Penentuan Uji HLB Hydrophilic Lipophilic Balance

Molekul-molekul atau ion-ion yang teradsorbsi pada perbatasan interfasa disebut dengan bahan aktif permukaan surface active agents atau surfaktan. Surfaktan mempunyai peran penting untuk menurunkan tegangan permukaan bahan yang dikenai. Penggunaan surfaktan terbagi atas tiga golongan, yaitu sebagai bahan pembasah wetting agents, bahan pengemulsi emulsifying agents, dan sebagai bahan penglarut solubilizing agents. Aktifitas kerja suatu surfaktan karena sifat ganda dari molekul tersebut Pavia, 1976. Secara umum gugus hidrofob memiliki lebih banyak variasi dibandingkan gugus hidrofil. Selain gugus hidrokarbon berantai panjang, di bawah ini merupakan variasi struktur gugus hidrofob lainnya, yaitu: 1. Gugus alkil rantai panjang lurus n = C 8 -C 22 dengan substitusi dari kulit kepala CH 3 CH 2 n -S. 2. Gugus alkil rantai panjang bercabang n=C 8 -C 22, substitusi internal CH 3 CH 2 n CCH 3 HCH 2 m CH 2 -S. 3. Rantai alkena tidak jenuh, contohnya turunan dari minyak nabati CH 3 CH 2 n CH=CHCH 2 m -S. 4. Alkil benzena C 8 -C 15 C 6 H 4 dengan bentuk substitusi yang berbeda-beda C 9 H 19 C 6 H 4 -S. 5. Alkil naftalena alkil R biasanya C 3 atau lebih besar R n -C 10 H 7-n -S. 6. Gugus Fluroalkil n4, sebagian atau seluruhnya terfluoronasi CF 3 CF 2 2 -S. 7. Polidimetilsiloksan, CH 3 -Osi[CH 3 ] 2 O n -S. 8. Turunan polioksipropilena glikol CH 3 CHOH-CH 2 -O-CHCH 3 CH 2 O n -S. 9. Biosurfaktan. 10. Turunan polimer alami dan sintetik. Dengan banyaknya variasi struktur senyawa yang dapat digunakan sebagai surfaktan maka akan memberikan banyak aplikasi surfaktan yang dihasilkan tergantung kepada kegunannya Myers, 2006.

2.5.2 Penentuan Uji HLB Hydrophilic Lipophilic Balance

Universitas Sumatera Utara Griffin merancang suatu skala sembarang dari berbagai angka untuk dipakai sebagai suatu ukuran keseimbangan hidrofilik-lipofilik HLB dari zat-zat aktif permukaan surfaktan. Dengan bantuan angka ini, adalah mungkin untuk membentuk suatu jarak HLB untuk efisiensi optimum atau terbaik dari masing-masing golongan surfaktan seperti terlihat pada gambar 2.5. HLB dari sejumlah senyawa dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: HLB = 20 1-SA, dimana S adalah bilangan penyabunan senyawa dan A adalah bilangan asam senyawa. Gambar 2.5 Skala Penunjuk Nilai HLB Surfaktan Nilai HLB beberapa surfaktan dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut : Tabel 2.2 Nilai HLB Beberapa Surfaktan Zat HLB Asam oleat Gliseril Monostearat 1 3,8 Universitas Sumatera Utara Sorbitan mono-oleat Sorbitan monolaurat Trietanolamin oleat Poliositilena sorbitan mono-oleat Poliositilena sorbitan monolaurat Natrium oleat Natrium lauril sulfat 4,3 8,6 12 15 16,7 18 40 Martin, 1993. Davies telah menghitung nilai HLB untuk zat aktif permukaan dengan memecah berbagai molekul surfaktan ke dalam gugus-gugus penyusunnya, yang masing-masing diberi suatu angka gugus. Penjumlahan dari angka-angka gugus untuk suatu surfaktan tertentu memungkinkan perhitungan nilai HLB nya menurut persamaan berikut : HLB = ∑angka-angka gugus hidrofilik - ∑ angka-angka gugus lipofilik + 7 Harga HLB beberapa gugus fungsi dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut : Tabel 2.3 Harga HLB Gugus Fungsi Gugusan senyawa Angka gugus Grup hidrofilik -SO 4 - Na + -COO - Na + 38,7 19,1 Universitas Sumatera Utara Ester cincin sorbitan Ester bebas Hidroksil bebas Hidroksil cincin sorbital Grup lipofilik H - C - -CH 2 - CH 3 - =CH- 6,8 2,4 1,9 0,5 0,475 0,475 0,475 0,475 Genaro, 1990 Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laba leher dua Pyrex, termometer 210 C Fisons, kondensor bola Pyrex, rotarievaporator Heidolph, hotplate strirrer Fisons, oven, Botol akuades, magnetik bar, corong pisah Pyrex, tabung CaCl 2 Pyrex, spektrofotometer IR Shimadzu, alat vakum Fisons, kertas saring Whatman, neraca analitis Mettler PM 480, gelas ukur Pyrex, gelas Beaker Pyrex, gelas Erlenmeyer Pyrex, statif dan klem, dan buret Pyrex. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kitosan powder, metanol p.a. E. Merck, benzena p.a. E. Merck, n-heksana p.a. E. Merck, asam sulfat 98 p.a. E. Merck, akuades p.a. E. Merck, asam asetat anhidrida p.a. E. Merck, asam palmitat padat p.a. E. Merck, asam asetat glatsial p.a. E. Merck, kalsium klorida anhidrous p.a. E. Merck, asam sitrat padat p.a. E. Merck, natrium metoksida padat p.a. E. Merck, natrium bikarbonat padat p.a. E. Merck, asetaldehida p.a. E. Merck, diklorometana p.a. E. Merck, natrium sulfat anhidrous p.a. E. Merck, kalium hidroksida padat p.a. E. Merck, alkohol 96 teknis, fenolftalein p.a. E. Merck, asam oksalat padat p.a. E. Merck, asam klorida 37 p.a. E. Merck, dan brom timol biru p.a. E. Merck.

3.2 Prosedur Penelitian

3.2.1 Pembuatan reagen dan standarisasi

3.2.1.1 Pembuatan larutan indikator penolftalen Sebanyak 1 gram fenolftalein dilarutkan dengan alkohol dalam labu takar 100 ml. 22 Universitas Sumatera Utara