Pengadilan. Perlindungan Hukum Terhadap Hak-Hak Penerjemah Dalam Perjanjian Penerbitan Buku

89

1. Pengadilan.

Pelaksanaan hak cipta dalam implementasinya merupakan suatu bentuk proses interaksi beberapa pihak. Interaksi itu dapat terjadi antara pihak pemegang hak cipta dengan penikmat ciptaan, atau antara pemegang hak cipta dengan pihak dibidang industri yang memanfaatkan ciptaan tersebut, dan sebagainya. Terkadang dalam proses interaksi tersebut tidak selamanya berjalam mulus akhirnya menimbulkan gesekan-gesekan masalah antara pihak-pihak yang berkepentingan. 72 Munculnya aturan-aturan hukum yang ada dibidang hak cipta pada dasarnya dimunculkan dalam rangka upaya preventif untuk mencegah terjadinya pelanggaran- pelanggaran dibidang hak cipta dan juga munculnya aturan hukum tersebut dapat digunakan sebagai upaya represif ketika memang terjadi sengketa dibidang hak cipta. Pelanggaran terhadap hak cipta kebanyakan disebabkan oleh sikap dan keinginan sebagian anggota masyarakat kita untuk memperoleh keuntungan dagang dengan cara mudah. Sebagai akibatnya bukan saja merugikan pencipta atau pemegang hak cipta, tetapi juga merugikan perekonomian Negara pada umumnya. 73 Munculnya sengketa dibidang hak cipta biasanya berawal dari sebuah pelanggaran yang terjadi dalam proses penggunaan atau pemanfaatan hak cipta tersebut, bisa jadi antara pemegang hak cipta dengan pihak yang memanfaatkan hak cipta tersebut. Tim Lindsey mengungkapkan bahwa umumnya hak cipta dilanggar 72 Arif Lutviansori, Loc.Cit, hal 83 73 Runtung, hak cipta, patenm merek makalah, universitas sumatera utara, 2003, hal 23. Universitas Sumatera Utara 90 jika materi hak tersebut digunakan tanpa izin dari pencipta yang mempunyai hak eksklusif atas ciptaannya. Masalah yang sering terjadi sehingga penerjemah membawa kasus ini kepengadilah adalah masalah hak ekonomi dan hak moral. Dalam perjanjian yang telah mereka sepakati tentang honorarium penerjemah tercantum dalam Pasal 4 dan Pasal 5, bahwa kedua belah pihak telah setuju dengan jumlah honor yang akan didapatkannya, pembayaran dilakukan melalui 2 dua tahap. Berdasarkan Pasal 6 perjanjian penerbitan antara penerjemah dan penerbit telah disepakati bahwa penerbit harus mencantumkan nama penerjemah dalam buku terjemahan. Kesepakatan yang telah mereka sepakati dilanggar oleh penerbit. Untuk terjadinya suatu pelanggaran hak cipta, maka harus ada kesamaan antara kedua ciptaan yang ada. Namun, pencipta harus membuktikan bahwa karyanya telah dijiplak orang lain atau dapat membuktikan bahwa karya orang lain tersebut berasal dari karyanya. Hak cipta tidak dilanggar jika karya-karya sejenis secara independen, dalam hal ini masing-masing pencipta akan memperoleh hak cipta atas karya mereka. 74 Prinsip dari fair use doctrin ini mempertimbangkan beberapa kepentingan untuk dapat dikualifikasikan sebagai pertimbangan masalah atas maksud ekonomis dari pelanggaran hak cipta tersebut. Pada kongkritnya penggunaan fair use doctrin terletak pada kepentingan pribadi pencipta atas ciptaannya. 74 Arif Lutviansori, Op.Cit, hal.83 Universitas Sumatera Utara 91 Di dalam perjanjian penerbitan buku pada umumnya ada ketentuan yang mengatur mengenai penyelesaian sengketa atau yang lebih sering didengar atau ditulisdicantumkan di dalam perjanjian tersebut adalah ketentuan mengenai penyelesaian perselisihan. Penyelesaian sengketa terhadap permasalahan di bidang hak cipta yang dapat dilakukan oleh para pihak terhadap bisnisnya yang berkaitan dengan aspek hukum kekayaan intelektual adalah munculnya pelanggaran yang kemudian menjadi sengketa tersebut, maka untu menyelesaikannya diperlukan suatu sarana sebagai media penyelesaiannya. Media penyelesaian masalah dalam bidang kekayaan intelektual, biasanya dapat ditempuh melalui dua jalan yaitu melalui jalur pengadilan dan ADR Alternative Dispute Resolution. Jalur pengadilan biasanya digunakan untuk penyelesaian sengketa HAKI yang bersifat terbuka dan tidak mengandung unsure rahasia, misalnya hak cipta, merek dan lain-lain, sedangkan ADR digunakan untuk menyelesaikan sengketa terhadap aspek kekayaan intelektual yang mempunyai unsur rahasia, misalnya paten dan rahasia dagang.

a. Gugatan perdata dalam sengketa hak cipta

Apabila hak cipta seseorang ternyata telah dilanggar oleh orang lain, maka ia dapat menermpuh jalur hukum, baik pidana maupun perdata. Berdasarkan hukum perdata, pemegang hak cipta berhak mengajukan gugatan ganti rugi kepada Pengadilan Niaga atas pelanggaran hak cipta yang terjadi dan meminta penyitaan terhadap benda yang diumumkan atau hasil perbanyakan ciptaan itu. Universitas Sumatera Utara 92 Pemegang hak cipta juga berhak mengajukan permohonan kepada Pengadilan Niaga agar memerintahkan penyerahan seluruh atau sebagian penghasilan yang diperoleh dari penyelenggaraan ceramah, pertemuan ilmiah, pertunjukan atau pameran karya yang merupakan hasil pelanggaran hak cipta. Dalam hal ini, sebelum menjatuhkan putusan akhir dan untuk mencegah kerugian yang lebih besar pada pihak yang haknya dilanggar, hakim dapat memerintahkan pelanggar untuk menghentikan kegiatan pengumuman danatau perbanyakan ciptaan atau barang yang merupakan hasil pelanggaran hak cipta. Berkaitan dengan gugatan, pemegang hak cipta sebagai pihak yang merasa dirugikan mengajukan permohonan penetapan sementara kepada Pengadilan Niaga dengan tujuan untuk : 1 Mencegah berlanjutnya pelanggaran hak cipta, khususnya mencegah masuknya barang yang diduga melanggar hak cipta atau hak terkait ke dalam jalur perdagangan, termasuk tindakan importasi; 2 Menyimpan bukti yang berkaitan dengan pelanggaran hak cipta atau hak terkait tersebut guna menghindari terjadinya penghilangan barang bukti; 3 Meminta kepada pihak yang merasa dirugikan, untuk memberikan bukti yang menyatakan bahwa pihak tersebut memang berhak atas hak cipta atau hak terkait, dan hak pemohon tersebut memang sudah dilanggar. Sebagaimana ditentukan dalam Pasal 42 UUHC No.19 Tahun 2002, apabila ciptaan didaftar berdasarkan undang-undang hak cipta ini, kemudian terdapat pihak lain menurut undang-undang hak cipta lebih berhak atas hak cipta yang telah terdaftar dapat mengajukan gugatan pembatalan hak cipta melalui Pengadilan Niaga. Kemudian dalam Pasal 55 UUHC No.19 Tahun 2002 telah ditentukan bahwa pencipta atau ahli warisnya dapat menggugat pihak lain yang tanpa persetujuannya . Universitas Sumatera Utara 93 1 Meniadakan nama pencipta yang tercantum pada ciptaannya. 2 Mencantumkan nama pencipta pada ciptaannya. 3 Mengganti atau mengubah judul ciptaan 4 Mengubah isi ciptaan Ketentuan dalam Pasal 55 UUHC tersebut diatas dilakukan dengan tidak mengurangi hak apabila terdapat penyerahan hak cipta atas seluruh ciptaan kepada pihak lain tersebut. Artinya disini bahwa undang-undang hak cipta menekankan kepada hak cipta yang diperoleh pencipta atas karya ciptaciptaan tersebut telah diserahkan atau dialihkan dalam bentuk apapun penciptanya mempunyai integritas yang melekat atas karya ciptaciptaan tersebut. Pemegang hak cipta berhak mengajukan gugatan ganti rugi kepada pengadilan niaga atas pelanggaran hak ciptaannya dan meminta penyitaan terhadap benda yang diumumkan atau hasil perbanyakan ciptaan itu. Pemegang hak cipta juga berhak memohon kepada pengadilan niaga agar memerintahkan penyerahan seluruh atau sebagian penghasilan yang diperoleh dari penyelenggaraan ceramah, pertemuan ilmiah, pertunjukan atau pameran karya, yang merupakan hasil pelanggaran hak cipta. Dalam proses pemeriksaan di pengadilan, sebelum hakim menjatuhkan putusan akhir dan untuk mencegah kerugian yang lebih besar pada pihak yang haknya dilanggar, hakim dapat memerintahkan pelanggar hak cipta untuk menghentikan kegiatan pengumuman danatau perbanyakan ciptaan atau barang yang merupakan hasil pelanggaran hak cipta. Universitas Sumatera Utara 94 Akan tetapi gugatan tersebut tidak dapat dilakukan pemegang hak cipta terhadap ciptaan yang berada pada pihak yang dengan itikad baik memperoleh ciptaan tersebut semata-mata untuk keperluan sendiri dan tidak digunakan untuk suatu kegiatan komersial danatau kepentingan yang berkaitan dengan kegiatan komersial Pasal 57. Disamping itu berkaitan dengan perlindungan hak moral secara khusus pencipta atau ahli waris suatu ciptaan dapat mengajukan gugatan ganti rugi atas pelanggaran hak moral, yaitu pencipta atau ahli warisnya dapat menuntut pemegang hak cipta atas tidak dicantumkannya nama pencipta atau ahli warisnya dapat menuntut pemegang hak cipta atas tidak dicantumkannya nama pencipta dalam suatu ciptaan. Dalam pasal 60 UUHC No.19 Tahun 2002, sebagaimana pengaturan penyelesaian sengketa dan kompetensi pengadilan dalam undang-undang hak atas kekayaan intelektual HAKI lainnya, undang-undang No.19 Tahun 2002 tentang hak cipta ini, juga mengatur hak kompetensi untuk menyelesaikan sengketa perdatabisnis terletak pada pengadilan niaga. Gugatan atas pelanggaran hak cipta yang telah diajukan kepada ketua pengadilan niaga, apabila telah terdaftar maka dalam jangka waktu paling lama 3 tiga hari setelah gugatan didaftarkan, pengadilan niaga mempelajari gugatan dan menetapkan hari sidang. Sidang pemeriksaan atas gugatan dimulai dalam jangka waktu paling lama 60 enampuluh hari setelah gugatan didaftarkan. Universitas Sumatera Utara 95 Dalam pasal 61 UUHC No.19 Tahun 2002, acara pemanggilan para pihak dapat dilakukan oleh juru sita paling lama 7 tujuh hari setelah gugatan didaftarkan. Sebagaimana juga telah ditentukan dalam Pasal 59 bahwa gugatan yang diajukan kepada pengadilan niaga, wajib diputus oleh Pengadilan Niaga dalam tenggang waktu 90 Sembilan puluh hari terhitung sejak gugatan didaftarkan di pengadilan niaga yang bersangkutan, tetapi dalam pasal 61 ayat 2 dapat dikecualikan atas pertimbangan hakim dalam memeriksa perkara tersebut atas persetujuan ketua mahkamah agung, pengecualian ini dengan perpanjangan proses pemeriksaan di pengadilan niaga paling lama 30 tiga puluh hari. Setelah terdapat putusan, selanjutnya isi putusan pengadilan niaga, wajib disampaikan oleh juru sita kepada para pihak paling lama 14 empat belas hari setelah putusan atas gugatan diucapkan. Dengan tidak membatasi berlakunya hukum formal acara perdata yang dilakukan dalam praktek proses pemeriksaan di pengadilan, UUHC No.19 Tahun 2002 terhadap putusan pengadilan niaga atas gugatan mengatur secara khusus dengan ketentuan Pasal 61 ayat 3. 1 Putusan memuat secara lengkap pertimbangan hukum yang mendasari putusan tersebut. 2 Putusan harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum 3 Apabila diminta oleh penggugat, putusan pengadilan niaga dapat dijalankan terlebih dahulu meskipun putusan tersebut diajukan suatu upaya hukum. Universitas Sumatera Utara 96

b. Banding

Sebelum dalam UU No.12 Tahun 1997, apabila terdapat pelanggaran atau sengketa hak cipta, maka upaya hukum yang dapat dilakukan yaitu upaya banding pengadilan tinggi. Tetapi sebagaimana juga telah ditentukan sama dengan pengaturan hukum HAKI lainnya Paten, Merek, Desaian Industri, Rahasia Dagang, Desaian Tata Letak, Sirkuit Terpadu bahwa upaya hukum untuk hak cipta, ditentuakan dalam pasal 62 UUHC No.19 Tahun 2002, upaya hukum dapat dilakukan apabila terdapat pihak yang keberatan atas putusan pengadilan niaga yaitu upaya hukum kasasi. Pemberlakuan upaya hukum kasasi ini, berguna bagi pencari keadilan agar terdapat putusan pengadilan yang cepat dan berkekuatan hukum atas putusan kasasi mahkamah agung.

c. Kasasi

Permohonan upaya hukum kasasi pada tanggal permohonan yang bersangkutan diajukan dan kepada permohonan kasasi diberikan tanda terima tertulis yang ditandatangani oleh panitera dengan tanggal yang sama sesuai tanggal penerimaan pendaftaran. Didalam Pasal 63 dan Pasal 64 UUHC No.19 Tahun 2002, diatur hukum acara khusus terhadap upaya kasasi atas putusan pengadilan niaga untuk perkara hak cipta. 1 Pemohon kasasi wajib menyampaikan memori kasasi kepada panitera dalam waktu 14 empat belas hari sejak tanggal permohonan kasasi didaftarkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat 2. Universitas Sumatera Utara 97 2 Panitera wajib mengirimkan permohonan kasasi dan memori kasasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 kepada pihak termohon kasasi paling lama 7 tujuh hari setelah memori kasasi diterima oleh panitera. 3 Termohon kasasi dapat mengajukan kontra memori kasasi kepada panitera paling lama 14 empat belas hari sejak tanggal termohon kasasi menerima memori kasasi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan panitera wajib menyampaikan kontra memori kasasi kepada pemohon kasasi paling lama 7 tujuh hari setelah kontra memori kasasi diterima oleh panitera. 4 Panitera wajib mengirimkan berkas perkara kasasi yang bersangkutan kepada mahkamah agung paling lama 14 empat belas hari setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 3. Sedangkan Pasal 64 menyatakan bahwa : 1 Mahkamah agung wajib mempelajari berkas kasasi dan menetapkan hari sidang paling lama 7 tujuh hari setelah permohonan kasasi diterima oleh mahkamah agung. 2 Sidang pemeriksaan atas permohonan kasasi mulai dilakukan paling lama 60 enam puluh hari setelah permohonan kasasi diterima oleh mahkamah agung. 3 Putusan atas permohonan kasasi harus diucapkan paling lama 90 sembilan puluh hari setelah permohonan kasasi diterima oleh mahkamah agung. Universitas Sumatera Utara 98 4 Putusan atas permohonan kasasi sebagaimana dimaksud pada ayat 3 yang memuat secara lengkap pertimbangan hukum yang mendasari putusan tersebut harus diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum. 5 Panitera mahkamah agung wajibb menyampaikan salinan putusan kasasi kepada panitera paling lama 7 tujuh hari setelah putusan atas permohonan kasasi diucapkan 6 Juru sita wajib menyampaikan salinan putusan kasasi sebagaimana dimaksud pada ayat 5 kepada pemohon kasasi dan termohon kasasi paling lama 7 tujuh hari setelah putusan kasasi diterima oleh panitera.

2. Penyelesaian sengketa diluar pengadilan non ligitasi