24
c. Bahan-bahan hukum tertier yakni bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, yang meliputi kamus
umum, kamus hukum dan ensiklopedia.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Studi Kepustakaan Sebagai penelitian hukum yang bersifat normatif, teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui penelitian kepustakaan Library Research
yakni upaya untuk
memperolah data dari
penelusuran literatur
kepustakaan, peraturan perundang-undangan, majalah, artikel dan sumber lainnya yang relevan dengan penelitian ini.
b. Wawancara. Penelitian ini juga melakukan wawancara langsung dengan narasumber yang
bertujuan untuk mendapatkan data pendukung terhadap studi kepustakaan.
5. Analisis Data
Analisa data merupakan suatu proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan suatu hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
36
Penelitian ini dimulai dengan dilakukannya pemeriksaan terhadap data yang terkumpul. Data primer undang-undang dan sekunder buku-buku dan tulisan, juga
yang berasal dari narasumber, diperoleh akan dianalisis dengan metode kualitatif
36
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 101.
Universitas Sumatera Utara
25
sehingga dapat ditarik kesimpulan dengan cara deduktif-induktif dan diharapkan dapat menjawab permasalahan dalam penelitian ini.
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, setelah dibaca, dipelajari, ditelaah, maka langkah berikutnya adalah
mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abtraksi.
37
Langkah selanjutnya adalah menyusun rangkuman dalam abstraksi tersebut dalam satuan-
satuan, yang mana satuan-satuan ini kemudian dikategorisasikan. Data yang dikategorosasikan, kemudian ditafsirkan dengan cara mengolah hasil sementara
menjadi teori, substantif. Tahap terakhir, penarikan kesimpulan dengan menggunakan logika berfikir deduktif-induktif.
37
Ibid. hal 190.
Universitas Sumatera Utara
26
BAB II PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK-HAK PENERJEMAH
DALAM PERJANJIAN PENERBITAN BUKU TERJEMAHAN A.
Proses Penerbitan Buku Terjemahan. 1.
Penerbit meminta
izin kepada
pemegang hak
cipta asli
untuk menerjemahkan buku terjemahan
. Proses penerjemahan itu melibatkan Pemegang Hak Cipta asli, penerjemah
dan penerbit. Sebelum penerbit menerbitkan suatu ciptaan dalam bahasa yang lain, penerbit harus membuat kontrak yang mencakup hak terjemahan. Dalam hal ini,
kontrak sebaiknya tidak saja mengontrol hak, tetapi juga menentukan secara spesifik tindakan dan kompensasi apa yang diperlukan untuk menikmati hak itu.
38
Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemegang Hak Cipta atau Pemegang Hak Terkait kepada pihak lain untuk mengumumkan danatau memperbanyak
Ciptaannya atau produk Hak Terkaitnya dengan persyaratan tertentu lihat pasal 1 angka 14 UUHC. Lisensi diberikan berdasarkan surat perjanjian lisensi lihat Pasal
45 ayat 1 UUHC. Pada dasarnya, pemberian lisensi disertai dengan kewajiban pemberian royalti
kepada Pemegang Hak Cipta oleh penerima lisensi lihat Pasal 45 ayat 3 UUHC. Jumlah royalti yang wajib dibayarkan kepada Pemegang Hak Cipta oleh penerima
lisensi adalah berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak dengan berpedoman kepada kesepakatan organisasi profesi lihat Pasal 45 ayat 4 UUHC. Agar dapat
38
Tamotsu Hozumi, Op Cit, hal. 49.
26
Universitas Sumatera Utara
27
mempunyai akibat hukum terhadap pihak ketiga, perjanjian Lisensi wajib dicatatkan di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM
lihat Pasal 47 ayat 2 UUHC. Dengan mengantongi lisensi dari pemegang hak cipta buku asing, maka
penerbit dapat, antara lain, menerjemahkan, memperbanyak, dan menjual hasil terjemahan buku asing tersebut. Pemegang lisensi juga berhak melarang perbanyakan
buku terjemahan tersebut oleh pihak lain tanpa seizinnya lihat Pasal 45 jo Pasal 2 UUHC serta penjelasannya.
Berdasarkan perjanjian lisensi itu, penerbit juga dapat memerintahkan pihak lain dalam hubungan dinas ataup hubungan kerja atau berdasarkan pesanan untuk
melaksanakan penerjemahan buku tersebut lihat Pasal 8 UUHC.
39
2. Penerbit Membuat Perjanjian dengan Penerjemah untuk Menerjemahkan