Ikat silang Kitosan glutaraldehide dengan Ion Tembaga Cu

[ ] 99976 , 29951 , 2994 , 2243 , 4000 , 2994 , 2 1 = = = r

4.1.2. Ikat silang Kitosan glutaraldehide dengan Ion Tembaga Cu

2+ Hasil pengukuran absorbansi larutan seri standar ion Tembaga Cu 2+ dengan ikat silang kitosan Glutaraldehida terdapat pada tabel 4.4 sebagai berikut : Tabel 4.4. Data absorbansi larutan seri standar ion Tembaga Cu 2+ dengan ikat silang kitosan glutaraldehide

4.1.2.1. Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Least Square

Hasil pengukuran absorbansi larutan seri standar ion Tembaga Cu 2+ dengan ikat silang kitosan glutaraldehide pada tabel 4.4. diplotkan terhadap konsentrasi. Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi ini dapat diturunkan dengan metode least square dengan data pada tabel 4.5. No Sampel Absorbansi rata-rata Konsentrasi mgL 1 2 3 4 5 6 Sampel Blank Kitosan + 0,2 ppm Kitosan + 0,4 ppm Kitosan + 0,6 ppm Kitosan + 0,8 ppm Kitosan + 1,0 ppm 0,0000 0,0056 0,0059 0,0063 0,0067 0,0069 0,0000 0,0540 0,0570 0,0610 0,0620 0,0630 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5. Penurunan persamaan garis regresi untuk penentuan konsentrasi ion Tembaga Cu 2+ berdasarkan pengukuran absorbansi larutan standar ion Tembaga Cu 2+ dan ikat silang kitosan glutaraldehide No Xi Yi Xi-X Yi-Y Xi-X 2 Yi-Y 2 Xi-XYi-Y 1 0,0540 0,0056 -0,0054 -0,0007 0,000029 0,0000005 0,000004 2 0,0570 0,0059 -0,0024 -0,0004 0,000006 0,0000002 0,000001 3 0,0610 0,0063 0,0016 0,0000 0,000003 0,0000000 0,000000 4 0,0620 0,0067 0,0026 0,0004 0,000007 0,0000002 0,000001 5 0,0630 0,0069 0,0036 0,0006 0,000013 0,0000004 0,000002 ∑ 0,2970 0,0314 0,0000 -0,0001 0,000057 0,0000012 0,000008 Dimana : 0582 , 5 2910 , = = Σ = n Xi x 0063 , 5 0314 , = = Σ = n Yi y Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis : y = ax + b dimana : a = slope b = intercept Selanjutnya harga slope dapat ditentukan dengan menggunakan metode Least Square sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 2 X Xi Y Yi X Xi a − Σ − − Σ = b = y – ax Dengan mensubstitusikan harga-harga yang tercantum pada tabel 4.5. pada persamaan ini maka diperoleh : 1388 , 000057 , 000008 , = = a b = 0,0063 – 0,1388 0,0594 = -0,0020 Maka pesamaan garis yang diperoleh adalah : y = 0,1388 x - 0,0020

4.1.2.2. Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : [ ] 2 1 2 2 Y Yi X Xi Y Yi X Xi r − Σ − Σ − − Σ = Koefisien korelasi untuk ion Tembaga Cu 2+ dan ikat silang kitosan glutaraldehide adalah: [ ] 0,971 0000012 , 000057 , 000008 , 2 1 = = r Universitas Sumatera Utara

4.1.2.3. Persentasi Penurunan Konsentrasi Logam Tembaga Cu

Persentasi penurunan konsentrasi logam tembaga Cu dapat ditentukan dengan menggunakan rumus : 100 x FeAwal FeSisa FeAwal − Maka persentasi penurunan konsentrasi logam tembaga Cu dalam larutan standar setelah penambahan Ikat silang Kitosan Glutaraldehide adalah : 73 100 2 , 054 , 2 , = − x Dengan cara yang sama dapat dihitung persentasi penurunan logam tembaga Cu dalam larutan standar setelah penambahan kitosan. Tabel 4.6. Data persentase penurunan konsentrasi Logam Tembaga dalam larutan standar setelah penambahan Kitosan Glutaraldehide No Berat Konsentrasi Konsentrasi Persentase Kitosan Glutaraldehida Awal Cu Akhir Cu Penurunan g mgL mgL 1 2 0,2 0,054 73,00 2 2 0,4 0,057 85,75 3 2 0,6 0,061 89,83 4 2 0,8 0,062 92,25 5 2 1 0,063 93,70 Universitas Sumatera Utara Grafik persentase penurunan konsentrasi logam tembaga Cu dalam larutan standar setelah penambahan kitosan Glutaraldehide dapat dilihat pada Gambar 4.3 Gambar 4.3. Persentase Penurunan Konsentrasi Logam Tembaga Cu dalam larutan standar setelah penambahan Kitosan Glutaraldehide Universitas Sumatera Utara

4.1.3. Mekanisme Reaksi Ikat silang antara Kitosan dengan Glutaraldehide

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Cu Pada Makanan Cokelat Secara Spektrofotometri Serapan Atom

3 123 42

Penentuan Kadar Logam Kadmium (Cd), Tembaga (Cu ), Besi (Fe) Dan Seng (Zn) Pada Air Minum Yang Berasal Dari Sumur Bor Desa Surbakti Gunung Sinabung Kabupaten Karo Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (Ssa)

7 136 74

Penetapan Kadar Kalsium Secara Spektrofotometri Serapan Atom dan Fosfor Secara Spektrofotometri Sinar Tampak pada Ikan Teri (Stolephorus spp.)

25 151 105

Penggunaan Bentonit Setelah Dilapisi Kitosan Sebagai Adsorben Untuk Menyerap Ion Logam Besi (Fe) Dengan Metoda Spektrofotometri Serapan Atom

4 86 58

Analisis Kadar Kemurnian Gliserin Dengan Metode Natrium Meta Periodat Dan Kadar Unsur Besi ( Fe ) Dan Zinkum ( Zn ) Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (AAS)

28 154 58

Penentuan Kadar Logam Cadmium(Cd), Tembaga (Cu), Crom (Cr), Besi (Fe), Nikel (Ni), dan Zinkum (Zn) dari beberapa Jenis Kerang Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA)

5 52 92

Analisa Kadar Ion Cu2+ Pada Glyserol Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (Ssa)

1 87 3

Penetapan Kadar Tembaga (Cu) Pada Saus Cabai Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

1 4 39

Pembuatan Kitosan CuO Sebagai Adsorben Untuk Menurunkan Kadar Logam Besi (Fe), Zink (Zn) Dan Kromium (Cr) Dengan Menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 3

PENGGUNAAN BENTONIT SETELAH DILAPISI KITOSAN SEBAGAI ADSORBEN UNTUK MENYERAP ION LOGAM BESI (Fe) DENGAN METODA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM SKRIPSI WINNY WULANDARI 100822002

0 1 11