shrinkage porosity dan gaseous porosity. Shrinkage porosity kelihatan sebagai gelembung yang tidak beraturan bentuk di seluruh permukaan gigi tiruan sedangkan
gaseous porosity terlihat berupa gelembung kecil halus yang uniform, biasanya terjadi terutama pada protesa yang tebal dan di bagian yang lebih jauh dari sumber panas.
d. Absorbsi air
Resin akrilik polimerisasi panas relatif menyerap air lebih sedikit pada lingkungan yang basah. Nilai absorbsi air oleh resin akrilik yaitu 0.69 mgcm
2
. Absorbsi air oleh resin akrilik terjadi akibat proses difusi, dimana molekul air dapat diabsorbsi pada permukaan
polimer yang padat dan beberapa lagi dapat menempati posisi di antara rantai polimer. Hal inilah yang menyebabkan rantai polimer mengalami ekspansi. Setiap kenaikan berat
akrilik sebesar 1 yang disebabkan oleh absorbsi air menyebabkan terjadinya ekspansi linear sebesar 0.23. Sebaliknya pengeringan bahan ini akan disertai oleh timbulnya
kontraksi.
e. Retak
Pada permukaan resin akrilik dapat terjadi retak. Hal ini diduga karena adanya tekanan tarik tensile stress yang menyebabkan terpisahnya molekul-molekul polimer.
Keretakan seperti ini dapat terjadi oleh karena stress mekanik, stress akibat perbedaan ekspansi termis dan kerja bahan pelarut. Adanya crazing retak kecil dapat
memperlemah gigi tiruan.
f. Ketepatan dimensional
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi ketepatan dimensional resin akrilik adalah ekspansi mould sewaktu pengisian resin akrilik, ekspansi termal resin akrilik, kontraksi
sewaktu polimerisasi, kontraksi termis sewaktu pendinginan dan hilangnya stress yang terjadi sewaktu pemolesan basis gigi tiruan resin akrilik.
g. Kestabilan dimensional
Kestabilan dimensional berhubungan dengan absorbsi air oleh resin akrilik. Absorbsi air dapat menyebabkan ekspansi pada resin akrilik. Pada resin akrilik dapat terjadi
Universitas Sumatera Utara
hilangnya internal stress selama pemakaian gigi tiruan. Pengaruh ini sangat kecil dan secara klinis tidak bermakna.
h. Resisten terhadap asam, basa, dan pelarut organik
Resistensi resin akrilik terhadap larutan yang mengandung asam atau basa lemah adalah baik. Penggunaan alkohol dapat menyebabkan retaknya protesa. Ethanol juga berfungsi
sebagai plasticizer dan dapat mengurangi temperatur transisi kaca. Oleh karena itu, larutan yang mengandung alkohol sebaiknya tidak digunakan untuk membersihkan
protesa.
Resin polimetal metakrilat yang digunakan dalam pembuatan elemen gigi tiruan adalah serupa dengan yang digunakan untuk pembuatan basis protesa. Namun,
besarnya ikatan silang dalam elemen gigi tiruan adalah lebih besar dibandingkan dengan basis protesa yang terpolimerisasi. Peningkatan ini diperoleh dengan meningkatkan
jumlah ikatan silang dalam cairan basis protesa, yaitu monomer. Polimer hasilnya menunjukkan peningkatan stabilitas dan sifat klinis yang disempurnakan.
Penggunaan retensi mekanik merupakan cara utama untuk melekatkan elemen gigi tiruan resin pada resin basis protesa yang diaktifkan secara kimia. Ikatan kimia juga
dapat digunakan untuk melekatkan resin ini. Cara ini menghasilkan pelunakan resin dan mempermudah ikatan kimia selama polimerisasi basis protesa. Kekuatan ikatan yang
dihasilkan adalah serupa dengan yang diperoleh antara elemen gigi protesa dan resin basis protesa yang diaktifkan dengan panas.
Selain elemen gigi resin, gigi tiruan juga dapat dibuat dengan menggunakan porselen. Oleh karena itu, perbandingan antara elemen gigi resin diuraikan pula untuk
kelengkapan. Elemen gigi resin menunjukkan ketahanan yang lebih besar terhadap fraktur dibandingkan elemen gigi porselen . Akibatnya kecenderungan gigi resin untuk
fraktur atau gumpil bila ada benturan kecil, seperti bila protesa jatuh. Selain itu elemen gigi resin lebih mudah disesuaikan dan menunjukkan ketahanan terhadap perubahan
termal yang lebih besar. Sebagai perbandingan, elemen gigi porselen menunjukkan kestabilan dimensi yang lebih baik dan ketahanan aus yang tinggi. Sayangnya, elemen
gigi porselen, khususnya apabila permukaan kontak dikasarkan, seringkali menyebabkan keausan nyata pada email atau permukaan emas gigi lawannya. Oleh
Universitas Sumatera Utara
karena itu, elemen gigi porselen tidak boleh berantagonis dengan permukaan tersebut, dan bila digunakan, elemen gigi porselen harus dipoles secara berkala untuk
mengurangi kerusakan pengikisan. Sebagai catatan, elemen gigi resin dapat berikatan kimia dengan resin basis
protesa yang biasa digunakan. Elemen gigi porselen tidak membentuk ikatan kimia dengan resin basis protesa, maka harus ditahan dengan cara lain seperti undercut
mekanik dan silanisasi. Martanto, 1982.
2.4 Karakterisasi Resin Akrilik Polimerisasi Panas