16 5.
Ruang penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.
Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi sanitasi, temperatur, kelembaban, ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan
keamanan petugas. Ruang penyimpanan harus dilengkapi dengan raklemari obat, pallet, pendingin ruangan ac, lemari pendingin, lemari
penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika, lemari penyimpanan obat khusus, pengukur suhu dan kartu suhu.
6. Ruang arsip
Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan dengan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai serta pelayanan kefarmasian dalam jangka waktu tertentu Menkes, RI., 2014.
2.2 Mutu Pelayanan Kesehatan
Mutu pelayanan kesehatan adalah kesesuaian pelayanan kesehatan dengan standar profesi dengan memanfaatkan sumber daya secara baik, sehingga semua
kebutuhan pelanggan dan tujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dapat tercapai Bustami, 2011
Mutu pelayanan kesehatan bagi seorang pasien tidak lepas dari rasa puas terhadap pelayanan yang diterimanya, dimana mutu yang baik dikaitkan dengan
kesembuhan dari penyakit, peningkatan derajat kesehatan, kecepatan pelayanan, lingkungan perawatan yang menyenangkan, keramahan petugas, obat-obatan dan
biaya yang terjangkau Perry dan Patricia, 1994.
Universitas Sumatera Utara
17
2.3 Kepuasan Konsumen
Kepuasan adalah suatu keadaaan dimana, keinginan, harapan dan kebutuhan seseorang dipenuhi. Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila pelayanan
tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pasien. Kepuasan pasien merupakan respon terhadap kesesuaian kepentingan sebelumnya dan kinerja
aktual yang dirasakan setelah pemakaian Rangkuti, 2006. Kepuasan pasien merupakan nilai subyektif terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Oleh
karenanya subyektifitas pasien dipengaruhi oleh pengalaman pasien di masa lalu, pendidikan, kondisi psikis saat itu, dan pengaruh lingkungn Aly, 2013. Menurut
supranto 2006
kepuasan adalah
tingkat perasaan
seseorang setelah
membandingkan hasil yang dirasakan dengan harapan. Jadi, tingkat kepuasan merupakan hasil dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan
Supranto, 2006. Pengumpulan data survei kepuasan pasien dapat dilakukan dengan
berbagai cara, tetapi pada umumnya dilakukan melalui kuesioner atau wawancara. Suatu kuesioner dibuat untuk mendorong tanggapan yang lebih beragam dengan
cara memberikan berbagai tanggapan terhadap butir-butir pertanyaan atau berbagai pilihan tanggapan yang dapat mencerminkan pendapat yang lebih tepat
tentang mutu layanan kesehatan yang diselenggarakan Pohan, 2007 Menurut Supranto 2006, Terdapat lima determinan penilaian jasa yaitu:
a. Kehandalan reliability, kemampuan untuk melaksanakan jasa yang
dijanjikan dengan tepat dan terpercaya b.
Ketanggapan responsiveness, kemauan untuk membantu pelanggan yang memberikan jasa dengan cepat
Universitas Sumatera Utara
18 c.
Keyakinan confidence, pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan atau
“assurance”. d.
Empati emphaty, syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi pelanggan.
e. Berwujud tangible, penampilan fasilitas fisik, peralatan, personel dan
media komunikasi. Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat
memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen. Pengukuran kepuasan konsumen merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih
efisien, dan lebih efektif. Apabila konsumen merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif
dan tidak efisien. Hal ini terutama sangat penting bagi pelayanan publik. Tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan merupakan faktor yang penting dalam
mengembangkan suatu sistem penyediaan pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan konsumen, meminimalkan biaya dan waktu serta memaksimalkan
dampak pelayanan terhadap populasi sasaran Sari, 2008. Menurut Tjiptono, 2001, kepuasan konsumen ditentukan oleh beberapa
faktor: -
Sikap pendekatan petugas medis terhadap konsumen. -
Prosedur yang tidak membingungkan konsumen. -
Waktu tunggu yang tidak terlalu lama yang dirasakan oleh konsumen. -
Keramahan petugas kesehatan terhadap konsumen. -
Proses penyembuhan yang dirasakan konsumen.
Universitas Sumatera Utara
19
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei deskriptif yang dilakukan di Kota Kisaran Kabupaten Asahan dan memakai jenis penelitian survei, bersifat
cross-sectional yaitu penelitian yang bertujuan melakukan deskripsi mengenai fenomena yang ditemukan, baik yang berupa faktor resiko maupun efek atau hasil
Sastroasmoro, 2008.
3.2 Populasi dan Sumber Data Penelitian.
Pengambilan apotek sebagai tempat penelitian secara purposive sampling Notoatmodjo, 2012 didapat empat apotek sebagai tempat penelitian. Populasi
dalam penelitian ini adalah responden yang datang ke apotek. Jumlah sampel untuk tingkat kepuasan konsumen dihitung menggunakan metode raosoft
Anonim, 2007 dengan margin kesalahan 5, tingkat kepercayaan 95, jumlah populasi 3200, respon distribusi 50, didapat jumlah sampel sebesar 344 orang.
Dapat dihitung juga menggunakan proporsi binomunal binomunal proportions Lemeshow, dkk., 1997.
p p
Z N
d N
p p
Z n
1 .
1 1
.
2 2
1 2
2 2
1
Keterangan: N
= jumlah populasi = 3200 n
= jumlah sampel minimal yang diperlukan
Universitas Sumatera Utara