Pembuatan Ikat Silang Kitosan dengan Glutaraldehide Basuki, 2009 Pembuatan larutan Standar Logam Tembaga 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1,0 mgL Kitosan Glutaraldehide sebagai Adsorben Ion logam Cu Basuki,2009

3.4.2. Pembuatan Ikat Silang Kitosan dengan Glutaraldehide Basuki, 2009

Dimasukkan dalam Larutan Glutaraldehide 2,5 dengan Rasio 1,5 mL tiap gram Kitosan Bead dikeringkan Dicuci dengan aquadest Dimasukkan dalam aseton dikeringkan Hasil Hasil Kitosan Bead Uji FTIR Uji SSA Universitas Sumatera Utara

3.4.3. Pembuatan larutan Standar Logam Tembaga 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1,0 mgL

Dipipet sebanyak 5 mL larutan induk Cu Dimasukkan kedalam labu takar 50 mL Diencerkan dengan aquadest hingga garis tanda Dikocok hingga homogen Dipipet sebanyak 5 mL larutan standar Cu Dimasukkan kedalam labu takar 50 mL Diencerkan dengan aquadest hingga garis tanda Dikocok hingga homogen Dipipet masing-masing 1 mL, 2 mL, 3 mL, 4 mL dan 5 mL larutan standar Cu Dimasukkan masing-masing kedalam labu takar 50 mL Diencerkan dengan aquadest hingga garis tanda Dikocok hingga homogen Diukur absorbansinya dengan spektrofotometer Serapan Atom pada λ spesifik 324,7 nm Larutan Induk Tembaga 1000 mgL Larutan Standar Tembaga 100 mgL Larutan Standar Tembaga 10 mgL Larutan Seri Standar Logam Tembaga 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1,0 mgL Hasil Universitas Sumatera Utara

3.4.4. Kitosan Glutaraldehide sebagai Adsorben Ion logam Cu Basuki,2009

Dimasukkan dalam beaker glass Ditambahkan larutan sampel Cu dengan volume 20 mL dilakukan perendaman dan distirer dalam waktu 10 menit disaring dibuat pH 2 Kitosan Glutaraldehide variasi 2 g Residu Filtrat Analisis logam dengan SSA Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Ion Tembaga Cu

2+ Kondisi alat Spektrofotometer Serapan Atom SSA pada pengukuran konsentrasi ion Tembaga Cu 2+ dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Kondisi alat SSA Merek Shimadzu tipe AA-6300 pada pengukuran konsentrasi ion Tembaga Cu 2+ No Parameter Ion Tembaga Cu 2+ 1 2 3 4 5 6 Panjang gelombang Tipe nyala Kecepatan aliran gas pembakar Kecepatan aliran Udara Lebar Celah Ketinggian tungku 324,70 nm Udara-C 2 H 2 2 Lmin 10 Lmin 0,5 nm 15,10 mm Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Cu Pada Makanan Cokelat Secara Spektrofotometri Serapan Atom

3 123 42

Penentuan Kadar Logam Kadmium (Cd), Tembaga (Cu ), Besi (Fe) Dan Seng (Zn) Pada Air Minum Yang Berasal Dari Sumur Bor Desa Surbakti Gunung Sinabung Kabupaten Karo Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (Ssa)

7 136 74

Penetapan Kadar Kalsium Secara Spektrofotometri Serapan Atom dan Fosfor Secara Spektrofotometri Sinar Tampak pada Ikan Teri (Stolephorus spp.)

25 151 105

Penggunaan Bentonit Setelah Dilapisi Kitosan Sebagai Adsorben Untuk Menyerap Ion Logam Besi (Fe) Dengan Metoda Spektrofotometri Serapan Atom

4 86 58

Analisis Kadar Kemurnian Gliserin Dengan Metode Natrium Meta Periodat Dan Kadar Unsur Besi ( Fe ) Dan Zinkum ( Zn ) Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (AAS)

28 154 58

Penentuan Kadar Logam Cadmium(Cd), Tembaga (Cu), Crom (Cr), Besi (Fe), Nikel (Ni), dan Zinkum (Zn) dari beberapa Jenis Kerang Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA)

5 52 92

Analisa Kadar Ion Cu2+ Pada Glyserol Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (Ssa)

1 87 3

Penetapan Kadar Tembaga (Cu) Pada Saus Cabai Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

1 4 39

Pembuatan Kitosan CuO Sebagai Adsorben Untuk Menurunkan Kadar Logam Besi (Fe), Zink (Zn) Dan Kromium (Cr) Dengan Menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 3

PENGGUNAAN BENTONIT SETELAH DILAPISI KITOSAN SEBAGAI ADSORBEN UNTUK MENYERAP ION LOGAM BESI (Fe) DENGAN METODA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM SKRIPSI WINNY WULANDARI 100822002

0 1 11