berbahaya jika ditemukan dalam konsentrasi tinggi dalam lingkungan, karena logam tersebut mempuyai sifat merusak tubuh makhluk hidup. Disamping hal tersebut, beberapa
logam sangat diperlukan dalam proses kehidupan makhluk hidup Darmono,1995.
Logam berat dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan manusia, tergantung pada bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat dalam tubuh serta
besarnya dosis paparan. Efek toksik dari logam berat mampu menghalangi kerja enzim sehingga mengganggu metabolisme tubuh, menyebabkan alergi, bersifat mutagen,
tetratogen, atau karsinogen bagi manusia maupun hewan Widowati, W. 2008.
2.3.2. Tembaga Cu
Tembaga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa dan liat. Ia melebur pada suhu 1038
C. Karena potensial elektroda standarnya positif, +0,34 V untuk pasangan CuCu
2+
, ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia dapat larut sedikit. Asam Nitrat yang sedang pekatnya 8M dengan mudah
melarutkan tembaga. Widowati, 2008
Tembaga yang tidak berikatan dengan protein merupakan zat racun. Mengkonsumsi sejumlah kecil tembaga yang tidak berikatan dengan protein dapat
menyebabkan mual dan muntah.
Makanan atau minuman yang diasamkan, yang bersentuhan dengan pembuluh, selang atau katup tembaga dalam waktu yang lama, dapat tercemar oleh sejumlah kecil
tembaga. Jika sejumlah besar garam tembaga, yang tidak terikat dalam protein, secara tidak sengaja tertelan atau jika pembebatan larutan garam tembaga digunakan untuk
mengobati daerah kulit yang terbakar luas, sejumlah tembaga bisa terserap dan merusak ginjal, menghambat pembentuklan air kemih dan menyebabkan anemia karena pecahnya
sel-sel darah merah hemolisis. Keracunan tembaga dapat diobati dengan penisilamin yang dapat mengikat tembaga dan memudahkan pengeluaran pembuangannya.
Universitas Sumatera Utara
Kekurangan tembaga jarang terjadi pada orang sehat. Ini sering terjadi pada bayi- bayi prematur atau bayi-bayi yang sedang dalam masa penyembuhan dari malnutrisi yang
berat.Orang-orang yang menerima makanan secara intravena parenteral dalam waktu lama juga memiliki resiko menderita kekurangan tembaga.
http:indonesiaindonesia.com
2.3.3. Efek Toksik Tembaga
Unsur Tembaga Cu bisa ditemukan pada berbagai jenis makanan, air dan udara sehingga manusia bisa terpapar TembagaCu melalui jalur makanan, minuman dan saat
bernafas. Tembaga Cu merupakan unsur yang dibutuhkan dalam jumlah kecil. Apabila jumlah Tembaga Cu telah melampaui batas aman, akan muncul toksisitas. Manusia
biasanya terpapar Tembaga Cu dari tanah, debu, makanan, serta minuman yang tercemar TembagaCu yang berasal dari pipa bocor pada penambangan Tembaga Cu
atau industri yang menghasilkan limbah tembaga Cu. Kira-kira 75-99 total intake Tembaga Cu berasal dari makanan dan minuman. Setiap hari manusia bisa terpapar
Tembaga Cu yang antara lain berasal dari peralatan dapur ataupun koin.
Keracunan logam berat bersifat kronis dan dampaknya baru terlihat setelah beberapa tahun. Logam berat bersifat akumulatif didalam tubuh organisme dan
konsentrasi mengalami peningkatan biomagnifikasi dalam rantai makanan. Biomagnifikasi berhubungan langsung dengan manusi yang menempati posisi top level
dalam rantai makanan karena konsentrasi logam berat yang dikandung dalam makanan manusia telah mengalami peningkatan mulai dari komponen tingkat dasar produsen.
Keracunan kronis Tembaga Cu dapat mengurangi umur, menimbulkan berbagai masalah reproduksi dan menurunkan fertilitas. Widowati, 2008
Universitas Sumatera Utara
2.4. Adsorbsi 2.4.1. Pengertian Adsorbsi