melaporkannyakepada dokter. Kedua, dengan menanyakan secara khusus kepada pasien tentang gejala yang dialaminya.
Efek samping saat minum obat yang perlu diketahui yaitu; kulit berwarna kuning, air seni berwarna gelap seperti minum air teh, kesemutan, mual dan muntah,
hilang nafsu makan, perubahan pada penglihatan, demam yang tidak jelas, lemas dan keram perut.
Dosis obat penderita TB Paru disesuiakan dengan berat badan penderita TB Paru Kemenkes,2011
Tabel 2.1. Dosis Obat Penderita TB Paru
Berat Badan Tahap Intensif
TiapHariselama 56 Hari RHZE 15075400275
Tahap Lanjutan 3 Kali Seminggu selama 16
Minggu RH 150150
30 – 37 kg
2 tablet 4 KDT 2 tablet 2KDT
38 – 54 kg
3 tablet 4 KDT 3 tablet 2KDT
55 – 70 kg
4 tablet 4 KDT 4 tablet 2KDT
≥ 71 kg 5 tablet 4 KDT
5 tablet 2KDT
2.4.9. Memastikan Penyakit TB Paru
Untuk memastikan bahwa seseorang menderita TB paru atau tidak, dapat dilakukan pemeriksaan dahak sebanyak 3x selama 2 hari yang dikenal dengan istilah
SPS Sewaktu-Pagi-Sewaktu yaitu; 1. Sewaktu hari pertama, yaitu pemeriksaan dahak sewaktu penderita dating
pertama kali; 2. Pagi hari kedua, yaitu pemeriksaan sehabis bangun tidur kesesokan harinya.
Dahak ditampung dalam pot kecil yang diberi petugas laboratorium;
Universitas Sumatera Utara
3. Sewaktu Hari kedua, yaitu pemeriksaan dahak yang dikeluarkan saat penderita datang ke laboratorium untuk diperiksa. Jika positif, orang tersebut dipastikan
menderita TB Paru. Pada program TB nasional, penemuan BTA melalui pemeriksaan dahak
mikroskopis merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan lain seperti foto toraks, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis sepanjang sesuai
dengan indikasinya. Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang
khas pada TB paru, sehingga sering terjadi overdiagnosis Depkes RI, 2007.
2.4.10. Pencegahan
Cara Pencegahan Penyakit TBC Menurut Depkes RI 2007 agar terhindar dari TB paru ada beberapa hal yang perlu dilakukan diantaranya :
1. Membiasakan cara hidup sehat dengan makan makanan yang bergizi, istirahat yang cukup, olah raga teratur, menghindari rokok, alkhol, obat terlarang dan
menghindari stress. 2. Bila batuk mulut ditutup.
3. Jangan meludah sembarang tempat 4. Lingkungan sehat.
5. Vaksinasi BCG pada bayi
2.4.11. Strategi Directly Observed Treatment Short-course DOTS
Pada awal tahun 1990-an WHO dan IUATLD telah mengembangkan strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai strategi DOTS Directly Observed
Universitas Sumatera Utara
Treatment Short-course dan telah terbukti sebagai strategi penanggulangan yang secara ekonomis paling efektif cost-efective.
Strategi ini dikembangkan dari berbagi studi, uji coba klinik clinical trials, pengalaman-pengalaman terbaik best practices, dan hasil implementasi program
penanggulangan TB selama lebih dari dua dekade. Penerapan strategi DOTS secara baik, disamping secara cepat menekan penularan, juga mencegah berkembangnya
MDR-TB. Fokus utama DOTS adalah penemuan dan penyembuhan pasien, prioritas
diberikan kepada pasien TB tipe menular. Strategi ini akan memutuskan penularan TB dan dengan demkian menurunkan insidens TB di masyarakat. Menemukan dan
menyembuhkan pasien merupakan cara terbaik dalam upaya pencegahan penularan TB.
WHO telah merekomendasikan strategi DOTS sebagai strategi dalam penanggulangan TB sejak tahun 1995. Bank Dunia menyatakan strategi DOTS
sebagai salah satu intervensi kesehatan yang paling efektif. Integrasi ke dalam pelayanan kesehatan dasar sangat dianjurkan demi efisiensi dan efektifitasnya. Satu
studi cost benefit yang dilakukan oleh WHO di Indonesia menggambarkan bahwa dengan menggunakan strategi DOTS, setiap dolar yang digunakan untuk membiayai
program penanggulangan TB, akan menghemat sebesar US 55 selama 20 tahun. Strategi DOTS terdiri dari 5 komponen kunci:
1 Komitmen politis 2 Pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya.
Universitas Sumatera Utara
3 Pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua kasus TB dengan tatalaksana kasus yang tepat, termasuk pengawasan langsung pengobatan.
4 Jaminan ketersediaan OAT yang bermutu. 5 Sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian terhadap
hasil pengobatan pasien dan kinerja program secara keseluruhan. Strategi DOTS di atas telah dikembangkan oleh Kemitraan global dalam
penanggulangan tb stop TB partnership dengan memperluas strategi dots sebagai berikut :
1 Mencapai, mengoptimalkan dan mempertahankan mutu DOTS 2 Merespon masalah TB-HIV, MDR-TB dan tantangan lainnya
3 Berkontribusi dalam penguatan system kesehatan 4 Melibatkan semua pemberi pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta.
5 Memberdayakan pasien dan masyarakat 6 Melaksanakan dan mengembangka
2.4.12. Strategi AKMS Advokasi Komunikasi Mobilisasi Sosial