26
Tabel 4.1 Karakteristik Apotek Penelitian
No Variabel Jumlah Apotek
Persentase 1.
Status Kepemilikan: Apotek BUMN
Apotek Swasta -
4 Apotek 100
2. Status Apoteker:
Merangkap Pekerjaan Tidak merangkap Pekerjaan
2 Apotek 2 Apotek
50 50
4. Jumlah Tenaga Teknis
Kefarmasian: 1 orang
2 orang 3 orang
3 orang 4 Apotek
- -
- 100
- -
-
6 Jumlah Tenaga non
kefarmasian: 1 orang
2 orang 3 orang
3 orang 2 Apotek
- 1 Apotek
1 Apotek 50
- 25
25
4.3.2 Ketenagaan
Ketenagaan mencakup frekuensi kehadiran apoteker dan pelatihan yang berkaitan dengan pelayanan kefarmasian di apotek. Peran Apoteker dituntut
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien Menkes, RI., 2014. Data
ketenagaan yang diperoleh di empat apotek penelitian dapat dilihat di Tabel 4.2 Tabel 4.2
Ketenagaan
No Kegiatan
Jumlah Skor Apotek
A Apotek
B Apotek
C Apotek
D 1
Kehadiran Apoteker 5
5 2
2 2
Pelatihan 1
1 1
1 Dilihat dari data yang diperoleh di empat apotek, untuk frekuensi
kehadiran apoteker di apotek, 2 apoteker hadir selama apotek buka, dan 2
Universitas Sumatera Utara
27 apoteker lainnya hadir dua kali seminggu, sedangkan untuk pelatihan semua
apoteker di empat apotek mengikuti pelatihan.
4.3.3 Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan Kefarmasian dimaksudkan adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien Menkes, RI., 2014. Data pelayanan kefarmasian yang diperoleh di empat
apotek penelitian dapat dilihat di Tabel 4.3
Tabel 4.3
Pelayanan Kefarmasian
No Kegiatan
Jumlah Skor Apotek
A Apotek
B Apotek
C Apotek
D 1
Pemeriksaan resep 18
18 7
7 2
Dispensing 4
4 2
2 3
Penyerahan obat 12
14 4
4 4
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan
20 20
20 20
Pada pemeriksaan resep, keempat apotek tidak melakukan pemeriksaan duplikasi, kontra Indikasi, interaksi Obat, dan reaksi alergi sebagaimana
tercantum dalam Permenkes No. 35 tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek. Pada saat melakukan dispensing, apotek A dan B
dilakukan oleh Apoteker sedangkan apotek C dan D dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian. Di empat apotek penelitian tidak melakukan homecare pada pasien
penyakit kronis yang terdokumentasi, pemantauan terapi obat, dan monitoring efek samping. Pada kegiatan pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan, keempat apotek tersebut melakukannya sesuai dengan aturan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
28
4.3.4 Administrasi Apotek