingkat pendapatan dan tingkat profitabilitas usaha. Nilai tukar petani NTP yang merupakan perbandingan antara pendapatan dengan pengeluaran petani dalam menghasilkan satu macam produksi dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat profitabilitas kegiatan usahatani Sumodiningrat, 1990.

2.1.6 Penelitian Sebelumnya

Dokumen yang terkait

Analisis Perhitutungan Biaya Sumberdaya Domestik Komoditi Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

2 102 247

Akses Pangan Rumah Tangga Petani Padi Sawah Studi Kasus Di Desa Sempung Polding Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi

2 48 112

Analisis Model Pengelolaan Usaha Padi Sawah Berdasarkan Kepemilikan Lahan ( Studi Kasus: Desa Sukamandi Hilir,Kec.Pagar Merbau,Kab.Deli Serdang )

0 58 112

Beberapa Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Sikap Petani Padi Sawah Terhadap Kegiatan Penyuluhan Pertanian di Kabupaten Toba Samosir

0 29 113

Analisis Luas Lahan Mininmum Untuk Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Sawah Studi Kasus : Desa Cinta Damai.Kecamatan Percut Sei Tuan.Kabupaten Deli Serdang

16 122 101

Evaluasi Petani Terhadap Program Penyuluhan Pertanian Sl Ptt (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu): Hama Terpadu (Kasus : Petani Padi Sawah, Desa Paya Bakung, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

3 67 67

Tinjauan Program Penyuluhan Pertanian Petani Padi Sawah Di Wkpp Sei Beras Sekata, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang

11 126 106

Hubungan Tingkat Kosmopolitan Dengan Sikap Petani Padi Sawah Terhadap Kelompok Tani Di Kabupaten Deli Serdang. (Studi Hasil : Kelompok Tani Kampung Baru, Tani Jaya, Hotma Jaya, Desa Pasar Melintang, Kecamatan Lubuk Pakam)

3 44 87

Analisis Determinan Produksi Usaha Tani Padi Sawah Di Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat

3 60 99

Nilai Tukar Petani Padi Sawah di Sentra Produksi Padi Sawah (Studi Kasus: Desa Purwabinangun, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat)

1 10 198