68
dapat dimanfaatkan oleh sebagian besar anggota masyarakat. Terutama sekali usaha yang berskala kecil untuk mengembangkannya menjadi usaha berskala besar. Pada
gilirannya koperasi tersebut akan dapat dimanfaatkan sebagai lembaga gerakan ekonomi rakyat yang benar-benar mampu berperan dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan anggota dan masyarakat secara keseluruhan.
D. Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi di Indonesia
Keberadaan UMKMK sebagai bagian terbesar dari seluruh entitas usaha nasional merupakan wujud nyata kehidupan ekonomi rakyat Indonesia. Posisi seperti
itu seharusnya menempatkan peran UMKMK sebagai salah satu pilar utama dalam mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan, namun hingga kini perkembangannya
masih jauh tertinggal dibandingkan dengan pelaku ekonomi yang lain. Oleh karena itu pengembangan UMKMK harus menjadi salah satu strategi utama pembangunan
nasional yang pelaksanaannya diwujudkan secara sungguh-sungguh dengan komitmen bersama yang kuat serta didukung oleh upaya-upaya sistematis dan
konseptual secara konsisten dan terus -menerus dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat di tingkat nasional,
regional, maupun lokal. Barang tentu hal ini juga harus dibarengi dengan strategi pengembangan usaha besar dalam kerangka sistem ekonomi kerakyatan.
122
122
Ginandjar Kartasasmita, “Membangun Ekonomi Rakyat untuk Mewujudkan Indonesia Baru yang Kita Cita-citakan,” Bandung: pidato Disampaikan di depan Gerakan Mahasiswa Pasundan
Bandung, 27 September 2001, hlm. 3.
69
Pengembangan UMKMK menjadi komponen penting bagi program pembangunan nasional untuk meletakkan landasan pembangunan sistem ekonomi
kerakyatan yang berkelanjutan dan berkeadilan. Proses dan cara untuk mencapai tujuan pembangunan tersebut sangat penting, terutama melalui upaya penguatan
kelembagaan dan peningkatan kapasitas. Pendekatan demikian diharapkan lebih menjamin terwujudnya perekonomian yang lebih adil dan merata, berdaya saing
dengan basis efisiensi di berbagai sektor dan keunggulan kompetitif untuk memenangkan persaingan global, berwawasan pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan hidup yang lestari, dengan partisipasi masyarakat yang lebih menonjol dan desentralisasi pembangunan untuk meningkatkan kapasitas dan memaksimalkan
potensi daerah, serta bersih dari KKN Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
123
Usaha mikro kecil menengah dan koperasi memiliki peluang untuk terus berkembang. Perkembangan UMKMK di Indonesia masih terhambat sejumlah
persoalan. Beberapa hal yang masih menjadi penghambat dalam pengembangan UMKMK ditinjau dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal UMKMK,
dimana penanganan masing-masing faktor harus bersinergi untuk memperoleh hasil yang maksimal, yaitu :
124
123
Ibid.
124
Edy Suandi Hamid, “Pengembangan UMKM untuk Meningkatkan Perekonomian Daerah,” Purworejo: disampaikan pada Simposium Nasional: Menuju Purworejo Dinamis dan
Kreatif, 2010, hlm. 3.
70
1.
faktor Internal : merupakan masalah klasik dari UMKMK yaitu lemah dalam segi permodalan dan segi manajerial kemampuan manajemen, produksi, pemasaran
dan sumber daya manusia;
2.
faktor Eksternal : merupakan masalah yang muncul dari pihak pengembang dan pembina UMKMK, misalnya solusi yang diberikan tidak tepat sasaran, tidak
adanya monitoring dan program yang tumpang tindih antar institusi. Secara rinci Kementerian Koperasi dan UMKM mengemukakan
permasalahan yang ada pada koperasi dan UMKMK adalah sebagai berikut :
125
1. Terbatasnya akses, kapasitas dan kemampuan Koperasi untuk mengenali,
memanfaatkan dan mengembangkan sumberdaya produktif. 2.
Rendahnya produktivitas mengakibatkan lemahnya daya saing UMKMK. 3.
Rendah kualitas kelembagaanformalisasi usaha. 4.
Rendahnya penguasaan dan pemanfaatan teknologi secara produktif, efektif dan efisien.
5. Lemahnya entrepreneurship dan kualitas sumber daya manusia SDM.
6. Hambatan otonomi daerah peraturan daerah, struktur organisasi.
7. Belum tersedianya tenaga penyuluh koperasi.
Melihat hambatan-hambatan yang akan mengurangi atau menurunkan performa dari koperasi dan UMKMK, perlu adanya usaha pengembangan dari
125
Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, “Kebijaksanan dan Program Kementrian Koperasi dan UKM yang Mendukung Program
Kewirausahaan Masyarakat,” Bandung: disampaikan pada Seminar Nasional di Bandung, 2010, hlm. 2.
71
pemerintah untuk menghilangkan hambatan-hambatan tersebut. Secara nyata, pemerintah telah menetapkan kebijakan pengembangan koperasi dan UMKMK dalam
UU UMKM. Dalam Bab VI Pasal 16 sampai dengan Pasal 20 mengatur bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah memfasilitasi pengembangan usaha dalam
bidang: 1.
Pengembangan produksi dan pengolahan, dilakukan dengan cara: a.
meningkatkan teknik produksi dan pengolahan serta kemampuan manajemen bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
b. memberikan kemudahan dalam pengadaan sarana dan prasarana, produksi dan
pengolahan, bahan baku, bahan penolong, dan kemasan bagi produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
c. mendorong penerapan standarisasi dalam proses produksi dan pengolahan;
dan d.
meningkatkan kemampuan rancang bangun dan perekayasaan bagi Usaha Menengah.
2. Pengembangan pemasaran, dilakukan dengan cara:
a. melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran;
b. menyebarluaskan informasi pasar;
c. meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran;
d. menyediakan sarana pemasaran yang meliputi penyelenggaraan uji coba
pasar, lembaga pemasaran, penyediaan rumah dagang, dan promosi Usaha Mikro dan Kecil;
72
e. memberikan dukungan promosi produk, jaringan pemasaran, dan distribusi;
dan f.
menyediakan tenaga konsultan profesional dalam bidang pemasaran. 3.
Pengembangan sumber daya manusia; dilakukan dengan cara: a.
memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan; b.
meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial; dan c.
membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan dan pelatihan untuk melakukan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, motivasi dan kreativitas bisnis,
dan penciptaan wirausaha baru. 4.
Pengembangan desain dan teknologi, dilakukan dengan cara : a.
meningkatkan kemampuan di bidang desain dan teknologi serta pengendalian mutu;
b. meningkatkan kerjasama dan alih teknologi;
c. meningkatkan kemampuan Usaha Kecil dan Menengah di bidang penelitian
untuk mengembangkan desain dan teknologi baru; d.
memberikan insentif kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang mengembangkan teknologi dan melestarikan lingkungan hidup; dan
e. mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk memperoleh sertifikat
hak atas kekayaan intelektual. Disamping itu dalam UU Perdagangan memuat bab khusus Bab X Pasal 73
ayat 1 untuk mendorong pertumbuhan UMKMK, yang memberikan amanah kepada
73
pemerintah maupun pemerintah daerah untuk melakukan pemberdayaan terhadap koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah di sektor perdagangan.
Pemberdayaan UMKMK ini, sebagaimana tertuang dalam ayat 2, dilakukan melalui sejumlah program fasilitas dan insentif, bimbingan teknis, akses maupun bantuan
permodalan, bantuan promosi, dan pemasaran. Penekanan ini pemberdayaan pasar, UMKMK merupakan salah satu
keistimewaan yang diberikan undang-undang kepada pelaku usaha perdagangan dalam negeri khususnya di sektor ekonomi kerakyatan. Pemerintah percaya
memberikan perlindungan, pemberdayaan dan penguatan bagi pelaku usaha di sektor ini merupakan sarana untuk mewujudkan ketahanan ekonomi secara luas dan
mendorong daya saing pelaku usaha lokal secara spesifik. Pengembangan yang dilakukan oleh pemerintah pusat yang bersinergi dengan
pemerintah daerah tentunya akan membantu koperasi dan UMKMK bersaing dalam perdagangan nasional. Hal ini juga mendorong produk koperasi dan UMKMK
mampu berkompetisi dengan produk internasional. Hal inilah yang dapat dijadikan peluang bagi produsen untuk bisa meningkatkan produktivitasnya dan berdaya saing
tinggi. Dengan adanya persaingan bebas bukan lagi menjadi hal yang menakutkan bagi Indonesia. Karena pada dasarnya, setiap negara memiliki keunggulan yang
mampu dijadikan benchmark negara tersebut. Dalam jangka panjang, adanya persaingan bebas juga menjadikan konsumen lebih jeli dalam memilih produk. Untuk
itu peran koperasi dan UMKMK harus dimaksimalkan.
74
BAB IV DAMPAK STANDARDISASI BAGI USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH