4.2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang diteliti dalam penelitian ini meliputi: umur, pendidikan dan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.3 :
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Puskesmas Glugur Darat Kota Medan
Karakteristik f
Umur
19-28 tahun 13
13,0 29-38 tahun
25 25,0
39-48 tahun 34
34,0 49-58 tahun
16 16,0
59-68 tahun 12
12,0
Pendidikan
SMP 8
8,0 SMA
66 66,0
PT 26
26,0
Perkerjaan
PNS 5
5,0 Pegawai Swasta
20 20,0
Wiraswasta IRT
Tidak bekerja 21
49 5
5,0 49,0
5,0 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa umurpengawas menelan obat
PMO di Puskesmas Glugur Darat lebih banyak dengan umur 39-48 tahun sebanyak 34 orang 34,0 dan lebih sedikit dengan umur 59-68 tahun sebanyak 12 orang 12
. Pendidikan PMO lebih banyak dengan pendidikan SMU sebanyak 66 orang 66 dan lebih sedikit dengan pendidikan SMP sebanyak 8 orang 8, pekerjaan
responden lebih banyak sebagai IRT sebanyak 49 orang 49. Responden yang bekerja sebagai IRT merupakan pengawas menelan obat yang memiliki hubungan
kekerabatan sebagai istri dan ibu dari penderita TB Paru, dan lebih sedikit responden
Universitas Sumatera Utara
yang tidak bekerja sebanyak 5 orang 5. Responden yang tidak bekerja berasal dari pengawas menelan obat yang memiliki hubungan kekerabatan sebagai adik dari
penderita TB Paru, mereka memiliki usia antara 19 – 20 tahun sehingga mereka
belum bekerja.
4.3. Analisis Univariat
Analisis univariat yang diteliti dalam penelitian ini meliputi: komunikasi interpersonal keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan,
siapa pmo, pengetahuan dan kepatuhan minum obat. Selengkapnya tertera dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.4. Komunikasi Interpersonal Keterbukaan, Empati, Sikap Mendukung, Sikap Positif, Kesetaraan, Siapa PMO, Pengetahuan dan Kepatuhan Minum
Obat di Puskesmas Glugur Darat Kota Medan Tahun 2014 Karakteristik
Pengawas Menelan Obat f
Keterbukaan
Ada keterbukaan Tidak ada keterbukaan
Empati
Ada empati Tidak ada empati
Sikap mendukung
Mendukung Tidak mendukung
Sikap positif
Bersikap positif Tidak bersikap positif
Kesetaraan
Ada kesetaraan Tidak ada kesetaraan
Siapa PMO
Keluarga inti Tidak keluarga inti
53 47
67 33
64 36
66 34
60 40
95 5
50,0 47,0
67,0 33,0
64,0 36,0
66,0 34,0
60,0 40,0
95,0 5,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Lanjutan Karakteristik
Pengawas Menelan Obat f
Pengetahuan
Pengetahuan Baik Pengetahuan Cukup
65 35
65,0 35,0
Kepatuhan minum obat
Patuh
Tidak patuh
75 28
75, 28,0
Selanjutnya dari tabel diatas dapat dilihat bahwa keterbukaan dari komunikasi interpersonal pengawas menelan obat dengan penderita TB Paru di Puskesmas
Glugur Darat Kota Medan paling banyak ditemukan ada keterbukaan sebanyak 53 orang 53,0 dari 100 pengawas menelan obat. Sementara itu, empati dari
komunikasi interpersonal pengawas menelan obat dengan penderita TB Paru paling banyak ditemukan ada empati sebanyak 67 orang 67,0 dari 100 pengawas
menelan obat, untuk sikap mendukung yang diberikan pengawas menelan obat dengan penderita TB Paru paling banyak ditemukan ada mendukung sebanyak 64
orang 64,0 dari 100 pengawas menelan obat. Sikap positif dari komunikasi interpersonal pengawas menelan obat dengan penderita TB Paru juga paling banyak
ditemukan bersikap positif sebanyak 66 orang 66,0 dari 100 orang pengawas menelan obat. Ada kesetaraan pada saat komunikasi interpersonal yang diberikan
pengawas menelan obat kepada penderita TB Parutermasuk tinggi yaitu sebanyak 60 orang 60,0 . Pengawas menelan obat yang berfungsi untuk mengawasi keteraturan
minum obat penderita TB Paru juga paling banyak ditemukan pada keluarga inti yaitu sebanyak 95 orang 95,0. Keluarga inti ini berasal dari ayah, ibu, anak, istri, suami,
Universitas Sumatera Utara
abang, kakak ataupun adik yang bertindak sebagai pengawas menelan obat.Pengetahuan pengawas menelan obat tentang pengobatan TB Paru dalam
penelitian ini ditemukan paling banyak dengan kategori baik sebanyak 65 orang 65,0 dari 100 pengawas menelan obat. Untuk Kepatuhan Minum Obat di
Puskesmas Glugur Darat Kota Medan paling banyak patuh untuk minum obat sebanyak 72 orang 72,0
4.4. Analisis Bivariat