Teori Struktural Teori Yang Digunakan

Secara etimologis, teori berasal dari kata theoria Yunani, berarti kebulatan alam atau realita. Teori diartikan sebagai kumpulan konsep yang telah teruji keterandalannya, yaitu melalui kompetensi ilmiah yang dilakukan dalam penelitian. Teori merupakan hal yang sangat perlu di dalam menganalisis suatu karya sastra yang diajukan sebagai objek penelitian, karena teori adalah landasan berpijak. Berdasarkan penelitian ini, maka penulis menggunakan teori struktural dan teori sosiologi sastra untuk mengka ji cerita Si Piso Sumalim.

2.2.1 Teori Struktural

Teori merupakan hal yang sangat perlu didalam menganalisis suatu karya sastra yang diajukan sebagai objek penelitian. Untuk melihat aspek- aspek atau unsur- unsur yang terdapat di dalam karya sastra diterapkan teori struktural. Dengan teori struktural di harapakan hasil yang optimal dari karya yang menganalisis. Menganalisis karya sastra dari unsur struktural merupakan langkah awal untuk rencana penelitian selanjutnya. Semi 1993:68 mengatakan “pendekatan ini bertolak dari pandangan bahwa sastra merupakan pencerminan kehidupan masyarakat melalui sastra pengarang mengungkapkan tentang suka duka kehidupan masyarakat yang mereka ketahui dengan sejelas mungkin. Bertolak dari pandangan itu, telaah kritik sastra yang dilakukan berfokus atau lebih banyak memperhatikan segi- segi sosial kemasyarakatan yang terdapat dalam suatu karya sastra serta mempersoalkan segi- segi yang menunjang pembinaan dan pengembangan tata kehidupan”. Berdasarkan pendekatan di atas jelas mempunyai kesesuaian karna pendapat tersebut mengatakan sastra merupakan cermin zamannya, mengungkapkan suka duka kehidupan masyarakat. Walaupun demikian, dalam menganalisis karya sastra bila hanya Universitas Sumatera Utara bertitik tolak dari luar karya sastra, tanpa mengikut sertakan karya sastra sebagai suatu kebulatan makna dan perpaduan isi, rasanya kurang sempurna. Mengenai pendekatan struktural, Semi 1993 : 44 mengatakan : “Dengan kata lain, pendekatan ini memandang dan menelaah sastra dari segi instrinsik yang membangun suatu karya sastra yaitu tema, alur, latar, penokohan dan gaya bahasa perpaduan yang harmonis antara bentuk dan isi merupakan kemungkinan kuat untuk menghasilkan karya sastra yang bermutu”. Analisis struktural bertujuan membongkar dan memaparkan dengan cermat keterikatan semua hasil karya sastra. Analisis struktur bukanlah penjumlahan anasir- anasirnya, melainkan yang penting adalah sumbangan yang diberikan oleh semua anasir pada keseluruhan makna dalam keterikatan dan keterjalinannya Teeuw, 1988 :135- 136. Pada dasarnya teori struktural memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Totalitas karya sastra sangat penting. Totalitas dan bagian-bagiannya dapat diuraikan dengan jelas bila dipandang dari hubungan yang ada di antara unsur-unsur. 2. Struktur yang telah dibalik kenyatan empiris adalah sesuatu yang abstrak, untuk menemukan hukum universal. 3. Yang diteliti menyangkut unsur sinkronis, yang dipusatkan hubungannya pada suatu waktu tertentu, dalam hal ini struktur yang ada. 4. Tidak menggunakan sebab-akibat karena adanya perubahan bentuk. Menurut Atar Semi 1989:90, pendekatan stuktural memiliki banyak kelebihan dibandingkan pendekatan lain karena selain tertumpu pada karya sastra memiliki tiga kriteria sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Karya sastra dipandang dan diperlukan dengan sosok yang berdiri sendiri. 2. Memiliki penilaian terhadap keserasian semua komponen dalam membentuk seluruh struktural. 3. Kajian struktural adalah mengkaji persoalan, pemikiran, falsafah, cerita pengesahan dan tema. Dengan demikian pendekatan struktural merupakan titik tolak bagi pendekatan yang lain dalam usaha memahami karya sastra secara keseluruhan. Dalam pendekatan struktural dibicarakan unsur-unsur pembentuk cerita yang berkaitan dengan pendekatan di luar karya sastra. Unsur-unsur intrinsik yang dimaksud adalah tema, alurplot, latarsetting, dan perwatakan. a. Tema Staton 1965:88 tema adalah makna yang dikandung dalam sebuah cerita. Tema juga merupakan gagasan umum yang menopang sebuah karya sastra yang terkandung di dalamnya yang menyangkut persamaan dan perbedaan. Tema disaring dalam motif-motif yang terdapat dalam karya sastra. Dalam sebuah karya sastra yang baik prosa maupun puisi pasti mempunyai pokok permasalahan yang ingin dikemukakan oleh pengarang. Saad Zainal 1979:23 menyatakan “tema adalah sesuatu yang menjadi pokok pikiran atau persoalan bagi pengarang. Bagaimana dia melihat persoalan yang kadang- kadang disertai dengan pemecahan persoalan itu sekaligus”. Sudjiman 1984 : 74 mengatakan “tema adalah gagasan, ide atau pemikiran utama di dalam karya sastra yang terungkap ataupun yang tak terungkap”. Universitas Sumatera Utara Dickinson dalam Hasyim, 1990:68 mengatakan “tema adalah dasar utama yang ingin disampaikan dalam sebuah cerita”. Dari ketiga pendapat di atas, jelas mengungkapkan tema adalah suatu hal yang penting dalam sebuah karya sastra. Tema adalah apa yang diungkapkan oleh pengarang.

a. AlurPlot