Prinsip dan Dasar Teori Optimasi peralatan Spektrofotometri Serapan Atom Gangguan-gangguan pada Spektrofotometri Serapan Atom

- Penarikan molekul-molekul adsorbat oleh permukaan aktif membentuk ikatan, yang berlangsung sangat cepat Metcalf and Eddy, 1979.

2.4.2. Adsorben

Adsorben untuk adsorbsi fisik adalah bahan padat dengan luas permukaan dalam yang sangat besar. Permukaan yang luas ini terbentuk karena banyaknya pori yang halus pada padatan tersebut. Biasanya luasnya berada dalam orde 200 - 1000 m 2 g adsorben. Diameter pori sebesar 0,0003 – 0,002 µm. Disamping luas spesifik dan diameter pori, maka kerapatan unggun, distribusi ukuran partikel maupun kekerasannya merupakan data karakterisitik yang penting dari suatu adsorben. Tergantung pada tujuan penggunaannya, adsorben dapat berupa granulat dengan ukuran butir sebesar beberapa mm atau serbuk khusus untuk adsorbsi campuran cair Mc.Cabe dkk.,1999 2.5. Spektrofotometri Serapan Atom 2.5.1. Definisi Spektrofotometri Serapan Atom Spektrofotometri Serapan Atom adalah suatu metode pengukuran kuantitatif suatu unsur yang terdapat dalam suatu cuplikan berdasarkan penyerapan cahaya pada panjang gelombang tertentu oleh atom-atom bentuk gas dalam keadaan dasar.

2.5.2. Prinsip dan Dasar Teori

Jika cahaya dengan panjang gelombang tertentu dilewatkan pada nyala yang mengandung atom-atom bersangkutan, maka sebagian cahaya itu akan diserap, dan jauhnya Universitas Sumatera Utara penyerapan akan berbanding lurus dengan banyaknya atom dalam keadaan dasar yang berada dalam nyala. Hal ini merupakan dasar penentuan kuantitatif logam-logam dengan menggunakan SSA Walsh,A., 1955.

2.5.3. Peralatan Spektrofotometri Serapan Atom SSA

Komponen penting yang membentuk spektrofotometer serapan atom dapat diperlihatkan secara skematis pada gambar berikut: Gambar 2.3. Komponen-komponen spektrofotometer serapan atom Day, R.A.Jr.,Underwood A.L. 1988.

1. Sumber Tenaga

Suatu sumber radiasi yang digunakan harus memancarkan spektrum atom dari unsur yang ditentukan. Spektrum atom yang dipancarkan harus terdiri dari garis tajam yang mempunyai setengah lebar yang sama dengan garis serapan yang dibutuhkan oleh atom- atom dalam contoh. Sumber sinar yang lazim dipakai adalah lampu katoda berongga hallow chatode lamp Bassett dkk, 1994.

2. Nyala dan Sistem Pembakar- Pengabut

Nyala digunakan untuk mengubah sampel yang berupa padatan atau cairan menjadi bentuk uap atomnya, dan juga berfungsi untuk atomisasi. Untuk spektroskopi nyala suatu Tabung katoda cekung Pemotong berputar Nyala M onokrom ator D etektor Penguat arus searah Pencatat Sum ber tenaga B ahan bakar C ontoh O ksigen M otor Universitas Sumatera Utara persyaratan yang penting adalah bahwa nyala yang dipakai hendaknya menghasilkan temperature lebih dari 2000 o K. Untuk memenuhi persyaratan ini digunakan suatu gas pembakar bersama-sama dengan suatu gas pengoksidasi oksidator, seperti udara ataupun gas dinitrogen oksida N 2 O Haswell,S.J, 1991. Tujuan sistem pembakar – pengabut adalah untuk mengubah larutan uji menjadi atom-atom dalam bentuk gas. Fungsi pengabut adalah menghasilkan kabut atau aerosol larutan uji. Larutan yang akan dikabutkan ditarik kedalam pipa kapiler oleh aksi semprotan udara yang ditiupkan melalui ujung kapiler, diperlukan aliran gas bertekanan tinggi untuk menghasilkan aerosol yang halus Basset dkk, 1994.

3. Monokromator

Dalam spektroskopi serapan atom fungsi monokromator adalah untuk memisahkan garis resonansi dari semua garis yang tak diserap yang dipancarkan oleh sumber radiasi. Braun, R.D, 1982.

4. Detektor

Detektor pada spektrofotometer serapan atom berfungsi mengunggah intensitas radiasi yang datang menjadi arus listrik. Pada spektrofotometer serapan atom yang umum dipakai sebagai detektor adalah tabung penggandaan foton PMT = Photo Multiplier Tube Detector. Mulja, 1997.

5. Pencatat

Pencatat merupakan sistem pencatatan hasil. Hasil pembacaan dapat berupa angka atau berupa kurva dari suatu recorder yang menggambarkan absorbansi atau intensitas emisi Braun, R.D, 1982. Universitas Sumatera Utara

2.5.4. Optimasi peralatan Spektrofotometri Serapan Atom

Pada peralatan optimasi Spektrofotometri Serapan Atom agar memberikan wacana dan sejauh mana sensitivitas dan batas deteksi alat terhadap sampel yang akan dianalisis, optimasi pada peralatan SSA meliputi: • Pemilihan persen pada transmisi • Lebar celah slith width • Kedudukan lampu terhadap focus slit • Kemampuan arus lampu Hallow Cathode • Kedudukan panjang gelombang λ • Set monokromator untuk memberikan sinyal maksimum • Pemilihan nyala udara tekanan asetilen • Kedudukan burner agar memberikan absorbansi maksimum • Kedudukan atas kecepatan udara tekan • Kedudukan atas kecepatan asetilen

2.5.5. Gangguan-gangguan pada Spektrofotometri Serapan Atom

Yang dimaksud dengan gangguan pada Spektrofotometri Serapan Atom adalah peristiwa- peristiwa yang menyebabkan pembacaan absorbansi unsur yang dianalisis menjadi lebih kecil atau lebih besar dari nilai yang sesuai dengan konsentrasinya dalam sampel. Gangguan-gangguan yang terjadi adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Gangguan yang berasal dari sampel yang mana dapat mempengaruhi banyaknya sampel yang mencapai nyala. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap laju aliran bahan bakar gas pengoksidasi. Sifat-sifat tersebut meliputi viskositas, tegangan permukaan, berat jenis, dan tekanan uap. Gangguan yang lain adalah pengendapan unsur yang dianalisis sehingga jumlah atom yang mencapai nyala menjadi lebih sedikit dari konsentrasi yang seharusnya terdapat dalam sampel. 2. Gangguan kimia yang dapat mempengaruhi jumlah banyaknya atom yag terjadi didalam nyala. Meliputi disosiasi senyawa yang tidak sempurna dan ionisasi atom-atom dalam nyala. Disosiasi tidak sempurna disebabkan oleh terbentuknya senyawa yang bersifat refraktorik sukar diuraikan didalam nyala api , misal oksida garam-garam fosfat, silikat, aluminat dari logam alkali tanah. Ionisasi ion dalam nyala dapat terjadi jika suhu yang digunakan untuk atomisasi tinggi. Jika suhu yang digunakan terlalu tinggi maka akan mengganggu pengukuran absorbansi karena spektrum atom tersebut mengalami ionisasi yang tidak sama dengan spektrum atom dalam keadaan netral. 3. Gangguan oleh absorbansi yang disebabkan bukan oleh absorbansi atom yang dianalisis, yakni absorbansi oleh molekul-molekul yang tidak terdisosiasi dalam nyala. Hal ini juga dapat terjadi karena suhu atomisasi terlalu tinggi, penambahan senyawa penyangga, dan pengektraksian unsur yang akan dianalisis 4. Gangguan oleh penyerapan non-atomik non atomic absorption Gangguan jenis ini berarti terjadinya penyerapan cahaya dari sumber sinar yang bukan berasal dari atom-atom yang akan dianalisis. Penyerapan tersebut terjadi karena penyerapan cahaya oleh partikel-partikel padat yang berada didalam nyala Rohman, 2007. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Bahan

- Kitosan dari Kulit Udang - NaOH p.a. E. Merck - Asam Asetat p.a. E. Merck - Glutaraldehide p.a. E. Merck - Aseton p.a. E. Merck - Aquadest

3.2. Alat

- Beaker Glass Pyrex - Erlenmeyer Pyrex - Gelas Ukur Pyrex - Neraca analitik presisi ± 0,0001 g Mettler - pH meter Walklab - Labu takar Pyrex - Pipet volumetri Pyrex - Spektrofotometer Serapan Atom SSA Shimadzu AA-6300 - Fourier Transform Infra Red FTIR Shimadzu - Kertas Saring Whatman No. 41 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Cu Pada Makanan Cokelat Secara Spektrofotometri Serapan Atom

3 123 42

Penentuan Kadar Logam Kadmium (Cd), Tembaga (Cu ), Besi (Fe) Dan Seng (Zn) Pada Air Minum Yang Berasal Dari Sumur Bor Desa Surbakti Gunung Sinabung Kabupaten Karo Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (Ssa)

7 136 74

Penetapan Kadar Kalsium Secara Spektrofotometri Serapan Atom dan Fosfor Secara Spektrofotometri Sinar Tampak pada Ikan Teri (Stolephorus spp.)

25 151 105

Penggunaan Bentonit Setelah Dilapisi Kitosan Sebagai Adsorben Untuk Menyerap Ion Logam Besi (Fe) Dengan Metoda Spektrofotometri Serapan Atom

4 86 58

Analisis Kadar Kemurnian Gliserin Dengan Metode Natrium Meta Periodat Dan Kadar Unsur Besi ( Fe ) Dan Zinkum ( Zn ) Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (AAS)

28 154 58

Penentuan Kadar Logam Cadmium(Cd), Tembaga (Cu), Crom (Cr), Besi (Fe), Nikel (Ni), dan Zinkum (Zn) dari beberapa Jenis Kerang Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA)

5 52 92

Analisa Kadar Ion Cu2+ Pada Glyserol Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (Ssa)

1 87 3

Penetapan Kadar Tembaga (Cu) Pada Saus Cabai Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

1 4 39

Pembuatan Kitosan CuO Sebagai Adsorben Untuk Menurunkan Kadar Logam Besi (Fe), Zink (Zn) Dan Kromium (Cr) Dengan Menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 3

PENGGUNAAN BENTONIT SETELAH DILAPISI KITOSAN SEBAGAI ADSORBEN UNTUK MENYERAP ION LOGAM BESI (Fe) DENGAN METODA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM SKRIPSI WINNY WULANDARI 100822002

0 1 11