51
BAB III USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH DAN KOPERASI SEBAGAI
PELAKU EKONOMI DI INDONESIA
A. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam Perekonomian di Indonesia
Melihat pembangunan ekonomi di Indonesia, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah selanjutnya disebut dengan UMKM memiliki peranan yang cukup kuat,
karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik dalam sektor tradisional maupun modern. Peranan UMKM
ini menjadi bagian yang diutamakan dalam setiap perancanaan tahapan pembangunan. Namun jika dilihat hasilnya, maka belum cukup memuaskan karena
pada kenyataanya kemajuan UMKM sangat kecil dibandingkan dengan usaha besar. Hal tersebut dilihat dari lebih berkembangnya pengusaha-pengusaha besar yang
mencakup semua sektor, baik dari sektor perdagangan, perbankan, kehutanan, pertanian dan terutama industri.
89
Krisis moneter pada tahun 1997 yang dialami oleh Indonesia menyebabkan hampir 80 delapan puluh persen usaha besar mengalami kebangkrutan sehingga
menimbulkan pemutusan hubungan kerja massal terhadap karyawannya. Namun pada UMKM sendiri, dampak krisis moneter ini tidak terlalu besar.
90
89
Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala KecilMenengah Dan Koperasi Bogor: Ghalia Indonesia, 2004, hlm. 20.
90
Ina Primiana, Menggerakan Sektor Rill UMKM dan Industri Bandung; Alfabeta, 2009, hlm. 9.
52
Eksistensi dan kekuatan UMKM yang mampu bertahan dari keadaan krisis tidak bisa diragukan lagi. Setelah 1998 Indonesia dilanda krisis moneter dan krisis
global tahun 2008 disektor UMKM kokoh menjadi penyanggah perekonomian nasional. Dimana dari sudut kualitatif, UMKM memiliki jumlah tenaga kerja cukup
banyak dan sistem perekonomian rakyat yang digunakan menjadikan usaha ini tidak terkena dampak yang terlalu besar.
Usaha kecil didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan bertujuan untuk memproduksi
barang atau jasa untuk diperniagakan secara komersial dan mempunyai omzet penjualan sebesar 1 satu miliar rupiah atau kurang. Sementara usaha menengah
didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan bertujuan untuk memproduksi barang atau jasa
untuk diperniagakan secara komersial dan mempunyai omzet penjualan lebih dari 1 satu miliar.
91
Ciri-ciri perusahaan kecil dan menengah di Indonesia, secara umum adalah:
92
1. Manajemen berdiri sendiri, dengan kata lain tidak ada pemisahan yang tegas
antara pemilik dengan pengelola perusahaan. Pemilik adalah sekaligus pengelola dalam UKM.
2. Modal disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok kecil pemilik modal.
91
Ibid.
92
Ibid.
53
3. Daerah operasinya umumnya lokal, walaupun terdapat juga UKM yang memiliki
orientasi luar negeri, berupa ekspor ke negara-negara mitra perdagangan. 4.
Ukuran perusahaan, baik dari segi total aset, jumlah karyawan, dan sarana prasarana yang kecil.
Pada tanggal 4 Juli 2008 telah ditetapkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah selanjutnya disebut dengan UU
UMKM. Yang dimaksud Usaha Mikro dalam UU UMKM ini adalah sebagai berikut:
93
“usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.”
Yang dimaksud Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
94
usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar
yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang ini.
Yang dimaksud Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
95
“usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah
93
Pasal 1 angka 1 UU UMKM.
94
Pasal 1 angka 2 UU UMKM.
95
Pasal 1 angka 3 UU UMKM.
54
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini.”
Menurut UU UMKM, kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
96
a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 lima puluh juta
rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b.
memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah.
Yang disebut dengan Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki criteria sebagai berikut :
97
1. kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 lima puluh juta rupiah sampai
dengan paling banyak Rp500.000.000,00 lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan
2. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 tiga ratus juta
rupiah sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah.
Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut :
98
a. kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah sampai
dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 dua milyar
lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 lima puluh milyar rupiah.
UMKM merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat
berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas
96
Pasal 6 ayat 1 UU UMKM.
97
Pasal 6 ayat 2 UU UMKM.
98
Pasal 6 ayat 3 UU UMKM.
55
nasional. Selain itu, UMKM adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan
seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan Usaha Besar dan Badan Usaha Milik
Negara.
99
Kedudukan UMKM yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia sehingga dia layak dilindungi. Apalagi kedudukan UMKM yang cukup lemah
dibandingkan dengan industri dalam negeri menambah daftar bahwa UMKM sangat butuh proteksi dari pemerintah. Dari tahun 1966-1998 hingga sekarang banyak upaya
yang dilakukan pemerintah untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan usaha UMKM, salah satunya dengan mengeluarkan UU UMKM dan program-program lain
yaitu Kredit Investasi Rakyat KIK dan Kredit Modal Kerja Permanen KMKP hingga Kredit Usaha Rakyat KUR. Namun data nasional menunjukan bahwa kinerja
UMKM di Indonesia masih relatif buruk, bukan saja dengan usaha besar tetapi juga dengan UMKM di Negara maju.
100
B. Koperasi dalam Perekonomian di Indonesia