Lingkungan industry terdiri dari persaingan antar perusahaan sejenis, ancaman produk pengganti subtitusi, kekuatan tawar menawar
pembelikonsumen, kekuatan tawar menawar penjualpemasok, dan ancaman pesaing baru yang sering disebut Lima Kekuatan Persaingan.
2.2 Pengembangan Usaha
2.2.1 Defenisi Pengembangan Usaha
Di dalam melakukan kegiatan pengembangan usaha business development,
seorang wirausaha pada umumnya akan melakukan pengembangan kegiatan usaha melalui tahap-tahap pengembangan usaha sebagai berikut solihin,
200626: 1.
Memiliki ide bisnis Usaha apapun yang akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan, pada
mulanya berasal dari ide bisnis. Ide usaha yang dimiliki seorang wirausahawan dapat berasal dari berbagai sumber. Ide tersebut dapat
muncul setelah melihat keberhasilan orang lain atau karena adanya sense of business
yang kuat dari wirausahawan. 2.
Penyaringan idekonsep usaha Ide usaha masih merupakan gambaran yang kasar mengenai bisnis yang
akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan. Pada tahap selanjutnya, wirausahaan akan menterjemahkan ide tersebut dalam konsep usaha yang
lebih spesifik. Dengan memperjelas ide usaha menjadi konsep usaha, maka hal tersebut akan semakin memudahkan wirausahawan dalam
melakukan seleksi ide-ide usaha karena ide usaha tersebut akan semakinjekas wujud bisnisnya.
3. Pengembangan rencana usaha
Wirausahawan adalah orang yang melakukan penggunaan sumber daya untuk memperoleh keuntungan. Dengan demikian, komponen utama yang
harus dikembangkan oleh seorang wirausahawan adalah perhitungan laba rugi dari bisnis tersebut. Selain itu, yang juga harus diperhatikan adalah
Universitas Sumatera Utara
kecenderungan pasar saat ini maupun yang akan datang. Rencana usaha tersebut akan menjadi panduan bagi pelaksanaan usaha.
4. Implementasi rencana usaha pada pengendalian usaha
Rencana usaha yang telah dibuat kemudian diimplementasikan dlam pelaksanaan usaha. Dalam kegiatan implementasi rencana usaha, seorang
wirausahawan akan mengerahkan berbagai sumber daya yang dibutuhkan seperti modal, material dan tenaga kerja untuk menjalani kegiatan usaha.
Setelah itu dilakukan proses evaluasi dengan membandingkan hasil pelaksanaan usaha dengan target usaha yang telah dibuat dalam
perencanaan usaha. Melalui pelaksanaan kegiatan usaha, seorang pengusaha juga akan memperoleh umpan balik yang dapat digunakan
untuk melakukan perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan usaha, penetapan tujuan dan strategi baru atau melakukan tindakan koreksi.
Pengembangan usaha pada dasarnya adalah tanggung jawab dari setiap pengusahawirausaha. Dalam pengembangan usaha termasuk bagi industry rumah
tangga saat ini sangat membutuhkan pandangan kedepan. akan dijadikan seperti apa usaha tersebut, motivasi dan tentu saja kreativitas. Jika ini dapat dilakukan
oleh setiap wirausaha, maka besarlah harapan untuk dapat menjadikan usaha yang semula kecil menjadi skala menengah atau bahkan mejadi sebuah usaha besar
Pandji Anoraga, 2007:66. Pada umumnya pemilik usaha dalam mengembangkan usahanya harus
mampu melihat suatu peluang dimana orang lain tidak mampu melihatnya, menangkap peluang dan memulai usaha bisnis, dan menjalankan bisnis dengan
berhasil. Implikasi bagi seorang pemilik usaha yang mampu menangkap peluang adalah: Pertama, pemilik usaha harus inovatif dalam mengembangkan ide-ide
baru, mengembangkan produk-produk baru, atau mencari cara-cara baru dalam mengembangkan suatu produk. Kedua, seorang pemilikusaha harus berani
mengambil resiko untuk mewujudkan ide-ide kedalam aktivitas bisnis. Ketiga,
Universitas Sumatera Utara
seorang pemilik bisnis rumahan harus memiliki kemampuan dan kompetensi untuk mengelola bisnis.
Menurut Ahmad Subagyo 2008:29, pengembangan usaha berarti usaha yang akan dibangun merupakan bagian dari entitas usaha yang ada sebelumnya.
2.2.2 Tipe Pengembangan Usaha
Dalam Ahmad Subagyo 2008, disebutkan bahwa ada dua tipe pengembangan usaha yaitu:
1. Pengembangan Vertikal
Pengembangan vertical adalah perluasa usaha dengan cara membangun unti bisnis baru yang masih memiliki hubungan langsung dengan bisnis
utamanya. 2.
Pengembangan Horizontal Pengembangan horizontal adalah pembangunan usaha baru yang bertujuan
memperkuat bisnis utama untuk mendapatkan keunggulan komparatif, yang secara line produk tidak memiliki hubungan dengan core bisnisnya.
2.2.3 Cara Pengembangan Usaha
Menurut Humaizar 2010, disebutkan bahwa ada tiga cara pengembangan usaha yaitu:
1. Perluasan ke Hulu atau ke Hilir
Arah pengembangan usaha disesuaikan dengan posisi usaha anda saat ini, jika usaha tersebut berada di hilir, maka pengembangannya kearah hulu.
Kelebihan: pengembangan pada posisi ini lebih muda, karena telah mengetahui pasar, sumber material, dan teknologi.
Universitas Sumatera Utara
Kekurangan: jika terjadi permintaan produk pada bisnis ini melemah, maka tingkat penjualan akan menurun.
2. Diversifikasi Usaha
Diversifikasi usaha adalah mengembangkan usaha keberbagai jenis usaha. Kelebihan: jika salah satu jenis usha mengalami penurunan permintaan
pasar rugi, maka usaha yang lain masih dapat menutupi kerugiannya. Kekurangan: pengembangan cara ini cukup sulit dilakukan karena harus
mempelajari dari awal baik pasar, sumber material, ataupun teknologinya dan sebagainya.
3. Menjual bisnis Franchise
Arti dari menjual bisnis disini adalah menjual hak patennya. Ini dilakukan ketika usaha tersebut sudah memiliki hak paten atas produk atau jasa dan
konsep pemasarannya.
2.3 Usaha Kecil Menengah