Resin Akrilik Polimerisasi Panas Polimerisasi

2.3.1 Resin Akrilik Polimerisasi Panas

Resin akrilik polimerisasi panas adalah resin jenis polimetil metakrilat yang polimerisasinya dengan pemanasan. Energi termal yang diperlukan untuk polimerisasi bahan-bahan tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan pemanasan air atau iradiasi gelombang mikro. Resin akrilik polimerisasi panas dengan pemanasan air dilakukan dengan dua cara, yaitu pemanasan air menggunakan kompor atau waterbath. Contoh resin akrilik dapat dilihat pada Gambar di bawah ini : Gambar 2.2. Resin Akrilik Syarat-syarat yang dibutuhkan resin akrilik, yaitu: a. Tidak toxis dan tidak mengiritasi. b. Tidak terpengaruh cairan rongga mulut. c. Mempunyai modulus elastisitas tinggi sehingga cukup kaku pada bagian yang tipis. d. Mempunyai limit proporsionalitas yang tinggi, sehingga jika terkena stress tidak mudah mengalami perubahan bentuk yang permanen. e. Mempunyai kekuatan impak tinggi, sehingga tidak mudah patah atau pecah jika terbentur atau terjatuh. f. Mempunyai fatigue strength ketahanan yang tinggi, sehingga akrilik dapat dipakai sebagai bahan restorasi yang tahan lama. g. Keras dan memiliki daya tahan yang baik terhadap abrasi. h. Estetis cukup baik, hendaknya transparan atau translusen dan mudah di pigmen. Warna yang diperoleh hendaknya tidak luntur. i. Radio-Opacity, memungkinkan bahan untuk dideteksi dengan sinar-X apabila tertelan. j. Mudah direparasi jika patah. Universitas Sumatera Utara k. Mempunyai densitas rendah untuk memudahkan retensinya di dalam mulut. l. Mudah dibersihkan. 2.3.2 Struktur Resin Akrilik 2.3.2.1 Partikel bahan pengisi Penambahan partikel bahan pengisi kedalam resin matriks secara signifikan meningkatkan sifatnya. Seperti berkurangnya pengerutan karena jumlah resin sedikit, berkurangnya penyerapan air dan ekspansi koefisien panas, dan meningkatkan sifat mekanis seperti kekuatan, kekakuan, kekerasan, dan ketahanan abrasi. Faktor-faktor penting lainnya yang menentukan sifat dan aplikasi klinis komposit adalah jumlah bahan pengisi yang ditambahkan, ukuran partikel dan distribusinya dan kekerasan.

2.3.2.2 Bahan Pengikat

Bahan pengikat berfungsi untuk mengikat partikel bahan pengisi dengan resin matriks. Adapun kegunaannya yaitu untuk meningkatkan sifat mekanis dan fisik resin, dan untuk menstabilkan hidrolitik dengan pencegahan air. Ikatan ini akan berkurang ketika komposit menyerap air dari penetrasi bahan pengisi resin. Bahan pengikat yang paling sering digunakan adalah organosilanes 3-metoksi-profil-trimetoksi silane. O OCH 3 ║ │ CH 2 =C–C–O–CH 2 CH 2 CH 2 –Si–OCH 3 │ │ CH 3 OCH 3 Gambar 2.3 Ikatan kimia bahan pengikat resin akrilik polimerisasi panas 3- methacryloxypropyltrimethoxysilane.

2.3.3 Polimerisasi

Polimerisasi adalah proses penggabungan satu molekul monomer menjadi molekul yang berantai panjang polimer. Polimerisasi dapat terjadi karena panas, cahaya, oksigen, dan zat kimia. Resin akrilik dapat berpolimerisasi oleh karena panas atau cahaya. Polimerisasi merupakan proses yang lama dan sesungguhnya tidak pernah selesai. Polimerisasi pada suhu tinggi menghasilkan berat jenis yang lebih rendah daripada bahan yang dihasilkan polimerisasi pada suhu rendah. Ada dua tipe atau jenis dari polimerisasi, yaitu polimerisasi adisi serta polimerisasi kondensasi. Universitas Sumatera Utara Bila molekul sejenis bergabung menjadi ikatan yang lebih panjang, maka disebut polimerisasi adisi. Tipe ini banyak dipakai pada kedokteran gigi, misal: resin akrilik Bila molekul yang berlainan bergabung dan membentuk molekul ketiga yang sama sekali berbeda pada keadaan awal, disebut polimerisasi kondensasi Polimerisasi sempurna terjadi dalam empat tahap: a. Initiation permulaan : tahap pembentukan molekul monomer aktif oleh bahan initiator benzoil peroxide yang dibantu dengan activator zat kimia, sinar ultraviolet,atau pemanasan. b. Propagation perambatan : tahap terbentuknya rantai polimer. c. Termination perhentian : tahap pembentukan polimer dimana reaksinya terhenti, yang ditandai dengan pertukaran sebuah atom hidrogen dari satu rantai yang terbentuk pada rantai lain. d. Chain Transfer transfer rantai : proses dimana pertumbuhan rantai menjadi aktif kembali untuk pertumbuhan selanjutnya.

2.3.4 Komposisi