abang, kakak ataupun adik yang bertindak sebagai pengawas menelan obat.Pengetahuan pengawas menelan obat tentang pengobatan TB Paru dalam
penelitian ini ditemukan paling banyak dengan kategori baik sebanyak 65 orang 65,0 dari 100 pengawas menelan obat. Untuk Kepatuhan Minum Obat di
Puskesmas Glugur Darat Kota Medan paling banyak patuh untuk minum obat sebanyak 72 orang 72,0
4.4. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengidentifikasi pengaruh variabel komunikasi interpersonal keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan
kesetaraan, siapa PMO dan pengetahuan PMOterhadap kepatuhan minum obat. Untuk melihat pengaruh tersebut dapat dilihatpada tabel dibawah ini :
Tabel 4.5. PengaruhKeterbukaan, Empati, Sikap Mendukung, Sikap Positif, Kesetaraan, Siapa PMO dan Pengetahuanterhadap Kepatuhan Minum Obat
Penderita TB Paru di Puskesmas Glugur Darat Kota Medan
Pengawas Menelan Obat
Kepatuhan Minum Obat
Total RP
95 CI Nilai
p Patuh
Tidak Patuh
n n
n Keterbukaan
Ada keterbukaan 41 77,4 12 22,6 53 100,0
1,173 0,296
Tidak ada keterbukaan
31 66,0 16 34,0 47 100,0 0,912-1,509
Empati
Ada empati 53 79,1 14 20,9 67 100,0
1,374 0,044
Tidak ada empati 19 57,6 14 42,4 33 100,0
1,000-1,888
Sikap Mendukung
Mendukung 57 57,0
7 7,0 64 100,0
2,138 0,001
Tidak mendukung 15 15,0 21 21,0 36 100,0
1,439-3,176
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Lanjutan
Pengawas Menelan Obat
Kepatuhan Minum Obat
Total RP
95 CI Nilai
p Patuh
Tidak Patuh
n n
n Sikap positif
Bersikap positif 57 86,4 9 13,6 66 100,0
1,958 0,001
Tidak bersikap positif
15 44,1 19 55,9 34 100,0 1,325-2,892
Kesetaraan
Ada kesetaraan 47 78,3 13 21,7 60 100,0
1,253 0,134
Tidak ada kesetaraan 25 62,5 15 37,5 40 100,0
0,953-1,649
Pengetahuan
Pengetahuan baik 46 70,8 19 29,2 65 100,0
0,953 0,889
Pengetahuan cukup 26 74,3
9 25,7 35 100,0 0,742-1,223
PMO Keluarga inti
69 72,6 26 27,4 95 100,0 1,211
0,919 Tidak keluarga inti
3 60,0
2 40,0 40 100,0 0,586-2,503
4.4.1. Pengaruh Keterbukaan terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita TB Paru di Puskesmas Glugur Darat Kota Medan
Hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa nilai p 0,05 maka dapat disimpulkantidak ada pengaruh yang signifikan antara keterbukaan pengawas
menelan obat terhadap kepatuhan minum obat. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 1,173 95 CI = 0,912-1,509,
karena nilai interval kepercayaan rasio prevalen mencakup angka 1, maka artinya penderita TB Paru yang memperoleh empati dari pengawas menelan obat saat
komunikasi interpersonal bukan merupakan faktor risiko untuk kepatuhan minum obat.
Universitas Sumatera Utara
4.4.2. Pengaruh Empati terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita TB Paru di Puskesmas Glugur Darat Kota Medan
Hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa nilai p 0,05 maka dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara empati pengawas menelan obat
terhadap kepatuhan minum obat. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 1,374 95 CI = 1,000-1,888,
karena rasio prevalen 1 dan rentang interval kepercayaan mencakup angka 1 maka variabel empati bukan merupakan faktor risiko untuk penderita TB Paru patuh minum
obat. artinya penderita TB Paru yang memperoleh empati dari pengawas menelan obat saat komunikasi interpersonal bukan merupakan faktor risiko untuk kepatuhan
minum obat.
4.4.3. Pengaruh Sikap Mendukung terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita TB Paru di Puskesmas Glugur Darat Kota Medan
Hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa nilai p 0,05 maka dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara sikap mendukung pengawas
menelan obat terhadap kepatuhan minum obat. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 2,138 95 CI = 1,439-3,176,
karena rasio prevalen 1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup angka 1 maka variabel sikap mendukung merupakan faktor risiko untuk penderita TB Paru
patuh minum obat artinya penderita TB Paru yang memperoleh sikap mendukung dari pengawas menelan obat saat komunikasi interpersonal 2,1 kali untuk patuh
minum obat dibandingkan penderita TB Paru yang tidak mendapatkan sikap mendukung dari pengawas menelan obat.
Universitas Sumatera Utara
4.4.4. Pengaruh Sikap Positif terhadapKepatuhan Minum Obat Penderita TB Paru di Puskesmas Glugur Darat Kota Medan
Hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa nilai p 0,05 maka dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara sikap positif pengawas menelan
obat terhadap kepatuhan minum obat penderita TB Paru Dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 1,95895 CI = 1,325-2,892,
karena rasio prevalen 1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup angka 1 maka variabel sikap positif merupakan faktor risiko untuk penderita TB Paru patuh
minum obat artinya penderita TB Paru yang memperoleh sikap positif dari pengawas menelan obat saat komunikasi interpersonal 1,9 kali untuk patuh minum obat
dibandingkan penderita TB Paru yang tidak mendapatkan sikap positif dari pengawas menelan obat.
4.4.5. Pengaruh Kesetaraan terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita TB Paru di Puskesmas Glugur Darat Kota Medan
Hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa nilai p 0,05 maka dapat disimpulkan tidak ada pengaruh kepatuhan minum obat pada penderita TB paru
terhadap ada kesetaraan dan yang tidak ada kesetaraan pada komunikasi interpersonal pengawas menelan obat tidak ada pengaruh yang signifikan antara kesetaraan
terhadap kepatuhan minum obat. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 1,253 95 CI = 0,953-1,649,
karena nilai interval kepercayaan rasio prevalen mencakup angka 1 berarti artinya penderita TB Paru yang memperoleh kesetaraan dari pengawas menelan obat saat
Universitas Sumatera Utara
komunikasi interpersonal bukan merupakan faktor risiko untuk kepatuhan minum obat.
4.4.6. Pengaruh Pengetahuan terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita TB Paru di Puskesmas Glugur Darat Kota Medan
Hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa nilai p 0,05 maka dapat disimpulkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan pengawas
menelan obat terhadap kepatuhan minum obat penderita TB Paru Dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 0,953 95 CI = 0,742-1,223,
karena nilai interval kepercayaan rasio prevalen mencakup angka 1 berarti artinya penngawas menelan obat yang memiliki pengetahuan baik bukan merupakan faktor
risiko untuk kepatuhan minum obat.
4.4.7. Pengaruh Siapa PMO terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita TB Paru di Puskesmas Glugur Darat Kota Medan
Hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa nilai p 0,05 maka dapat disimpulkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara siapa pengawas menelan obat
terhadap kepatuhan minum obat penderita TB Paru Dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 1,211 95 CI = 0,586-2,503,
karena nilai interval kepercayaan rasio prevalen mencakup angka 1 berarti artinya pengawas menelan obat yang memiliki pengawas menelan obat berasal dari keluarga
inti bukan merupakan faktor risiko untuk kepatuhan minum obat.
Universitas Sumatera Utara
4.5. Analisis Multivariat