BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gigi Palsu pertama kali dikenal pada tahun 700 SM. Biasanya pada masa tersebut gigi palsu masih terbuat dari gading, tulang ikan paus atau tulang kudanil dan diikat dengan
semacam kawat yang terbuat dari emas. Teknik ini bertahan selama hampir 2000 tahun. Gigi palsu yang murah dan nyaman baru mulai diciptakan pada tahun 1839 oleh Nelson
Goodyear di Amerika Serikat. Bahannya berupa karet keras yang disebut vulcanite. Selain itu hingga bahan akrilik ditemukan pada awal 1940-an, bahan vulcanite
masih terus digunakan sebagai bahan gigi palsu. Gigi tiruan akrilik merupakan gigi tiruan yang paling sering dan umum dibuat pada saat ini, baik untuk kehilangan satu
atau seluruh gigi. Gigi tiruan ini mudah dipasang dan dilepas oleh pasien. Bahan akrilik merupakan campuran bahan sejenis plastik yang manipulasinya mudah, murah, ringan
dan bisa diwarnai sesuai dengan warna gigi dan warna gusi. Resin akrilik merupakan salah satu bahan kedokteran gigi yang telah banyak
aplikasikan untuk pembuatan anasir dan basis gigi tiruan, pelat ortodonsi, sendok cetak khusus, serta restorasi mahkota dan jembatan dengan hasil memuaskan, baik dalam hal
estetik maupun dalam hal fungsinya. Resin akrilik adalah jenis resin termoplastik, di mana merupakan senyawa
kompon non-metalik yang dibuat secara sintesis dari bahan bahan organik. Resin akrilik dapat dibentuk selama masih dalam keadaan plastis, dan mengeras apabila dipanaskan.
Pengerasan terjadi oleh karena terjadinya reaksi polimerisasi adisi antara polimer dan monomer. Acrylic berasal dari asam acrolain atau gliserin aldehid. Secara kimia
dinamakan polymethyl methacrylate yang terbuat dari minyak bumi, gas bumi atau
Universitas Sumatera Utara
arang batu. Bahan ini disediakan dalam kedokteran gigi berupa ciaran monomer mono methyl methacrylate dan dalam bentuk bubuk polymer polymthtyl methacrylate.
Akan tetapi, gigi tiruan dari bahan akrilik ini memiliki kekurangan yaitu, mudah menyerap cairan dan juga mudah kehilangan komponen airnya. Sehingga bila tidak
dipakai, gigi tiruan akrilik harus direndam dengan air dingin supaya tidak mengalami perubahan bentuk. Gigi akrilik pun mudah terpengaruh perubahan warna. Akrilik juga
mudah mengalami keausan, sehingga dengan pemakaian normal pun, dalam beberapa tahun gigi tiruan jenis ini harus diganti.
Serat kaca diakui dapat meningkatkan sifat fisis dan mekanik dari resin akrilik terutama untuk memperkuat gigi tiruan, namun penggunaannya belum umum di bidang
kedokteran gigi. Serat yang ditambah harus dapat menyatu kepada bahan gigi tiruan. Spesifikasi serat kaca yaitu cukup kuat dalam menahan gaya vertikal, memiliki bentuk
yang ramping sehingga memudahkan dalam pengemasan dan distribusinya dan tidak menggandung racun karena tidak menggunakan cairan kimia berbahaya.
Hasil penelitian Rohani 2010 yang menggunakan resin akrilik polimerisasi panas yang ditambah dengan serat kaca potongan kecil dapat mempengaruhi analisa
dari basis gigi tiruan tersebut sehingga dapat membuat terobosan baru dari basis gigi tiruan dalam dunia kedokteran gigi.
Oleh sebab itu penulis ingin menambahkan serat kaca ke dalam bahan gigi tiruan, untuk mengetahui apakah serat kaca juga akan mempengaruhi sifat fisis dan
mekanis gigi tiruan seperti pada basis gigi tiruan, serta bagaimana sifat gigi tiruan yang ditambah serat kaca tersebut, tetapi dengan panjang yang berbeda-beda.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Rumusan Masalah