3. Secaravertikal dalam system gugus usaha, UKM bisa menjadikan diri
komplemen-komplemen usaha bagi industry perusahaan produksen utama. Maka diperlukan suatu strategi UKM menjalin kerja komplementer
dengan usaha-usaha besar. Kerja sama yang terjalin bisa berbentuk koperasi dan secara bersama-sama
beroperasi masuk dalam usaha tertentu. Di Indonesia kemitraan usaha yang berbentuk koperasi merupakan strategi bisnis yang sangat penting, sehingga
pemerintah menganggap perlu membentuk departemen khusus untuk menangani UKM dan koperasi.
2.4 Penelitian Terdahulu
Robiah 2009, meneliti tentang “Strategi Pengembangan Usaha Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Bekasi”. Hasil penelitian faktor
internal dan eksternal serta analisis SWOT menghasilkan beberapa alternative strategi yang berhasil dirumuskan untuk pengembangan usaha rumah makan khas
betawi h. syamsyudin kombo bekasi antara lain: 1 melakukan promosi yang lebih gencar melalui penyebaran brosur dan pemasangan papan nama dijalan-jalan
utama, 2 mengubah konsep rumah makan dengan dekorasi-dekorasi khas betawi agar lebih menarik, 3 memperluas pasar dengan membuka cabang di daerah
sekitar Bekasi, 4 menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk meningkatkan loyalitas pemasok, 5 membentuk bagian khusus untuk menangani pemasaran
dan pencatatan keuangan rumah makan, 6 meningkatkan ketrampilan pegawai dengan memberikan 10 pelatihan-pelatihan, 7 meningkatkan kualitas pelayanan
Universitas Sumatera Utara
kepada konsumen, dan 8 merekrut tenaga kerja baru yang berkualitas dan memiliki ketrampilan.
Wahyu Kusuma Wardhana 2012 dengan judul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung, Jawa
Barat”. hasil penelitian matriks SWOT menghasilkan tujuh alternative strategi dan matriks QSP diperoleh perioritas alternative bagi Gerai Ayam Goreng Fatmawati
sebagai berikut: 1 memiliki sebuah restoran yang berdiri sendiri, 2 peningkasan promosi dan marketing dengan, 3 menjaga kualitas dan kuantitas
produk, 4 membutuhkan Area Manager dan leader di setiap gerai, 5 pelatihan- pelatihan pengembangan SDM, 6 evaluasi kinerja, 7 kerjasama dengan asosiasi
pengusaha kuliner dan urutan strategi yang terakhir adalah membuat anak perusahaan dengan konsep barn.
Indriyani 2009 dengan judul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Yoghurt studi kasus pada Unit Peternakan Darul Fallah Dafarm Desa Benteng
Ciampea, Bogor-Jawa Barat. Hasil penelitian yang diperoleh: 1 Berdasarkan analisis lingkungan usaha, lingkungan Dafarm terbagi atas lingkungan internal
dan eksternal. Lingkungan eksternal dafarm terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Kekuatan yang dimiliki dafarm yaitu produk yang bersertifikat halal dan memiliki
mutu yang relative baik. Kelemahan utama dafarm adalah produk belum memiliki sertifikat izin dari BPOM dan labelisasi kemasan yang belum lengkap. Sedangkan
lingkungan eksternal faktor yang menjadi peluang utama untuk dafarm adalah permintaan produk yang belum sepenuhnya terpenuhi. Dan faktor yang menjadi
ancaman utama adalah potensi persaingan industri yoghurt yang cukup tinggi. 2 berdasarkan hasil analisis IFE, EFE, dan SWOT, maka diperoleh tujuh alternative
Universitas Sumatera Utara
strategi pengembangan usaha bagi dafarm. 3 berdasarkan analisis SQP, urutan prioritas sebagai pengembangan usaha bagi dafarm adalah A. melengkapi label
produk dan mengurus perizinan ke BPOM, B. merekrut menejer professional, C. meningkatkan kapasitas produksi melalui peningkatan kerjasama dengan peternak
mitra untuk memenuhi kebutuhan permintaan, D. mempertahankan harga jual produk dan terus berupaya meningkatkan mutu produk, E. Meningkatkan
pelayanan terhadap pelanggan, F. menciptakan diferensiasi produk, G. melakukan promosi dan sosialisasi manfaat yoghurt secara intensif, 4 rancangan arsitektur
strategiik menghasilkan strategi yang dikelomppokkan menjadi dua bagian yakni: program kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus dan program kegiatan
yang dilakukan secara bertahap menurut periode waktu hingga tahun 2012. Serangkaian program tersebut merupakan penjabaran dari strategi yang telah
diformulasikan yang kemudian dipetakan kedalam rancangan arsitektur strategic pengembangan usaha dafarm.
Defieta 2009, dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Lasagna Gulung Bogor, Jawa Barat”. Penelitian ini bertujuan untuk 1 menganalisis
kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi oleh Restiran lasagna Gulung serta posisi perusahaan dalam industry pasar, dan 2
merumuskan alternative strategi pengembangan usaha yang tepat untuk restoran lasagna gulung agar dapat bersaing dengan para pesaingnya. Strategi yang dapat
diterapkan adalah strategi intensif seperti pengembangan produk, pengembangan pasar dan penetrasi pasar. Hasil penelitian dari analisis faktor internal dan
eksternal serta berdasarkan analisis SWOT menunjukkan bahwa ada beberapa strategi yang direkomendasikan untuk pengembangan usaha di restoran lasagna
Universitas Sumatera Utara
gulung, antara lain: 1 membuat menu makanan paket, 2 peningkatan system promosi, 3 membuat website dan pemasangan wifi 4 membuat inovasi produk
seperti pembuatan variasi ukuran lasagna, 5 membuat papan nama restoran lebih jelas, 6 mengikuti pameran-pameran makanan, 7 memberikan tanggal
kadaluarsa dalam kemasan dan terakhir memperbaiki system keuangan dengan system komputerisasi dan mesin kasir, 8 menjaga hubungan baik dengan
pemasok untuk menjaga kualitas bahan baku. Pretty Elisabeth Siahaan 2008 dengan judul “Analisis Strategi
Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl Studi kasus pada Restoran Rice Bowl Botani Square, Bogor. Hasil dari penelitian ini adalah Rice Bowl berada dalam
posisi Hold and Maintance jaga dan pertahankan dimana strategi yang sesuai dengan penelitian ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.
alternatif strategi yang dapat dijalankan Restoran Rice Bowl, yakni: 1 menjaga kualitas produk makanan dan layanan konsumen, 2 melakukan evaluasi dan
kajian kemampuan restoran dalam menhadapi persaingan, 3 mengoptimalkan kegiatan promosi melalui iklan, media, dan website, 4 mensponsori event dan
exhibition di Botani Square, 5 menyediakan layanan pesan antar, 6 membuka
otlet baru, 7 menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk menjaga kualitas bahan baku.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian