Sosiologi disebut sebagai ilmu yang bediri sendiri karena telah memenuhi persyaratan suatu ilmu pengetahuan yakni :
a. Sosiologi bersifat emperis yang berarti bahwa ilmu pengetahuan tersebut
didasarkan kepada observasi dengan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif.
b. Sosiologi bersifat teoritis, ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha
untuk menyusun abstrak dari hasil- hasil observasi tersebut sehingga merupakan kerangka pada unsur- unsur yang tersusun secara logis serta
bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat. c.
Sosiologi bersifat kumulatif yang berarti teori- teori yang sudah ada diperbaiki dan diperluaskan.
d. Sosiologi bersifat non etnis, karena tidak mempersoalkan baik buruk
fakta melainkan hanya memperjelas fakta. Sosiologi dalam kehidupan masyarakat dapat diartikan sebagai ilmu atau
kelompok pengetahuan yang sistematis tentang kehidupan manusia dalam hubungannya dengan manusia- manusia lainnya serta proses pembudayaannya. Ilmu sosiologi dapat
dipergunakan masyarakat untuk mencari tentang nilai- nilai sosial dalam sebuah cerita atau dapat dipergunakan untuk mencerminkan situasi sosial yang terdapat dalam
masyarakat.
2.1.2 Pengertian Sastra
Sastra merupakan pengucapan ekspresi jiwa yang paling individual oleh seorang pengarang sastra. Karya sastra adalah bersifat khusus yang menggambarkan individu
atau wakil tertentu. Dengan kata lain merupakan pemikiran seseorang tentang sesuatu hal yang dituang dalam bentuk karya sastra.
Universitas Sumatera Utara
Banyak ahli mendefenisikan pengertian sastra adalah sebagai berikut : Semi 1984 : 8 mengatakan “Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan semi
kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya”.
Teeuw 1984:23 mengatakan “Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa sansekerta akar kata Sas-, dalam kata kerja turunan berarti mengarahkan, mengajar,
memberikan petunjuk atau instruksi. Akhiran kata Tra biasanya menunjukkan alat, suasana. Maka kata sastra dapat berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku
instruksi dan pengajaran”. Damono 1984 : 10 mengatakan “Lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai
medium, bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu adalah merupakan suatu kenyataan sosial”.
Wellek dan Warren 1987:3 mengatakan bahwa “Sastra adalah suatu kajian kreatif dan sebuah karya seni”.
Fannanie 2000:6 mengatakan “Bahwa sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan
kemampuan aspek keindahan yang baik yang didasarkan aspek kebahasaan maupun aspek makna”.
Fannanie 2000:132 mengatakan bahwa “sastra adalah karya seni yang merupakan ekspresi kehidupan manusia”.
Kutipan di atas menyatakan, sastra dapat diartikan sebagai alat untuk mengajar, memberi instruksi, dan petunjuk kepada pembaca.
Dari keseluruhan defenisi sastra di atas, adalah berdasarkan persepsi masing- masing pribadi dan sifatnya deskriptif, pendapat itu berbeda satu sama lain. Manusia
menggunakan seni sebagai pengungkapan segi- segi kehidupan. Ini suatu kreatifitas manusia yang mampu menyajikan pemikiran dan pengalaman hidup dengan bentuk seni
sastra. Dari beberapa batasan yang diberikan di atas dapat disebut beberapa unsur
batasan yang selalu disebut untuk unsur- unsur itu adalah isi sastra yang berupa pikiran, perasaan, pengalaman, ide- ide, semangat kepercayaan dan lain- lain. Ekspresi atau
ungkapan adalah upaya untuk mengeluarkan sesuatu dalam diri manusia yang dapat
Universitas Sumatera Utara
diekspresikan ke luar, dalam berbagai bentuk, sebab, tanpa bentuk tidak akan mungkin isi disampaikan pada orang lain. Ciri khas pengungkapan bentuk pada sastra adalah
bahasa. Bahasa adalah bahan utama untuk mewujudkan ungkapan pribadi dalam suatu bentuk yang indah.
2.1.3 Hubungan Sosiologi Dengan Sastra