Strategi Pengembangan Usaha pada Butik Keika (Studi pada Butik Keika Jl. TB Simatupang Ruko Komplek Palm Mas No. 119 Medan

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA BUTIK KEIKA

(Studi Pada Butik Keika Jl. Tb. Simatupang Ruko Komplek Palm Mas No. 119 Ii Medan)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu SyaratUntuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pada Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh : DWI AYU ARSITA SARI

100907007

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin. Shalawat beriring salam tak lupa saya persembahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga yang senantiasa menjadi tauladan bagi umat islam. Semoga kita selalu mendapatkan syafa’atnya di hari akhir kelak.

Adapun skripsi ini berjudul “STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA BUTIK KEIKA (Studi pada Butik Keika Jl. Tb Simatupang Ruko Komplek Palm Mas No. 119 Medan)”. Skripsi ini disusun sebagai syarat dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-1 (S1) pada Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis.

Peneliti khusus mempersembahkan skripsi ini untuk kedua orang tua tersayang. Ayahanda Pujiono dan Ibunda Julia. Terima kasih atas kasih sayang, pengorbanan serta doa yang tulus dan tidak pernah putus untuk peneliti. Peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Badaruddin,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Sumatera Utara.

2. Bapak Prof.Dr.Marlon Sihombing,MA Selaku Ketua Program Studi S1 Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Muhammad Arifin Nasution, S.sos.M.sp selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.


(3)

4. Ibu Dra.Nurlela ketaren,M.SP selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis serta memberi arahan dalam penulisan skripsi ini.

5. Seluruh Staf dan Karyawan Departemen Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

6. Untuk Kak Siswati, Bang Farid dan Pak Talal yang telah membantu penulis dalam urusan surat menyurat sampai skripsi ini selesai.

7. Kak Gita Atika Fauzi selaku pemilik Butik Keika Jl. Tb Simatupang Ruko Komplek Palm Mas Medan No. 119 ii Medan dan seluruh pelanggan Butik Keika yang telah membantu penulis dalam memperoleh data.

8. Buat adikku Anita Widya dan Maulida Thahira serta kakakku Alm.Fuji Frastika atas kasih sayang, pengertian dan telah memberikan motivasi kepada penulis.

9. Untuk kawan seperjuangan selama di bangku kuliah 7 ikan + 1 aquarium : Inovia makbat, Lek Wenny , Nadya endud, Selly beb, Endah ek, Indrik heng dan Hardy cyin yang telah membantu dan berjuang bersama dalam menyelesaikan skripsi ini. Emuahh !

10.Untuk teman semasa SMA : Zenny, Inna, Yusifa, Agung, Abu terima kasih dukungan dan doanya teman-temanku. dan temen SMP : Hanny, Ria, Tirta, Desi, Henny terima kasih cerita lucu-lucuannya sehingga memotivasi penulis. 11.Sahabat-sahabat tersayang Bang Anggik, Gadis, Amu, Mas Aris, terima

kasih kesayanganku selalu mengibur dan buat selalu semangat ngerjain skripsinya.


(4)

12.Untuk kakak dan abang senior bisnis 2009 Kak Ebbita Unyuk kesayangan, Kak Dira, Kak Fira, Bg Fuji, Bg Anggey, Bg Omen dan adik-adik junior 11 dan 12 Gofhar, Gofhur, Derick dan semuanya yang gak bisa disebutin namanya satu persatu makasih doa, dukungan dan motivasinya.

13.Kepada semua teman-teman Ilmu administrasi Bisnis stambuk 2010 khususnya teman-teman di kelas A terima kasih atas semua motivasi dan dorongannya, tetap semangat dan terima kasih untuk kebersamaannya selama empat tahun ini.

Penulis menyadari bahwa penyajian skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, Mei 2014

Penulis


(5)

ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA BUTIK KEIKA (Studi pada Butik Keika Jl. Tb Simatupang Ruko Komplek Palm Mas No.

119 ii Medan)

Nama : Dwi Ayu Arsita Sari NIM : 100907007 Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Nurlela Ketaren, M.SP

Memiliki suatu strategi di dalam menjalankan suatu bisnis adalah cara yang tepat untuk mencapai tujuan bisnis. Bisnis fashion merupakan bisnis yang banyak digeluti oleh para pengusaha khususnya dalam fashion kaum wanita. Bisnis fashion untuk kaum wanita semakin berkembang di kota Medan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan butik dalam mencapai tujuan dan faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap aktivitas butik Keika serta mengetahui strategi pengembangan usaha yang dapat dijalankan di Butik Keika Jl. Tb Simatupang Ruko Komplek Palm Mas No. 119 ii Medan.

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan data kualitatif. Data penelitian diperoleh dari observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Informan dalam penelitian ini dibagi dalam dua kelompok, yaitu informan kunci dengan penentuan informan menggunakan sampling purposive yaitu pemilik butik Keika dan informan utama menggunakan sampling aksidental yaitu konsumen dan pelanggan butik Keika.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dilapangan menunjukkan bahwa Butik Keika memiliki strategi untuk mengembangkan usahanya. Analisis menggunakan matriks SWOT menghasilkan beberapa strategi yang dapat dijalankan butik keika untuk mengembangkan usahanya yaitu meningkatkan kenyaman konsumen, meningkatkan kualitas produk dan layanan konsumen, menciptakan produk-produk baru khusunya pakaian wanita yang lebih variatif dan inovatif, Meningkatkan pengetahuan tentang selera konsumen terhadap produk fashion, Menambah jumlah pegawai agar pegawai dapat bekerja secara maksimal, membuat member card dengan menerapkan syarat dan ketentuan yang dapat digunakan konsumen untuk mendapatkan potongan harga, Menjalin hubungan baik dengan pemasok untuk menjaga kualitas produk dan Meningkatkan dan menambah kegiatan promosi.


(6)

ABSTRACT

BUSINESS DEVELOPMENT STRATEGY IN KEIKA BOUTIQUE (Studies in Keika boutique Jl . Tb Simatupang Commercial Complex Palm

Mas No. 119 ii Medan)

Name : Dwi Sari Ayu Arsita NIM : 100907007 Prodi : Science Business Administration /

Business Faculty

: Social Sciences and Political Science Advisor : Dra . Nurlela Ketaren , M.SP

Having a strategy in running a business is the right way to achieve business goals . Fashion business is a business that is hailed by many employers , especially in women fashion . Business fashion for women is growing in the city of Medan .

The purpose of this study was to determine internal strengths and weaknesses boutique in achieving goals and external factors into the opportunities and threats that affect the activity and determine Keika boutique business development strategies that can be run at Boutique Keika Jl . Tb Simatupang Commercial Complex No. Palm Mas . 119 ii field .

In this study, the method used is descriptive method with qualitative data . Data were obtained from observations , interviews and literature study . Informants in this study were divided into two groups , namely the determination of key informant informant using purposive sampling is Keika boutique owners and key informants using accidental sampling , namely consumers and customers Keika boutiques .

Based on the results of research conducted in the field indicate that Keika Boutique has a strategy to expand its business. Analysis using the SWOT matrix produce some strategies that can be run boutique keika to expand its business that improve customer comfort, improve product quality and customer service, create new products especially women's clothing that is more varied and innovative, improve knowledge about consumer appetite for fashion products, Increase the number of employees so employees can work optimally, making a member card to apply the terms and conditions which can be used by consumers to get discounts, maintaining good relationships with suppliers to maintain product quality and improve and add to the promotional activities.


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masala ... 5

1.3 Tujuan Masalah ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi ... 7

2.1.1 Pengertian dan Konsep Strategi ... 7

2.1.2 Tipe Strategi ………..………... ... 7

2.1.3 Strategi Bisnis ………. ... 10

2.1.4 Formulasi Strategi Melalui Pendekatan SWOT ……….. ... 11

2.1.4.1 Analisis Lingkungan Internal ……… ... 13

2.1.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal ……….. 17

2.2 Pengembangan Usaha ..……….. ... 18

2.2.1 Devenisi Pengembangan Usaha ……….. ... 18

2.2.2 Tipe Pengembangan Usaha ……… ... 20


(8)

2.2.3 Cara Pengembangan Usaha

………. ... 21

2.3 Usaha Kecil Menengah ……….. ... 22

2.4 Penelitian Terdahulu ……….. ... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ………... ... 28

3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ……….. ... 28

3.3 Informan Penelitian ... 29

3.4 Defenisi Konsep ... 29

3.5 Teknik Pengumpulan data ... 31

3.6 Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 34

4.1.1 Sejarah Singkat Butik Keika ... 34

4.1.2 Visi dan Misi Butik Keika ... 37

4.1.3 Struktur Organisasi Butik Keika ... 38

4.1.4 Deskripsi Tugas ... 39

4.2 Penyajian Data ... 40

4.2.1 Identitas Informan ... 40

4.3 Analisis Data ... 42

4.3.1 Faktor Internal Yang Menjadi Kekuatan Dan Kelemahan Butik Keika Jl. Tb.Simatupang Ruko Komplek Palm Mas No. 119 Ii Medan .... ... 42

4.3.2 Faktor Eksternal Yang Menjadi Peluang Dan Ancaman Butik Keika Jl. Tb Simatupang Ruko Komplek Palm Mas No. 119 Ii Medan ... 66


(9)

4.3.3 Strategi Pengembangan Usaha Yang Dapat Dijalankan Butik Keika Jl. Tb.Simatupang Ruko Komplek Palm Mas No. 119 Ii Medan .. ... 71 4.4 Pembahasan ... 80 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 84 5.2 Saran ... 85 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Logo Butik Keika ... 35 Gambar 4.2 Struktur Organisasi Butik Keika ... 38


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jenis-Jenis Produk dan Harga di Butik Keika ... 4

Tabel 3.1 Matriks SWOT ... 33

Tabel 4.1 Jenis-jenis Produk dan Harga di Butik Keika ... 36

Tabel 4.2 Identitas Informan Penelitian ... 40

Tabel 4.3 Matriks SWOT Butik Keika Jl. Tb Simatupang Ruko Komplek Palm Mas No. 119 ii Medan ... 76


(12)

ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA BUTIK KEIKA (Studi pada Butik Keika Jl. Tb Simatupang Ruko Komplek Palm Mas No.

119 ii Medan)

Nama : Dwi Ayu Arsita Sari NIM : 100907007 Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Nurlela Ketaren, M.SP

Memiliki suatu strategi di dalam menjalankan suatu bisnis adalah cara yang tepat untuk mencapai tujuan bisnis. Bisnis fashion merupakan bisnis yang banyak digeluti oleh para pengusaha khususnya dalam fashion kaum wanita. Bisnis fashion untuk kaum wanita semakin berkembang di kota Medan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan butik dalam mencapai tujuan dan faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap aktivitas butik Keika serta mengetahui strategi pengembangan usaha yang dapat dijalankan di Butik Keika Jl. Tb Simatupang Ruko Komplek Palm Mas No. 119 ii Medan.

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan data kualitatif. Data penelitian diperoleh dari observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Informan dalam penelitian ini dibagi dalam dua kelompok, yaitu informan kunci dengan penentuan informan menggunakan sampling purposive yaitu pemilik butik Keika dan informan utama menggunakan sampling aksidental yaitu konsumen dan pelanggan butik Keika.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dilapangan menunjukkan bahwa Butik Keika memiliki strategi untuk mengembangkan usahanya. Analisis menggunakan matriks SWOT menghasilkan beberapa strategi yang dapat dijalankan butik keika untuk mengembangkan usahanya yaitu meningkatkan kenyaman konsumen, meningkatkan kualitas produk dan layanan konsumen, menciptakan produk-produk baru khusunya pakaian wanita yang lebih variatif dan inovatif, Meningkatkan pengetahuan tentang selera konsumen terhadap produk fashion, Menambah jumlah pegawai agar pegawai dapat bekerja secara maksimal, membuat member card dengan menerapkan syarat dan ketentuan yang dapat digunakan konsumen untuk mendapatkan potongan harga, Menjalin hubungan baik dengan pemasok untuk menjaga kualitas produk dan Meningkatkan dan menambah kegiatan promosi.


(13)

ABSTRACT

BUSINESS DEVELOPMENT STRATEGY IN KEIKA BOUTIQUE (Studies in Keika boutique Jl . Tb Simatupang Commercial Complex Palm

Mas No. 119 ii Medan)

Name : Dwi Sari Ayu Arsita NIM : 100907007 Prodi : Science Business Administration /

Business Faculty

: Social Sciences and Political Science Advisor : Dra . Nurlela Ketaren , M.SP

Having a strategy in running a business is the right way to achieve business goals . Fashion business is a business that is hailed by many employers , especially in women fashion . Business fashion for women is growing in the city of Medan .

The purpose of this study was to determine internal strengths and weaknesses boutique in achieving goals and external factors into the opportunities and threats that affect the activity and determine Keika boutique business development strategies that can be run at Boutique Keika Jl . Tb Simatupang Commercial Complex No. Palm Mas . 119 ii field .

In this study, the method used is descriptive method with qualitative data . Data were obtained from observations , interviews and literature study . Informants in this study were divided into two groups , namely the determination of key informant informant using purposive sampling is Keika boutique owners and key informants using accidental sampling , namely consumers and customers Keika boutiques .

Based on the results of research conducted in the field indicate that Keika Boutique has a strategy to expand its business. Analysis using the SWOT matrix produce some strategies that can be run boutique keika to expand its business that improve customer comfort, improve product quality and customer service, create new products especially women's clothing that is more varied and innovative, improve knowledge about consumer appetite for fashion products, Increase the number of employees so employees can work optimally, making a member card to apply the terms and conditions which can be used by consumers to get discounts, maintaining good relationships with suppliers to maintain product quality and improve and add to the promotional activities.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam menyambut era globalisasi sekarang ini, sebuah perusahaan harus mampu untuk mengikuti perubahan yang terjadi di dalam maupun diluar perusahaan. Tentunya untuk mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi tersebut sangatlah tidak mudah. Perusahan cenderung berpikiran tradisional dan tidak mengharapkan adanya perubahan, tentunya akan menemui banyak kesulitan dalam menghadapi operasinya. Saat ini usaha-usaha kecil sudah bermunculan, dengan melihat trend life style masyarakat yang cenderung konsumtif yang ditandai dengan tumbuh pesatnya berbagai macam bidang usaha. Kebanyakan pelaku usaha lebih memilih usaha kecil agar para konsumen dapat membeli suatu barang ataupun yang dijual pengusaha dengan harga yang ekonomis bagi masyarakat banyak.

Menurut UU No.9 tahun 1995 : pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional, dengan kekayaan bersih Rp 50.000.000 sampai dengan Rp 200.000.000 (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dan omzet tahunan ≤ Rp 1.000.000.000.

Perkembangan bisnis yang tumbuh dengan pesat tersebut menciptakan persaingan yang juga semakin ketat. Kondisi demikian membuat konsumen semakin banyak untuk menentukan pilihan. Perusahaan atau pebisnis harus mampu untuk membuat strategi pemasaran yang dapat mengundang minat konsumen. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Kotler (2007: 29)


(15)

bahwa penentuan kebutuhan, keinginan, minat pasar sasaran serta memberikan kepuasan konsumen dengan efektif dan efisien adalah tugas utama organisasi agar tetap memelihara dan meningkatkan kesejahteraan masyakarat dan konsumen.

Memiliki suatu strategi di dalam menjalankan suatu bisnis adalah cara yang tepat untuk mencapai tujuan bisnis. Bisnis fashion merupakan bisnis yang banyak digeluti oleh para pengusaha khususnya dalam fashion kaum wanita. Bisnis fashion untuk kaum wanita semakin berkembang di kota Medan. Belum lagi dengan beragam kreatifitas para wirausahawan yang banyak menciptakan kreasi produk-produk pakaian yang kini menjadi trend dan lifestyle di Indonesia. Bahkan kini bidang fashion menjadi salah satu daya tarik tersendiri dan menjadi lifestyle disetiap Negara. Para wirausahawan melihat peluang bisnis yang menjanjikan di bidang fashion. Perilaku penduduk Indonesia yang konsumtif memberi peluang usaha terhadap mereka yang memiliki kemampuan dalam mendesain dan membuat pakaian tersebut. Berbagai usaha kecil dan menengah cukup kreatif dalam mengembangkan dan menciptakan desain pakaian yang sesuai dengan keinginan pasar. Butik kini semakin ramai bermunculan dan bersaing cukup ketat untuk merebut pangsa pasar.

Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat para pelaku usaha fashion harus mampu membentuk strategi pemasaran yang baik yaitu dengan memperlihatkan kebutuhan dan keinginan konsumen yang selalu berubah-ubah serta memberikan nilai tambah terhadap barang atau jasa yang diperdagangkan. Strategi tersebut dapat ditunjukkan melalui kualitas produk, kualitas pelayanan, fasilitas dan harga.


(16)

Setiap perusahaan tentunya memiliki strategi masing-masing dalam berbisnis. Permasalahannya adalah strategi yang dipergunakan oleh perusahaan tersebut. Karena bila ternyata strategi yang diterapkan oleh perusahaan tersebut tidak sesuai dengan keadaannya, maka strategi tersebut akan mengakibatkan kegagalan bagi perusahaan tersebut. Strategi yang diterapkan perusahaan untuk tiap-tiap bidang didalamnya pun berbeda-beda, mulai dari bagian produksi, distribusi, penjualan, maupun promosinya. Target perusahaan yang akan dicapai oleh suatu perusahaan tentunya harus didukung dengan adanya suatu strategi yang tepat agar perusahaan dapat mengalami peningkatan kualitas usahanya.

Demikian halnya pada bisnis fashion Butik Keika. Butik Keika yang berdiri pada tahun 2010 merupakan salah satu butik yang menjual pakaian dan accesoris wanita. Pakaian dan accesoris wanita yang dijual dibutik ini memiliki beberapa jenis model untuk kalangan remaja dan ibu-ibu.

Dalam menjalankan usaha butik ini, omset penjualan yang didapat berkisar Rp 10.000.000,00 – Rp 30.000.000,00 setiap bulannya. Namun tedapat kesulitan mengembangkan usaha fashion ini yang dipengaruhi oleh adanya butik lain yang menawarkan harga lebih murah sehingga menimbulkan ketertarikan terrsendiri bagi konsumen untuk melakukan pembelian di butik tersebut.


(17)

Tabel 1.1

Jenis-Jenis Produk dan Harga di Butik Keika

No Jenis Produk Harga

1. Blouse dan Blazer Rp 100.000,00 s/d Rp 200.000,00

2. Batik Rp 150.000,00 s/d Rp 500.000,00

3. Gaun Rp 700.000,00 s/d Rp 1.000.000,00

4. Dress Rp 200.000,00 s/d Rp 350.000,00

5. Passmina dan Jilbab Rp 25.000,00 s/d Rp 60.000,00

6. Kaftan Rp 600.000,00 s/d Rp 1.800.000,00

7. Rok dan Celana Rp 150.000,00 s/d Rp 300.000,00

8. Tas Rp 500.000,00 s/d Rp 1.500.000,00

9. Dompet / Tas Tangan Rp 250.000,00 s/d Rp 1.000.000,00

10. Kalung, Cincin dan Gelang Rp 60.000,00 s/d Rp 100.000,00

11. Bross jilbab Rp 40.000,00 s/d Rp 70.000,00

Sumber: Butik Keika, 2014

Tumbuh dan berkembangnya bisnis fashion yang hampir sama dengan butik Keika membuat persaingan antar bisnis semakin gencar melakukan promosi terhadap konsumen. Tingkat kesulitan dalam promosi pun semakin dirasakan pihak butik ini karena lokasi butik yang cenderung tidak terlihat oleh masyarakat sekitar atau orang-orang yang hanya sekedar melintasi jalan. Begitupula dengan tingkat pesaingan yang semakin ketat semenjak berdirinya beberapa bisnis fashion yang sama dan berdampak pada peningkatan jumlah penjual pakaian wanita di sekitar butik. Tingginya persaingan juga didukung dengat minat mengembangkan bisnis fashion dimana bisnis fashion merupakan bisnis branded yang memberikan


(18)

manfaat produk baik secara fungsional dan emosional sesuai dengan harapan yang telah terbentuk dalam benak konsumen.

Melihat kondisi di atas, maka Butik Keika harus menyusun strategi yang tepat diperuntukkan agar butik ini semakin berkembang ditengah persaingan bisnis fashion yang menjamur di Medan. Penyusunan strategi dapat dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi eksternal dan kondisi internal yang berada di Butik Keika.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Pada Butik Keika (Studi Pada Butik Keika Jl. TB Simatupang Ruko Komplek. Palm Mas No. 119ii Medan)”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Faktor internal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan Butik Keika Jl. Tb. Simatupang Ruko Komplek Palm Mas No. 119 ii Medan ? 2. Faktor eksternal apa saja yang menjadi peluang dan ancaman Butik Keika

Jl. Tb. Simatupang Ruko Komplek Palm Mas No. 119 ii Medan ?

3. Strategi apakah yang dapat dijalankan Butik Keika Jl. Tb. Simatupang Ruko Komplek Palm Mas No. 119 ii Medan dalam mengembangkan usahanya ?


(19)

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan Butik Keika Jl. Tb. Simatupang Ruko Komplek Palm Mas No. 119 ii Medan.

2. Untuk mengetahui faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman Jl. Tb. Simatupang Ruko Komplek Palm Mas No. 119 ii Medan.

3. Untuk mengetahui strategi pengembangan usaha yang dapat dijalankan Butik Keika Jl. Tb. Simatupang Ruko Komplek Palm Mas No. 119 ii Medan.

1.4Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan peneliti di bidang manajemen pemasaran, khususnya mengenai pengembangan bisnis.

2. Butik

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dan masukan pada butik Keika dalam memecahkan masalah atau persoalan butiknya.

3. Departemen Ilmu Administrasi Bisnis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Departemen ilmu Administrasi Bisnis dan menjadi referensi tambahan bagi mahasiswa/I di masa datang.


(20)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Strategi

2.1.1 Pengertian dan Konsep Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai suatu sasaran jangka panjang. Strategi adalah sekumpulan aktivitas yang dipilih oleh suatu perusahaan dalam rangka menghasilkan nilai – nilai pelanggan yang spesifik serta berada atau lebih baik dari pesaing. Menurut Stephanie K. Marrus dalam buku Husein Umar (2001 : 31), strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

Pernyataan strategi secara eksplisit merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis. Strategi memberikan kesatuan arah bagi semua anggota organisasi. Bila konsep strategi tidak jelas, maka keputusan yang diambil akan bersifat subyektif atau berdasarkan intuisi belaka dan mengabaikan keputusan yang lain.

2.1.2 Tipe Strategi

Strategi pada tingkat bisnis bertujuan untuk mengembangkan suatu bisnis yang akan memnungkinkan perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif atas pesaingnya dalam suatu pasar atau industri. David (2004) menyatakan ada dua belas tipe strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang dikelompokkan dalam empat bagian, yaitu:


(21)

1. Strategi Integrasi

Strategi ini memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan control atas distributor, pemasok, dan pesaing.

a. Integrasi ke depan, yaitu memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali pada distributor atau pengecer. Strategi ini dipilih jika distributor organisasi sangat mahal, mutu distributor terbatas, organisasi bersaing dalam industry sedang bertumbuh, organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia yang diperlukan untuk mengelola bisnis baru, keunggulan produk stabil sangat tinggi, distributor memperoleh laba yang besar.

b. Integrasi ke belakang, yaitu menunjuk pada strategi mencari kepemilikan atau kendali besar pada perusahaan pemasok. Strategi ini terutama tepat bia perusahaan pemasok saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. c. Integrasi horizontal, yaitu merajuk pada strategi mencari kepemilikan

dari atau kendali besar atas perusahaan pesaing. Hal ini dilakukan jika organisasi dapat memperoleh karakteristik monopolistic atau dalam bidang atau wilayah tertentu, organisasi bersaing dalam industry yang sedang bertumbuh, meningkatnya skala ekonomis memberikan keunggulan bersaing yang besar, organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia yang berbakat yang diperlukan untuk perluasan perusahaan, pesaing ragu karena tidak ada kemampuan manajerial.


(22)

2. Strategi Intensif

Kelompok strategi ini disebut sebagai intensif karena mensyaratkan berbagai upaya yang intensif untuk meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang sudah ada. Kelompok strategi ini meliputi tiga strategi, yaitu:

a. Penetrasi pasar, yaitu berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada di pasar lewat usaha pemasaran yang lebih gencar. Strategi ini banyak dilakukan sendiri atau kombinasi dengan strategi lain.

b. Pengembangan pasar, yaitu memasarkan produk atau jasa yang sudah ada ke wilayah geografi yang baru.

c. Pengembangan produk, yaitu mencari kenaikan penjualan dengan memperbaiki produk atau jasa yang sudah ada atau mengembangkan produk atau jasa baru.

3. Strategi Diversifikasi

Ada tiga tipe umum dari strategi diversifikasi, yaitu konsentrik (terfokus), horizontal, dan konglomerat.

a. Diversifikasi konsentrik, yaitu menambah produk atau jasa baru tetapi berkaitan. Hal ini dilakukan jika penambahan produk baru berkaitan secara signifikan akan memperkuat penualan yang sudah ada.

b. Diversifikasi konglomerat, yaitu menambah produk atau jasa baru tetapi tidak berkaitan. Strategi ini tepat dilakukan jika laba menurun.


(23)

c. Diversifikasi horizontal, yaitu menambah produk atau jasa baru tetapi tidak berkaitan dengan pelanggan yang sudah ada. Strategi ini dilakukan untuk meningkatkan pendapatan.

4. Strategi Defensif

Strategi defensive adalah strategi yang bertujuan untuk bertahan. Adapun jenis dari strategi defensive adalah sebagai berikut:

a. Retrenchment (penciutan), yaitu mengubah pengelompokan lewat penghematan biaya dan asset untuk membalik penjualan dan laba yang menurun.

b. Divestasi, yaitu menjual suatu divisi atau baian dari organisasi. Strategi ini dilakukan apabila organisasi telah melakukan penciutan dan gagal menghasilkan yang dibutuhkan.

c. Likuidasi, yaitu menjual seluruh asset perusahaan. Strategi ini dilakukan apabila organisasi telah melakukan strategi penciutan dan divestasi, namun tidak berhasil.

2.1.3 Strategi Bisnis

Solihin (2012:21) berpendapat bahwa strategi bisnis merupakan strategi yang dibuat pada level unit bisnis dan strateginya lebih ditekankan untuk meningkatkan posisi bersaing produk atau jasa perusahaan di dalam suatu industry atau segmen pasar tertentu. Strategi bisnis sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi – fungsi kegiatan manajemen, seperti strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi – strategi yang berhubungan dengan keuangan.


(24)

2.1.4 Formulasi Strategi Melalui Pendekatan SWOT

Analisis SWOT adalah keseluruhan evaluasi tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamanperusahaan (Kotler, 2009). Analisis situasi ini mengharuskan para manager strategis untuk menemukan kesesuaian strategis antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal, disamping memperhatikan ancaman-ancaman ekstrernal dan kelemahan-kelemahan internal. Dari hasil analisis SWOT akan diperoleh strategi alternative perusahaan untuk membantu manajer strategis memutuskan kearah mana perusahaan dapat tumbuh dan berkembang.

Analisis SWOT ( Strenghts, Weakness, Opportunities, Threats ) biasa digunakan untuk mengevaluasi kesempatan dan tantangan dilingkungan bisnis maupun pada lingkungan internal perusahaan. Analisis SWOT merupakan cara untuk mengamati lingkungan pemasaran eksternal dan internal. Manajer tingkat atas menggunakan SWOT untuk mendorong refleksi diri dan diskusi kelompok tentang bagaimana mengembangkan perusahaan dan posisinya untuk mencapai sukses (Kuncoro, 2006:51).

Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman (Strenghts-Weakness, Opportunities-Threats-SWOT) adalah sebuah alat pencocokan yang penting, yang membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi : Strategi SO (kekuatan-peluang), Strategi WO (kelemahan-peluang), Strategi ST (Kekuatan-ancaman, dan Strategi WT (kelemahan-ancaman). (David, 2010:327)

Strategi SO (SO Strategies) memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal. Secara umum, organisasi akan


(25)

menjalankan strategi WO, ST, atau WT untuk mencapai situasi di mana mereka dapat melaksanakan strategi SO. Jika sebuah perusahaan memiliki kelemahan besar, maka perusahaan akan berjuang untuk mengatasinya dan mengubahnya menjadi kekuatan.

Strategi WO (WO Strategies) bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Terkadang peluang-peluangn besar muncul, tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghalanginya memanfaatkan peluang tersebut.

Strategi ST (ST Strategies) menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti bahwa suatu organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman secara langsung di dalam lingkungan eksternal.

Strategi WT (WT Strategies) merupakan taktik defensive yang diarahkan untuk mengurangi kelemhan internal serta menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi yang menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal benar-benar dalam posisi yang membahayakan.

Matriks SWOT terdiri atas Sembilan sel. Terdapat empat sel faktor utama, empat sel strategi, dan satu sel yang dibiarkan kosong (sel kiri atas). Keempat sel strategi, yang diberi nama SO, WO, ST, dan WT dikembangkan setelahmelengkapi keempat sel faktor utama, yang diberi nama S, W, O, dan T. terdapat delapan lankah dalam membentuk sebuah Matriks SWOT, yaitu buat daftar peluang-peluang eksternal utama perusahaan, buat daftar ancaman-ancaman eksternal utama perusahaan, buat daftar kekuatan-kekuatan internal utama


(26)

perusahaan, buat daftar kelemahan-kelemahan internal utama perusahaan, cocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasilnya pada sel strategis SO, cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasilnya pada sel strategi WO, cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasilnya pada sel strategi ST, dan cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasilnya pada sel strategi WT. (David, 2010:330).

2.1.4.1 Analisis Lingkungan Internal

Umar, Husein (2001) berpendapat bisnis perusahaan sebagai suatu system akan berkaitan dengan sekumpulan faktor tertentu yang dapat mempengaruhi arah dan kebijakan perusahaan dalam mengelola bisnisnya. Lingkungan Internal merupakan aspek –aspek (kekuatan dan kelemahan) yang ada dalam perusahaan. Menurut David (2004:67) bidang fungsional yang menjadi variable dalam analisis internal adalah:

1. Manajemen

Manajemen merupakan pengaturan organisasi secara keseluruhan, mencakup lima aktivitas dasar yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf serta pengendalian/control.

2. Keuangan

Keuangan perusahaan sangat penting untuk memformulasikan strategi secara efektif. Aspek keuangan mencakup uang dari berbagai sumber yang digunakan oleh perusahaan untuk menjalankan strategi (solihin, 2012:32). Bidang keuangan harus dianalisis untuk melihat sebaik apa dana ditangani.


(27)

3. Pemasaran

Pemasaran merupakan proses penetapan, mengantisipasi, menciptakan, dan memenuhi kebutuhan dan keinginanpelanggan akan produk dan jasa. Pemasaran merupakan penghubung utama perusahaan kepada konsumen. Oleh karena itu, pemasar harus memperhatikan bauran pemasarannya. Adapun bauran pemasaran yang sering disebut dengan 4P (Hunger & Wheelen, 2003), yaitu:

a. Produk, merupakan alat bauran pemasaran yang utama. Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan oleh produsen ke konsumen. Produk mencakup ragam produk, desain, fitur, nama merek, kemasan, dan ukuran.

b. Tempat, merupakan bauran pemasaran yang menentukan lokasi dan saluran distribusi perusahaan untuk menyampaikan produk kepada pembeli.

c. Promosi, merupakan salah satu variable bauran pemasaran yang digunakan perusahaan untuk berkomunikasi dengan pembelinya. Promosi penjualan mencakup periklanan, promosi penjualan, penggunaan tenaga penjualan, hubungan masyarakat, dan pemasaran secara langsung.

d. Harga, penentuan harga dapat dilakukan dengan melihat daya beli konsumen dan jumlah yang cukup untuk menutupi kegiatan produksi serta keuntunganyang diperoleh. Harga mencakup harga terdaftar, potongan harga, periode pembayaran, dan syariat kredit.


(28)

4. Produksi/Operasional

Produksi/Operasional dalam suatu perusahaan merupakan seluruh aktivitas yang merubah input menjadi output. Menurut Heizer dan Render dalam Solihin (2008:38) aspek produksi/operasional yang harus dipertimbangkan perusahaan/pengusaha dalam menjalankan bisnisnya, yaitu:

a. Kualitas produk

Menurut Veigenbaum dalam solihin (2008) mtu/kualitas adalah kemampuan yang dimiliki suatu produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kualitas suatu produk dapat ditinjau dari dua pendekatan. Pendekatan pertama adalah pendekatan berdasarkan pengguna (user based approach). Berdasarkan pendekatan ini, kualitas suatu produk dirumuskan sebgaimana produk dirasakan dan dilihat oleh pengguna suatu produk. Bagi pengguna, sebuah produk disebut memiliki kualitas memuaskan konsumen yang lebih baik bila dibandingkan dengan produk lain. Pendekatan kedua adalah pendekatan berdasarkan manufaktur (manufacturing based approach). Melalui pendekatan ini, kualitas dirumuskan melalui sejauh mana produk yang dihasilkan dalam proses produksi memiliki kesesuaian dengan standarisasi.

b. Persediaan

Persediaan untuk kegiatan produksi barang mencakup persediaan bahan baku, bahan pembantu, barang setengah jadi dan barang jadi yang dibutuhkan dalam menghasilkan produk.


(29)

c. Desain proses dan kapasitas

Proses produksi bagaimana yang akan dipilih perusahaan untuk mentransformasi input menjadi output akan menentukan jenis teknologi produksi yang akan digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan produksi. Jenis teknologi yang digunakan berupa mesin dan peralatan akan menentukan kapasitas produksi yang dapat dihasilkan perusahaan.

d. Sumber daya manusia dan desain pekerjaan

Desain pekerjaan tergambar dari muatan pekerjaan, uraian pekerjaan, tugas yang harus dilaksanakan, wewenang yang dimiliki serta tanggung jawab dari pemegang jabatan yang akan menentukan persyaratan jabatan tertentu yang memerlukan kemampuan, keahlian (keahlian konseptual, keahlian teknik, keahlian sosialisasi) dan sikap tertentu dari sumber daya manusia yang akan terlibat dalam kegiatan produksi.

e. Rantai pasokan

Rantai pasokan adalah saluran yang lebih panjang mulai dari bahan mentah sampai produk akhir yang dihantarkan kepada pembeli akhir. f. Perawatan

Peralatan produksi yang dipakai secara terus-menerus harus memperoleh perawatan. Perawatan peralatan produksi secara berkala dapat mengurangi frekuensi kegiatan perbaikan mesin secara menyeluruh yang memakan biaya tinggi dan mengganggu kegiatan perusahaan.


(30)

5. Penelitian dan pengembangan

Penelitian dan pengembangan biasaya diarahkan pada produk-produk baru sebelum pesaing melakukannya.

Faktor-faktor strategi internal yang termasuk dalam kekuatan adalah kualitas, pengalaman top manajer (pemilik/pemimpin mengetahui produk yang disukai oleh konsumen), integrasi vertical (hubungan baik antara peusahaan dengan konsumen misalnya dengan memberikan potongan harga atau memudahkan pembayaran dengan sistem kredit atau menyicil), dan memiliki hubungan yang baik dengan SDM (pemilik/pemimpin memiliki hubungan baik sehingga menciptakan pegawai atau SDM yang berkompeten). (Fredddy Rangkuti, 2009:25).

2.1.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Umar, Husein (2001) berpendapat bahwa lingkungan ini mencakup sejumlah variable (peluang dan ancaman) yang berada diluar organisasi.

David (2004:82) mengelompokkan lingkungan eksternal menjadi dua bagian, yaitu:

1. Lingkungan umum

Lingkungan umum merupakan lingkungan luar atau lingkungan jauh dari perusahaan. Lingkungan umum terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial dan teknologi.

2. Lingkungan industri

Lingkungan industry merupakan lingkungan eksternal yang memiliki implikasi relatif lebih langsung terhadap operasional perusahaan.


(31)

Lingkungan industry terdiri dari persaingan antar perusahaan sejenis, ancaman produk pengganti (subtitusi), kekuatan tawar menawar pembeli/konsumen, kekuatan tawar menawar penjual/pemasok, dan ancaman pesaing baru yang sering disebut Lima Kekuatan Persaingan.

2.2Pengembangan Usaha

2.2.1 Defenisi Pengembangan Usaha

Di dalam melakukan kegiatan pengembangan usaha (business development), seorang wirausaha pada umumnya akan melakukan pengembangan kegiatan usaha melalui tahap-tahap pengembangan usaha sebagai berikut (solihin, 200626):

1. Memiliki ide bisnis

Usaha apapun yang akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan, pada mulanya berasal dari ide bisnis. Ide usaha yang dimiliki seorang wirausahawan dapat berasal dari berbagai sumber. Ide tersebut dapat muncul setelah melihat keberhasilan orang lain atau karena adanya sense of business yang kuat dari wirausahawan.

2. Penyaringan ide/konsep usaha

Ide usaha masih merupakan gambaran yang kasar mengenai bisnis yang akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan. Pada tahap selanjutnya, wirausahaan akan menterjemahkan ide tersebut dalam konsep usaha yang lebih spesifik. Dengan memperjelas ide usaha menjadi konsep usaha, maka hal tersebut akan semakin memudahkan wirausahawan dalam melakukan seleksi ide-ide usaha karena ide usaha tersebut akan semakinjekas wujud bisnisnya.

3. Pengembangan rencana usaha

Wirausahawan adalah orang yang melakukan penggunaan sumber daya untuk memperoleh keuntungan. Dengan demikian, komponen utama yang harus dikembangkan oleh seorang wirausahawan adalah perhitungan laba rugi dari bisnis tersebut. Selain itu, yang juga harus diperhatikan adalah


(32)

kecenderungan pasar saat ini maupun yang akan datang. Rencana usaha tersebut akan menjadi panduan bagi pelaksanaan usaha.

4. Implementasi rencana usaha pada pengendalian usaha

Rencana usaha yang telah dibuat kemudian diimplementasikan dlam pelaksanaan usaha. Dalam kegiatan implementasi rencana usaha, seorang wirausahawan akan mengerahkan berbagai sumber daya yang dibutuhkan seperti modal, material dan tenaga kerja untuk menjalani kegiatan usaha. Setelah itu dilakukan proses evaluasi dengan membandingkan hasil pelaksanaan usaha dengan target usaha yang telah dibuat dalam perencanaan usaha. Melalui pelaksanaan kegiatan usaha, seorang pengusaha juga akan memperoleh umpan balik yang dapat digunakan untuk melakukan perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan usaha, penetapan tujuan dan strategi baru atau melakukan tindakan koreksi.

Pengembangan usaha pada dasarnya adalah tanggung jawab dari setiap pengusaha/wirausaha. Dalam pengembangan usaha termasuk bagi industry rumah tangga saat ini sangat membutuhkan pandangan kedepan. (akan dijadikan seperti apa usaha tersebut), motivasi dan tentu saja kreativitas. Jika ini dapat dilakukan oleh setiap wirausaha, maka besarlah harapan untuk dapat menjadikan usaha yang semula kecil menjadi skala menengah atau bahkan mejadi sebuah usaha besar (Pandji Anoraga, 2007:66).

Pada umumnya pemilik usaha dalam mengembangkan usahanya harus mampu melihat suatu peluang dimana orang lain tidak mampu melihatnya, menangkap peluang dan memulai usaha (bisnis), dan menjalankan bisnis dengan berhasil. Implikasi bagi seorang pemilik usaha yang mampu menangkap peluang adalah: Pertama, pemilik usaha harus inovatif dalam mengembangkan ide-ide baru, mengembangkan produk-produk baru, atau mencari cara-cara baru dalam mengembangkan suatu produk. Kedua, seorang pemilikusaha harus berani mengambil resiko untuk mewujudkan ide-ide kedalam aktivitas bisnis. Ketiga,


(33)

seorang pemilik bisnis rumahan harus memiliki kemampuan dan kompetensi untuk mengelola bisnis.

Menurut Ahmad Subagyo (2008:29), pengembangan usaha berarti usaha yang akan dibangun merupakan bagian dari entitas usaha yang ada sebelumnya.

2.2.2 Tipe Pengembangan Usaha

Dalam Ahmad Subagyo (2008), disebutkan bahwa ada dua tipe pengembangan usaha yaitu:

1. Pengembangan Vertikal

Pengembangan vertical adalah perluasa usaha dengan cara membangun unti bisnis baru yang masih memiliki hubungan langsung dengan bisnis utamanya.

2. Pengembangan Horizontal

Pengembangan horizontal adalah pembangunan usaha baru yang bertujuan memperkuat bisnis utama untuk mendapatkan keunggulan komparatif, yang secara line produk tidak memiliki hubungan dengan core bisnisnya. 2.2.3 Cara Pengembangan Usaha

Menurut Humaizar (2010), disebutkan bahwa ada tiga cara pengembangan usaha yaitu:

1. Perluasan ke Hulu atau ke Hilir

Arah pengembangan usaha disesuaikan dengan posisi usaha anda saat ini, jika usaha tersebut berada di hilir, maka pengembangannya kearah hulu. Kelebihan: pengembangan pada posisi ini lebih muda, karena telah mengetahui pasar, sumber material, dan teknologi.


(34)

Kekurangan: jika terjadi permintaan produk pada bisnis ini melemah, maka tingkat penjualan akan menurun.

2. Diversifikasi Usaha

Diversifikasi usaha adalah mengembangkan usaha keberbagai jenis usaha. Kelebihan: jika salah satu jenis usha mengalami penurunan permintaan pasar (rugi), maka usaha yang lain masih dapat menutupi kerugiannya. Kekurangan: pengembangan cara ini cukup sulit dilakukan karena harus mempelajari dari awal baik pasar, sumber material, ataupun teknologinya dan sebagainya.

3. Menjual bisnis (Franchise)

Arti dari menjual bisnis disini adalah menjual hak patennya. Ini dilakukan ketika usaha tersebut sudah memiliki hak paten atas produk atau jasa dan konsep pemasarannya.

2.3 Usaha Kecil Menengah

Menurut Gaedeke dan Tootelian dalam Partomo dan Soedjoedono (2002), UKM memiliki 4 karakteristik, yaitu: (1) kepemilikan, (2) operasinya terbatas pada lingkungan atau kumpulan pemodal, (3) wilayah operasinya terbatas pada lingkungan sekitarnya, meskipun pemasaran dapat melampau wilayah lokalnya, dan (4) ukuran dari perusahaan dalam industry bersangkutan lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan lainnya dalam bidang usaha yang sama.

Sedangkan menurut Balton dan Partomo dan Soedjoedono (2002), menyatakan bahwa pimpinan atau pengurus UKM pada umumnya kurang atau


(35)

tidak mengenyam pendidikan formal atau mempunyai pendapatan lemah terhadap perlunya pendidikan dan pelatihan.

Walaupun UKM dipandang sebelah mata oleh para pesaing dari perusahaan skala besar, tetapi UKM memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan usaha besar, yaitu:

1. Inovasi dalam teknologi yang dengan mudah terjadi dalam pengembangan produk.

2. Hubungan kemanusiaan yang akrab di dalam perusahaan kecil.

3. Kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau penyerapannya terhadap tenaga kerja.

4. Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat disbanding dengan perusahaan besar yang pada umumnya memiliki birokrasi.

5. Terdapatnya dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan.

Partomo dan Soedjoedono (2002) berpendapat, pada kenyataannya UKM memiliki kendala-kendala dalam mempertahankan dan pengembangan usaha (bisnis), antara lain kurangnya pengetahuan pengelolaan usaha, kurang modal, dan lemah di bidang pemasaran. Untuk mengatasinya UKM harus memiliki strategi bisnis yang tepat perlu diambil, diantaranya adalah:

1. Untuk dapat mengembangkan UKM perlu dipelajari terlebih dahulu tentang cirri-ciri kelemahan serta potensi-potensi yang tersedia serta perundang-undangan yang mengaturnya.

2. Diperlukan bantuan manajerial agar tumbuh inovasi-inovasi mengelola UKM berdampingan dengan usaha-usaha yang besar.


(36)

3. Secaravertikal dalam system gugus usaha, UKM bisa menjadikan diri komplemen-komplemen usaha bagi industry perusahaan produksen utama. Maka diperlukan suatu strategi UKM menjalin kerja komplementer dengan usaha-usaha besar.

Kerja sama yang terjalin bisa berbentuk koperasi dan secara bersama-sama beroperasi masuk dalam usaha tertentu. Di Indonesia kemitraan usaha yang berbentuk koperasi merupakan strategi bisnis yang sangat penting, sehingga pemerintah menganggap perlu membentuk departemen khusus untuk menangani UKM dan koperasi.

2.4 Penelitian Terdahulu

Robiah (2009), meneliti tentang “Strategi Pengembangan Usaha Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Bekasi”. Hasil penelitian faktor internal dan eksternal serta analisis SWOT menghasilkan beberapa alternative strategi yang berhasil dirumuskan untuk pengembangan usaha rumah makan khas betawi h. syamsyudin kombo bekasi antara lain: (1) melakukan promosi yang lebih gencar melalui penyebaran brosur dan pemasangan papan nama dijalan-jalan utama, (2) mengubah konsep rumah makan dengan dekorasi-dekorasi khas betawi agar lebih menarik, (3) memperluas pasar dengan membuka cabang di daerah sekitar Bekasi, (4) menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk meningkatkan loyalitas pemasok, (5) membentuk bagian khusus untuk menangani pemasaran dan pencatatan keuangan rumah makan, (6) meningkatkan ketrampilan pegawai dengan memberikan 10 pelatihan-pelatihan, (7) meningkatkan kualitas pelayanan


(37)

kepada konsumen, dan (8) merekrut tenaga kerja baru yang berkualitas dan memiliki ketrampilan.

Wahyu Kusuma Wardhana (2012) dengan judul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung, Jawa Barat”. hasil penelitian matriks SWOT menghasilkan tujuh alternative strategi dan matriks QSP diperoleh perioritas alternative bagi Gerai Ayam Goreng Fatmawati sebagai berikut: (1) memiliki sebuah restoran yang berdiri sendiri, (2) peningkasan promosi dan marketing dengan, (3) menjaga kualitas dan kuantitas produk, (4) membutuhkan Area Manager dan leader di setiap gerai, (5) pelatihan-pelatihan pengembangan SDM, (6) evaluasi kinerja, (7) kerjasama dengan asosiasi pengusaha kuliner dan urutan strategi yang terakhir adalah membuat anak perusahaan dengan konsep barn.

Indriyani (2009) dengan judul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Yoghurt (studi kasus pada Unit Peternakan Darul Fallah (Dafarm) Desa Benteng Ciampea, Bogor-Jawa Barat). Hasil penelitian yang diperoleh: (1) Berdasarkan analisis lingkungan usaha, lingkungan Dafarm terbagi atas lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan eksternal dafarm terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Kekuatan yang dimiliki dafarm yaitu produk yang bersertifikat halal dan memiliki mutu yang relative baik. Kelemahan utama dafarm adalah produk belum memiliki sertifikat izin dari BPOM dan labelisasi kemasan yang belum lengkap. Sedangkan lingkungan eksternal faktor yang menjadi peluang utama untuk dafarm adalah permintaan produk yang belum sepenuhnya terpenuhi. Dan faktor yang menjadi ancaman utama adalah potensi persaingan industri yoghurt yang cukup tinggi. (2) berdasarkan hasil analisis IFE, EFE, dan SWOT, maka diperoleh tujuh alternative


(38)

strategi pengembangan usaha bagi dafarm. (3) berdasarkan analisis SQP, urutan prioritas sebagai pengembangan usaha bagi dafarm adalah A. melengkapi label produk dan mengurus perizinan ke BPOM, B. merekrut menejer professional, C. meningkatkan kapasitas produksi melalui peningkatan kerjasama dengan peternak mitra untuk memenuhi kebutuhan permintaan, D. mempertahankan harga jual produk dan terus berupaya meningkatkan mutu produk, E. Meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan, F. menciptakan diferensiasi produk, G. melakukan promosi dan sosialisasi manfaat yoghurt secara intensif, (4) rancangan arsitektur strategiik menghasilkan strategi yang dikelomppokkan menjadi dua bagian yakni: program kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus dan program kegiatan yang dilakukan secara bertahap menurut periode waktu hingga tahun 2012. Serangkaian program tersebut merupakan penjabaran dari strategi yang telah diformulasikan yang kemudian dipetakan kedalam rancangan arsitektur strategic pengembangan usaha dafarm.

Defieta (2009), dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Lasagna Gulung Bogor, Jawa Barat”. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi oleh Restiran lasagna Gulung serta posisi perusahaan dalam industry (pasar), dan (2) merumuskan alternative strategi pengembangan usaha yang tepat untuk restoran lasagna gulung agar dapat bersaing dengan para pesaingnya. Strategi yang dapat diterapkan adalah strategi intensif seperti pengembangan produk, pengembangan pasar dan penetrasi pasar. Hasil penelitian dari analisis faktor internal dan eksternal serta berdasarkan analisis SWOT menunjukkan bahwa ada beberapa strategi yang direkomendasikan untuk pengembangan usaha di restoran lasagna


(39)

gulung, antara lain: (1) membuat menu makanan paket, (2) peningkatan system promosi, (3) membuat website dan pemasangan wifi (4) membuat inovasi produk seperti pembuatan variasi ukuran lasagna, (5) membuat papan nama restoran lebih jelas, (6) mengikuti pameran-pameran makanan, (7) memberikan tanggal kadaluarsa dalam kemasan dan terakhir memperbaiki system keuangan dengan system komputerisasi dan mesin kasir, (8) menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk menjaga kualitas bahan baku.

Pretty Elisabeth Siahaan (2008) dengan judul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl (Studi kasus pada Restoran Rice Bowl Botani Square, Bogor). Hasil dari penelitian ini adalah Rice Bowl berada dalam posisi Hold and Maintance (jaga dan pertahankan) dimana strategi yang sesuai dengan penelitian ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. alternatif strategi yang dapat dijalankan Restoran Rice Bowl, yakni: (1) menjaga kualitas produk makanan dan layanan konsumen, (2) melakukan evaluasi dan kajian kemampuan restoran dalam menhadapi persaingan, (3) mengoptimalkan kegiatan promosi melalui iklan, media, dan website, (4) mensponsori event dan exhibition di Botani Square, (5) menyediakan layanan pesan antar, (6) membuka otlet baru, (7) menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk menjaga kualitas bahan baku.


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Zuriah (2006:47) peneliti dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan dan menguji hipotesis. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti (Moleong, 2005)

3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Butik Keika Jl. T.B. Simatupang Ruko Komplek. Palm Mas No. 119ii Medan. Penelitian dilakukan selama 1 bulan yaitu dari bulan Maret sampai dengan bulan April.

3.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel, sehingga peneliti menggunakan informan. Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk


(41)

memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Menurut Suyanto (2005:172), informan dalam penelitian ini dibagi dua, yaitu :

1. Informan kunci

Informan kunci dalam penelitian ini adalah pemilik Butik Keika yaitu Kak Gita Atika Fauzi. Penentuan informan kunci dilakukan secara purposive yaitu dipilih dengan pertimbangan bahwa orang tersebut dianggap paling tahu tentang yang diharapkan atau informan tersebut merupakan penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi situasi sosial yang diteliti.

2. Informan utama

Informan utama dalam penelitian ini adalah konsumen dan pelanggan butik Keika. Penentuan informan utama dilakukan secara aksidental yaitu penentuan informan secara kebetulan.

3.4 Definisi Konsep

Konsep merupakan istilah yang digunakan dalam menggambarkan secara abstrak tentang kejadian dan keadaan yang menjadi pusat perhatian. Konsep teoritis diajukan untuk menjawab permasalahan yang diteliti oleh penulis, karena itu perlu adanya definisi konsep. Dan adapun konsep dari penelitian ini, adalah:

1. Strategi

Strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi,


(42)

desertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. (K.Marus dalam Husein Umar, 2001:31)

2. Pengembangan Usaha

Didalam melakukan kegiatan pengembangan usaha seorang wirausaha pada umumnya akan melalui tahap-tahap pengembangan usaha yaitu: (1) memiliki ide bisnis, (2) penyaringan ide atau konsep usaha, (3) pengembangan rencana usaha, dan (4) implementasi rencana usaha pada pengendalian usaha. (Solihin, 2006:26)

3. Analisis Lingkungan Internal

Analisis internal mencakup kekuatan dan kelemahan perusahaan. Bidang fungsional yang menjadi variable dalam analisis internal adalah: (1) Manajemen, (2) Keuangan, (3) Pemasaran, (4) Produksi/Operasional, (5) Penelitian dan pengembangan. (David, 2004:67)

4. Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal mencakup peluang dan ancaman bagi perusahaan. Lingkungan ekternal yang memiliki implikasi relative lebih langsung terhadap operasional perusahaan adalah lima kekuatan persaingan. (David, 2004:82)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti, yaitu:


(43)

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung di lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara:

a. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak-pihak yang terkait dengan suatu tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Metode wawancara yang digunakan adalah metode wawancara mendalam (in-dept interview) dimana wawancara yang dilakukan secara informal (Bungin, 2001 : 136). Disini yang akan diwawancarai yaitu pemilik dan pembeli pada Butik KeikaS Jl. TB Simatupang Ruko Komp. Palm Mas No. 119ii Medan.

b. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan lngsung terhadap situasi social yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dialami Butik Keika Jl. TB Simatupang Ruko Komplek. Palm Mas No. 119ii Medan.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengumpulan kepustakaan yang dapat mendukung data primer. Adapun pengumpulan data sekunder yang dilakukan adalah : a. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari

buku-buku, jurnal, internet dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan masalah yang dibahas di dalam penelitian.


(44)

b. Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang berkaitan dengan obyek penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang peneliti lakukan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teknik analisis deskriptif

Teknik analisis data deskriptif adalah cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian strategi pengembangan usaha pada Butik Keika Jl. Tb Simatupang Ruko Komplek Palm Mas No. 119 ii Medan sebagai objek penelitian.

2. Matriks Strenght, Weakness, Opportunities, Threatht (SWOT)

Martriks Strenght, Weakness, Opportunities, Threatht (SWOT) adalah sebuah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimilikinya.


(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Butik Keika

Butik Keika adalah salah satu jenis usaha yang bergerak di bidang fashion, yang menjual produk-produk kebutuhan sandang wanita. Butik Keika berlokasi di Jl.TB.Simatupang Ruko Komplek Palm Mas No.119 ii Medan. Butik Keika berdiri pada tanggal 6 Maret 2010. Lokasi Butik Keika dekat dengan pemukiman penduduk dan terminal Pinang Baris. Daerah ini dilalui oleh berbagai transportasi darat, baik transportasi pribadi seperti mobil dan sepeda motor maupun transportasi umum seperti angkutan umum dan becak.

Pemilik Butik Keika adalah seorang wirausahawati yang bernama Kak Gita Atika Fauzi. Alasan kak Gita tertarik untuk membuka bisnis Butik Keika ini adalah karena menurut Kak Gita, trend fashion sedang diminati masyarakat khususnya di kota Medan. Banyak remaja khusunya kaum wanita dan ibu-ibu mempunyai hobi berbelanja atau yang sering dikenal dengan sebutan “shopping”. Alasan lain yang juga mendasari Kak Gita membuka Butik ini adalah kegemaran Kak Gita dalam Mendesign pakaian wanita.

Keputusan untuk mendirikan Butik Keika ini adalah kak Gita sebagai pemilik ingin memasuki dunia fashion yang dianggap tidak akan pernah mati karena fashion sangat diminati masyarakat khususnya kaum wanita. Selain itu, keputusan membangun butik ini didukung oleh ketertarikan pemilik pada usaha fashion. Arti fashion menurut kak Gita adalah ekspresi atau cirri khas setiap


(46)

individu bagaimana individu tersebut ingin dinilai oleh orang lain dengan apa yang meraka pakai.

Gambar 4.1 Logo Butik Keika

Sumber: Butik Keika (2014)

Produk yang dijual oleh Butik Keika memiliki kualitas yang baik. Beberapa jenis pakaian di desaign khusus oleh kak Gita sendiri. Jenis pakaian yang sering di desaign oleh kak Gita adalah blouse dan blazer tetapi hanya sebagian. Produk-produk yang dijual butik Keika dibeli langsung oleh kak Gita dari Jakarta, Surabaya, Bandung dan Bangkok.

Untuk jenis pakaian yang didesain oleh kak Gita diberi lable dan merk “KEIKA” pada bagian kerah baju. Kak Gita hanya memberikan label “Keika” pada semua produk untuk meletakkan bandrol harga. Harga yang diberikan kak Gita untuk semua produknya adalah harga pas dan tidak bisa melakukan tawar-menawar. Jika pembeli butik adalah orang-orang terdekat kak Gita dan keluarga maka kak Gita memberikan diskon khusus kepada mereka, dan diskon tersebut juga berlaku untuk pelanggan butik yang sering berbelanja di butik Keika.

Adapun jenis-jenis produk beserta harga yang dijual oleh Butik Keika antara lain:


(47)

Tabel 4.1

Jenis-Jenis Produk dan Harga di Butik Keika

No Jenis Produk Harga

1. Blouse dan Blazer Rp 100.000,00 s/d Rp 200.000,00

2. Batik Rp 150.000,00 s/d Rp 500.000,00

3. Gaun Rp 700.000,00 s/d Rp 1.000.000,00

4. Dress Rp 200.000,00 s/d Rp 350.000,00

5. Passmina dan Jilbab Rp 25.000,00 s/d Rp 60.000,00

6. Kaftan Rp 600.000,00 s/d Rp 1.800.000,00

7. Rok dan Celana Rp 150.000,00 s/d Rp 300.000,00

8. Tas Rp 500.000,00 s/d Rp 1.500.000,00

9. Dompet / Tas Tangan Rp 250.000,00 s/d Rp 1.000.000,00

10. Kalung, Cincin dan gelang Rp 60.000,00 s/d Rp 100.000,00

11. Bross jilbab Rp 40.000,00 s/d Rp 70.000,00

Sumber: Butik Keika

Yang menjadi target pasar butik Keika adalah masyarakat menengah keatas dengan penghasilan rata-rata lima sampai sepuluh juta perbulan. Kak Gita selalu up to date dalam meawarkan produk-produknya kepada konsumen. Untuk dapat menarik minat konsumennya, kak Gita terlebih dahulu mencari tahu bagaimana pakaian yang sedang in dan banyak diminati konsumen. Produk-produk yang dijual di butik ini juga memiliki kualitas yang baik agar dapat memuaskan konsumen.

Butik Keika Jl.T.B.Simatupang Ruko Komplek Palm Mas No.119 ii Medan buka setiap hari senin sampai sabtu, hari minggu dan hari libur butik Keika tutup. Butik ini buka pada pukul 11.00 WIB - 17.00 WIB. Butik ini tetap


(48)

bertahan dan menjalankan usahanya. Namun setelah mengalami masa sulit pada awal berdiri, akhirnya pada bulan kelima butik ini mulai merasakan keuntungan usaha.

Pendapatan yang diperoleh Butik Keika perbulannya sekitar Rp 10.000.000,00 sampai dengan Rp 30.000.000,00. Pendapatan perbulan Butik Keika tidak hanya berdasarkan konsumen yang langsung datang ke Butik Keika untuk membeli produk secara langsung, tetapi juga berdasarkan pesanan dari Online yaitu melalui Blacberry Masanger dan Instagram. Konsumen yang tertarik saat melihat produk yang ditawarkan di media sosial tersebut akan berkomunikasi langsung dengan kak Gita selaku pemilik Butik. Pendapatan yang lain juga berasal dari event Bazar yang sering diikuti oleh Kak Gita untuk menawarkan produknya yang mempengaruhi jumlah pendapatan dari Butik Keika.

4.1.2 Visi dan Misi Butik Keika

Visi dan Misi dari suatu bisnis, dapat membantu bisnis tersebuut dalam mencapai tujuan bisnisnya. Visi dan misi dirumuskan sebagai pedoman di dalam mencapai tujuan bisnis. Visi dan Misi Butik Keika adalah sebagai berikut:

a. Visi

Visi Butik Keika yaitu untuk menjadikan Butik Keika sebagai Local Brand yang mampu memasuki Fashion Icon Khususnya di Sumatera Utara.

b. Misi

Meningkatkan volume penjualan dengan menawarkan produk-produk yang berkualitas serta standar pelayanan yang terbaik.


(49)

4.1.3 Struktur Organisasi Butik KeikaS

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Pada struktur organisasi Butik KeikaS,di butuhkan koordinasi yang baik antara satu bagian dengan bagian lain agar tujuan dari Butik KeikaS dapat tercapai.

Gambar 4.2

Struktur Organisasi Butik Keika

Sumber: Butik Keika (2014) 4.1.4 Deskripsi Tugas

Berikut ini merupakan deskripsi kerja masing-masing bagian yang ada di Butik Keika Jl.T.B Simatupang Ruko Komplek Palm Mas No.119 ii Medan antara lain sebagai berikut:

 

PEGAWAI  (Siska)  KASIR 

(Tante Upi) 

PEMILIK  (Gita Atika) 


(50)

1. Pemilik Butik Keika

a. Memimpin, mengawasi dan mengelola usaha Butik Keika b. Memiliki hak untuk mengatur dan membuat kebijkan pada Butik

Keika

c. Berbelanja produk-produk yang akan ditawarkan kepada konsumen Butik Keika

d. Mendesign baju yang akan ditawarkan kepada konsumen 2. Pegawai Butik Keika

a. Melayani konsumen yang datang ke Butik dengan baik. b. Merapikan dan menata produk-produk yang akan di jual. c. Menjaga kebersihan toko.

3. Kasir Butik Keika

a. Melayani pembayaran produk yang dibeli oleh konsumen. b. Melaporkan laporan keuangan Butik Keika kepada pemilik.

c. Membantu pegawai butik untuk melayani pembeli jika sedang ramai dan merapikan toko.

4.2 Penyajian Data

4.2.1 Identitas Informan

Dalam bab ini, penulis akan menyajikan semua hasil pengumpulan data yang diperoleh selama penelitian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh data berikut ini dengan menggunakan metode wawancara secara mendalam kepada pihak yang berhubungan dengan judul penelitian ini yakni kepada pemilik Butik Keika yaitu Kak Gita Atika Fauzi sebagai informan kunci


(51)

dan dengan informan utama yaitu konsumen dan pelanggan butik Keika. Berikut ini adalah karakteristik informan penelitian yang peneliti klasifikasikan ke dalam bentuk table karakteristik.

Tabel 4.2 Identitas Informan Penelitian No. Nama Usia

(tahun)

jenis Kelamin

Pendidikan Pekerjaan Keterangan 1 Gita Atika

fauzi

26 Perempuan S 1 Wirausaha Pemilik Butik Keika 2 Azura

Sebayang

22 Perempuan S 1 Mahasiswa

FISIP USU Pelanggan (5 kali kunjungan) 3 Dina Widya Pohan

45 Perempuan S 2 Pegawai

Negeri Sipil

Konsumen (3 kali kunjungan) 4 Indah

Wulandari

19 Perempuan S 1 Mahasiswa

STIE Harapan Pelanggan (5 kali kunjungan) 5 Wenny Anggraini

16 Perempuan SMA Pelajar

SMA Negeri 3 Pelanggan (7 kali kunjungan) 6 Riza Erwina

26 Perempuan S 1 pegawai

Swasta

Konsumen (3 kali kunjungan) 7 Leoni

Nasution

20 Perempuan S 1 Mahasiswa

FK UISI

Pelanggan (lebih 10 kali) 8 Dewi

Suciati

40 Perempuan SMA Ibu Rumah

Tangga

Pelanggan (6 kali kunjungan) Sumber: Hasil Wawancara Peneliti di Butik Keika (2014)

Penjelasan mengenai tabel di atas yaitu :

1. Penulis menetapkan informan di dalam proses wawancara sebanyak 8 orang sebagai informan, dengan rincian 8 orang perempuan. Dari 8 orang tersebut, pihak Butik Keika yang menjadi sumber informan adalah pemilik butik dan 7 informan lainnya merupakan pelanggan dari Butik Keika Medan. Dalam proses wawancara jenis kelamin informan adalah perempuan. Hal ini dikarenakan saat penulis melakukan penelitian, semua pelanggan yang datang


(52)

ke butik Keika adalah perempuan karena pasar sasaran butik Keika adalah kaum wanita. Dalam proses wawancara kepada pelanggan, peneliti lebih menganalisis hal-hal apa saja yang membuat pelanggan Butik Keika tertarik untuk membeli produk di Butik keika dan tanggapan para pelanggan tentang produk yang sudah ditawarkan oleh Butik Keika.

2. Jumlah informan yang berusia 16 sampai 26 tahun berjumlah sebanyak 6 orang, dan usia 40 sampai 45 tahun berjumlah 2 orang.

3. Tingkat pendidikan informan mulai dari Sekolah Menengah Atas hingga lulusan perguruan tinggi. Informan yang memiliki latar belakang perguruan tinggi adalah pemilik butik keika dan 5 orang pelanggan Butik Keika. Dan informan yang memiliki latar belakang SMA adalah 2 orang dari pelanggan butik Keika. Dalam hal ini, perlu peneliti menekankan walaupun informan berasal dari pendidikan yang berbeda, namun pertanyaan yang di ajukan sama. Semua jawaban yang didapatkan peneliti ketika melakukan wawancara peneliti masukkan dalam temuan data penelitian tanpa menguubah makna asli jawaban informan.

4. Informan penelitian memiliki pekerjaan yang beraneka ragam. Informan yang memiliki pekerjaan sebagai wirausaha adalah sebanyak 1 orang yakni pemilik butik Keika. Ketujuh orang informan butik memiliki pekerjaan yang berbeda yaitu 3 orang sebagai pegawai, 2 orang sebagai mahasiswa, 1 orang sebagai pelajar dan 1 orang sebagai ibu rumah tangga.

5. Peneliti melakukan wawancara dengan pemiliki butik untuk mengetahui bagaimana sejarah Butik Keika, jenis produk, dan faktor internal apa saja yang dilakukan butik keika. Sedangkan peneliti melakukan wawancara


(53)

dengan konsumen, dengan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan tanggapan para pelanggan tentang Butik keika.

4.3 Hasil Analisis Data

Dalam menjalankan bisnis di bidang fashion, khususnya untuk pakaian wanita memiliki banyak tantanngan, karena banyaknya jenis bisnis yang menjalankan bisnis dengan fokus usaha yang sama. Hal ini membuat suatu bisnis harus memiliki strategi khusus agar produk yang ditawarkan dapat menarik perhatian konsumen untuk mengambil keputusan pembelian produk tersebut dibandingakan dengan produk yang lainnya.

Persaingan dengan usaha lain menjadi resiko yang harus dihadapi ketika ingin menjalankan suatu bisnis. Strategi harus di buat dengan sebaik mungkin agar produk kita dapat bersaing dengan produk yang lain dan di kenal oleh konsumen. Seperti yang kita ketahui, di kota Medan sendiri, sudah ada bisnis fashion yang menjadi unggulan di kalangan kaum wanita. Selera konsumen yang berbeda-beda terhadap hal fashion juga merupakan salah satu tantangan bagi pemiliki usaha fashion untuk dapat menarik perhatian konsumen.

Berikut ini kutipan wawancara dengan pemilik Butik Keika dan pelanggan Butik Keika perihal strategi, pengembangan usaha, analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal.

a. Strategi

Strategi merupakan suatu cara atau upaya yang dilakukan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Strategi yang digunakan pebisnis dalam


(54)

menjalankan usaha merupakan salah satu tolak ukur yang dapat menentukan berjalan atau tidak usaha tersebut. pebisnis harus mengetahui apakah strategi yang telah dilakukan dapat menarik minat konsumen.

“kak Gita mengatakan strategi yang telah ditetapkan dalam menjalankan usaha butiknya ini sudah berjalan dengan baik, sebelum membuka butik ini sudah memikirkan matang—matang strategi apa yang digunakan agar butiik ini dapat berjalan dengan baik. Namun banyaknya pesaing membuat kak Gita harus membuat strategi khhusus dalam menarik minat konsumen”.

Setiap pebisnis memiliki strategi yang berbeda-beda dalam menjalankan usahanya. Begitupula yang dilakukan oleh kak Gita sebagai pemilik Butik. Butik keika sudah melakukan strategi untuk membuat keika dikenal oleh masyarakat khususnya untuk pelanggan Butik Keika.

b. Pengembanngan Usaha

Dalam menngembanngkan usaha setiap pebisnis harus melalui tahap pengembangan usaha, hal tersebut sudah dilakukan oleh kak Gita sebagai pemilik Butik Keika. Kak Gita memiliki ide untuk membuka bisnis butik karena kecintaan kak Gita terhadap fashion dan kemampuan kak Gita dalam mendesain pakaian wanita.

“Emmmm… awalnya yang pertama karena suka fashion. Suka belanja baju-baju sama acceesoris. Fashion itu kan gak pernah ada matinya apalagi di kalangan perempuan. Jadi itu sih yang mendasari, yang kedua setelah itu memang suka desain , gambar-gambar baju, terus ingin masuk di dunia fashion khususnya ingin menjadi salah satu local brand yang dikenal masyarakat. Apalagi kan sekarang banyak anak-anak remaja, ibu-ibu sukanya shopping”.

Ide tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk konsep usaha. Konsep usaha yang diterapkan butik ini adalah menjual produk pakaian dan accesoris wanita untuk kalangan remaja dan ibu-ibu. Kak Gita mengatakan bahwa ia sudah menuangkan ide usahanya kedalam konsep usaha.


(55)

“Konsepnya sih simple aja ya… bisa untuk semua kalangan. Setiap orang kan punya selera masing-masing, jadi konsep butik ini bisa untuk kalangan remaja dan ibu-ibu”.

Setelah ide tersebut dituangkan dalam konsep usaha, tahap selanjutnya adalah pengembangan rencana usaha. Rencana usaha butik keika adalah menjadi brend local yang terkenal di Indonesia khususnya di Sumatera Utara. Menjual produk pakaian dan accesoris yang berkualitas. Mendesain pakaian wanita agar dapat menjadi cirri khas butik Keika itu sendiri.

“Emm.. saya menetapkan rencana usaha butik ini untuk bisa menjadi brand local yang menyediakan pakaian dan accesoris yang berkualitas. Saya mendesain pakaian di butik Keika agar pakaian-pakaian tersebut berbeda dengan yang dijual oleh butik lain”.

Tahap terakhir adalah mengimplementasikan rencana usaha. Butik keika memiliki sumber daya manusia, modal, material dalam membuka butik Keika ini. Dalam mengimplementasikan rencana usaha ini, pemiliki butik memperoleh umpan balik yang dapat digunakan dalam melakukan pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan Butik.

“Iya sudah, saya mempunyai pegawai, modal dan material yang saya rasa sudah cukup baik dalam menjalankan butik ini dan saya juga mendapatkan umpan balik yang bisa digunakan dalam kegiatan berlangsungnya butik”.

c. Analisis Faktor Internal dan Eksternal

Dalam melakukan wawancara yang berkaitan dengan analisis lingkungan internal dan eksternal, pemilik dan pelanggan butik mengutarakan pendapat mereka tentang butik Keika ini.


(56)

A. Analisis Faktor internal 1. Manajemen

Manajemen butik Keika yang dijalankan oleh pemilik Butik diakui sudah cukup efisien. Dalam me-manajemen butik ini, kak Gita selaku pemilik Butik telah menjalankan lima aktivitas dasar dari manajemen, yang pertama yaitu perencanaan. Rencana kak Gita untuk membuka usaha butik dengan menawarkan produk-produk yang berkualitas sudah ia jalankan.

Selanjutnya adalah pengorganisasian, dalam mengorganisasikan butiknya ini, pemilik butik memiliki hak sepenuhnya untuk mengatur butik Keika. Yang ketiga adalah pemberian motivasi, pemberian motivasi ditujukan kepada pegawai butik agar dapat bekerja sama dalam melayani konsumen butik dengan baik agar konsumen yang datang merasa puas dengan keramahan pegawai butik. Dan yang terakhir adalah pengelolaan staf serta pengendalian/control. Semua aktivitas yang berhubungan dengan butik dikendalikan dan di awasi oleh kak Gita sebagai pemilik butik.

“kak Gita mengatakan bahwa Sejauh ini semuanya lancar-lancar aja, saya rasa sudah cukup efesien. Saya memasarkan produk-produk yang berkualitas, untuk kebijakan butik sepenuhnya saya yang mengendalikan, saya selalu memberikan motivasi kepada pegawai saya untuk bisa kerjasama merawat butik dan juga melayani pelanggan dengan ramah”.

2. Keuangan

Modal yang dimiliki pemilik butik untuk membuka usaha butik Keika ini sudah terpenuhi namun masih mengalami kesulitan dan kekurangan modal karena semakin meningkatnya harga bahan baku, meningkatnya harga stand bazaar danmahalnya biaya transportasi dan akomodasi saat membeli produk dan bahan


(57)

baku. Hal itu yang dirasakan oleh pemilik butik seperti yang kutipan wawancara berikut:

“Modal buka usaha awal mulanya cukup, namun untuk saat ini saya ngerasa kekurangan modal karena sekarang harga bahan baku semakin tinggi, stand bazaar juga gak nentu cenderung meningkat, terus biaya transportasi sama akomodasi kalo kakak mau beli bahan baku dan produk lainnya mahal”.

Untuk pengelolaan keuangan butik Keika, pemilik butik sendiri yang mengontrolnya. Setiap konsumen/pelanggan yang datang ke butik akan melakukan transaksi pembayaran di kasir. Pegawai kasir akan melaporkan pencatatan keuangan kepada kak Gita untuk di evaluasi, apakah pencatatan yang dilakukan oleh pegawai kasir sudah benar atau belum. Dan dari laporan tersebutlah kak Gita mengetahui berapa keuntungan yang diperoleh Butik Keika.

“Kebetulan di butik ini ada satu kasir, nah keuangannya dicatet sama kasir dipembukuan lalu setiap minggunya dilaporkan ke saya. Gak begitu ribet sih soalnyaa kan cuma nyatet produk apa yang laku beserta harga jualnya, jadi itu nanti yang dilaporkan ke saya. Selanjutnya saya yang memeriksa dan ngitung berapa keuntungannya”.

3. Pemasaran a. Produk

Produk merupakan salah satu unsur bauran pemasaran jasa yang bagaimana produk tersebut memenuhi kebutuhan konsumen serta penanganan kualitasnya. Produk bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada konsumen. Pebisnis harus sangat memperhatikan ketika akan menawarkan suatu produk, pebisnis harus mengetahui apakah produk tersebut dibutuhkan dan diinginkan kepada konsumen atau tidak. Jika suatu produk tidak dapat diminati oleh konsumen, maka pebisnis akan mengalami kerugian.


(58)

“Kak Gita mengatakan jenis produk yang ditawarkan di butik keika adalah pakaian, tas, dompet dan accesoriss wanita. untuk pakaian ada blouse, batik, gaun, dress, blazer, kaftan, rok, celana. Kalo untuk acccesorisnya itu ada pasmina, jilbab, kalung, cincin, bross. Pakaian yang saya desain sendiri kemuadian saya beri merk keika. Begitu juga dengan beberapa accerosis sepeti kalung saya buat sendiri.”

Setiap produk yang ditawarkan, pasti memiliki produk unggulan. Produk unggulan adalah produk yang paling diminati oleh konsumen, dan paling sering dibeli oleh konsumen.

“Kak Gita mengatakan, produk unggulan Butik Keika adalah Dress dan tas. Hal ini dikarenakan kedua produk tersebut yang paling diminati oleh konsumen dan selalu laku”.

Lima dari tujuh orang pelanggan Butik keika mengatakan bahwa produk yang biasanya di beli di Butik Keika adalah dress dan tas.

Pelanggan yang pertama, Azura Sebayang (22 tahun)

“saya biasanya beli tas, karena model tas yang dijual disini sesuai sama selera saya. Meskipun harganya mahal tapi kualitas tasnya baik”.

Pelanggan yang kedua, Ibu Dina Widya Pohan (45 tahun)

“semua produk bagus-bagus, tapi saya suka beli dress dan kaftannya. Terkesan sederhana tapi mewah, cocok sama pembawaan saya”.

Pelanggan yang ketiga, Ibu Riza Erwina (26 tahun)

“Biasanya saya beli dress karena saya hijab dan suka pake dress. Dress disini cantik-cantik dan sesuai sama tubuh saya yang agak tinggi”.

Pelanggan yang keempat, Leoni Nasution (20 tahun)

Saya biasa membeli tas, sudah 3 kali saya beli tas disini. Selain kualitasnya bagus, jarang ada saya liat di toko lain”.


(59)

Pelanggan yang kelima, Ibu Dewi Suciati (40 tahun)

“Saya pertama kali membeli produk di butik Keika ini adalah dress, ternyata sedang up to date dan kualitasnya bagus, terus saya jadi suka beli dress disini”.

b. Tempat/Lokasi

Salah satu keputusan yang sangat penting sebelum memulai suatu bisnis adalah memilih lokasi yang tepat dan strategis sebagai tempat usaha. Hal ini dikarenakan lokasi ikut berperan di dalam menentukan tingkat kesuksesan suatu jenis bisnis. Jika memilih lokasi yang kurang strategis maka dapat menghambat kelancaran dari bisnis tersebut, atau konsumen yang enggan pergi ke tempat tersebut karena merasa tempatnya jauh.

“Alasannya memilih lokasi di sini karena memang ruko ini adalah milik orang tua saya yang dulunya di sewakan, setelah yang menyewa pindah keluar kota, ruko ini sempat kosong. Dan setelah itu saya renovasi untuk membuka butik. Kalo dilihat dari potensi lokasi ini sih saya kurang tau ya. Sebenernya saya hanya manfaatin lahan yang ada, kalo pun sih sebenernya bisa aja buka di mall tapi emm.. lebih enak kalo punya toko sendiri jadi gak ngeluarin dana untuk bayar sewa tokonya juga kan.. gitu sih”.

Kak Gita memilih lokasi di daerah Jalan TB.Simatupang karena Kak Gita memanfaatkan apa yang ada walaupun lokasinya tidak begitu strategis dan jauh dari pusat kota. Dan meskipun Kak Gita mampu untuk membuka toko di Mall, kak Gita lebih memilih memanfaatkan ruko ini daripada harus mengeluarkan dana untuk membayar sewa jika di mall atau tempat lain.

Namun hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada konsumen dan pelanggan butik keika mengatakan bahwa lokasi butik ini kurang strategis. Seperti yang dikatakan ibu Dina Widya Pohan, ia mengatakan bahwa:


(1)

(Dafarm) Desa Benteng Ciampea, Bogor-Jawa Barat)”, bahwa hasil penelitian berdasarkan lingkungan internal dan eksterrnal serta SWOT diperoleh tujuh alternative strategi untuk mengembangkan usaha, berdasarkan analisis SQP diperoleh urutan prioritas sebagai pengembangan usaha serta rancangan arsitektur menghasilkan strategi untuk mengembangkan usaha Dafarm. Dan begitu juga dengan hasil penelitian Pretty Elisabeth Siahaan (2008) yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl (Studi kasus pada Restoran Rice Bowl Botani Square, Bogor)”, Hasil dari penelitian ini adalah Rice Bowl berada dalam posisi Hold and Maintance (jaga dan pertahankan) dimana strategi yang sesuai dengan penelitian ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.


(2)

BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis akan mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor internal yang menjadi kekuatan butik Keika adalah produk berkualitas, variasi produk, promosi yang cukup gencar, adanya potongan harga, pegawai yang berkompeten, dan fasilitas memadai Sedangkan yang menjadi kelemahan butik Keika adalah lokasi kurang strategis, harga relative mahal, jumlah pegawai kurang, size pakaian terbatas, kemasan kurang menarik, dan proses produksi lambat.

2. Faktor eksternal yang menjadi peluang butik Keika adalah tidak ada usaha sejenis disekitar lokasi, penawaran mendesain baju sesuai keinginan pelanggan, pembeli tidak melakukan tawar-menawar, banyak pemasok, dan merupakan produk kebutuhan sandang wanita. Sedangkan yang menjadi ancaman butik Keika adalah Persaingan dengan bisnis baru dan yang sudah ada, selera konsumen yang berubah-ubah terhadap fashion, banyak pesaing yang menawarkan harga lebih murah, meningkatnya harga bahan baku, meningkatnya harga stand bazaar, dan mahalnya biaya transportasi dan akomodasi saat membeli bahan baku dan bahan jadi serta pemadaman listrik.

3. Delapan strategi yang dapat dijalankan butik Keika untuk mengembangkan usahanya adalah meningkatkan kenyamanan konsumen, meningkatkan kualitas produk dan layanan konsumen, menciptakan


(3)

produk-produk baru khususnya pakaian wanita yang lebih variatif dan inovatif, meningkatkan pengetahuan tentang selera konsumen terhadap fashion, menambah jumlah pegawai agar pegawai dapat bekerja secara maksimal, membuat member card dengan menerapkan syarat dan ketentuan yang dapat digunakan konsumen untuk meendapatkan potongan harga, meningkatkan dan menambah kegiatan promosi.

1.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, yaitu sebagai berikut:

1. Butik keika Jl.TB.Simatupang Ruko Komplek Palm Mas No.119 ii Medan hendaknya menjalankan beberapa alternative strategi pengembangan, yaitu: a. Meningkatkan kenyamanan konsumen

b.Meningkatkan kualitas produk dan layanan konsumen

c. Menciptakan produk-produk baru khususnya pakaian wanita yang lebih variatif dan inovatif

d.Meningkatkan pengetahuan tentang selera konsumen terhadap fashion e. Menambah jumlah pegawai agar pegawai dapat bekerja secara maksimal f. Membuat member card dengan menerapkan syarat dan ketentuan yang

dapat digunakan konsumen untuk meendapatkan potongan harga. g.Meningkatkan dan menambah kegiatan promosi


(4)

2. Penelitian ini hendaknya dapat dilanjutkan lagi oleh pihak-pihak lain secara lebih mendalam terkait dengan pengembangan usaha dengan analisis yang lebih komprehensif untuk membantu terciptanya alternative strategi pengembangan usaha khususnya di bidang fashion untuk kaum wanita.


(5)

Daftar Pustaka

Buku:

Anoraga, Pandji. 2000. Manajemen Bisnis. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Surabaya: Kencana

David, Fred R. 2004. Manajemen Strategi Konsep. Jakarta: Salemba Empat

Hamaizar, 2010. Manajemen Peluang Usaha. Bekasi: CV. Dian Anugerah Perkasa Bekasi

Hunger, J. David & Wheelen, Thomas L. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi

Kotler,P dan G. Amstrong. 2007. Dasar–dasar Pemasaran, Edisi Kesembilan, Jilid 1. Indeks, Jakarta.

Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga

Kuncoro, Mudrjad. 2006. Strategi, bagaimana meraih keunggulan kompetitif ?. Jakarta: Erlangga

Moleong, Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Pratomo dan Soedjoedono. 2002. Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi. Jakarta: Ghalia Indonesia

Rangkuti, Freddy. 2009. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: PT.Pustaka LP3E Indonesia

Solihin, Ismail. 2006. Pengantar Bisnis. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup Solihin, Ismail. 2008. Memahami Business Plan. Jakarta: Salemba Empat Solihin, Ismail. 2012. Manajemen Strategk. Jakarta: Erlangga

Subagyo, Ahmad, 2008. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Percetakan PT. Gramedia

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keenam Belas. Bandung: Alfabeta.

Suyanto, Bangong. 2005. Metode Penelitian Social Berbagai Alternative Pendekatan. Jakarta : Prenada.


(6)

Umar, Husein. 2001. Strategic Manajemen In Action. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Zuriah, Nurul. 2006. Metode Penelitian Social Dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

UU No. 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil Menengah

Skripsi:

Indriyani. 2009. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Yoghurt (Studi Kasus Pada Unit Peternakan Darul Fallah (Darfarm) Desa Benteng Ciampea. Bogor – Jawa Barat). Departemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor Whardana, Wahyu Kusuma. 2012. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Gerai

Ayam Goreng Fatmawati Cabang Banndung. Bandung

Robiah. 2009. Strategi Pengembangan Usaha Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Bekasi. Jakarta

Defieta. 2009. Strategi Pengembangan Usaha Lasagna Gulung Bogor – Jawa Bara.

Jurnal:

Pretty Elisabeth. 2008. Analisis Strategi Pengembanngan Usaha Restoran Rice Bowl (Studi Kasus Pada Restoran Rice Bowl Botani Square, Bogor).