Tanggung Jawab Penerjemah Perlindungan Hukum Terhadap Hak-Hak Penerjemah Dalam Perjanjian Penerbitan Buku

46 2 Mencegah bentuk-bentuk distorsi, mutilasi atau bentuk pemotongan, perusakan, penggantian yang berhubungan dengan karya cipta yang pada akhirnya akan merusak apresiasi dan reputasi penerjemah. Hak moral adalah hak-hak pribadi penerjemah untuk dapat mencegah perubahan atas karyanya dan untuk tetap disebut sebagai penerjemah karya tersebut. Hak-hak ini menggambarkan hidupnya hubungan berkelanjutan dari si penerjemah dengan karyanya walaupun control ekonomi atas karya tersebut hilang, Karena telah diserahkan sepenuhnya oleh pemegang hak cipta atau lewatnya waktu perlindungannya seperti diatur dalam UUHC yang berlaku. UUHC di Indonesia menekankan hak-hak moral secara jelas dibandingkan dengan UUHC yang berlaku di Negara yang menganut sistem common law. UUHC Indonesia terlihat lebih menggambarkan pengaruh sistem hukum sipil. Pasal 1 ayat 2 dalam mendefenisikan “pencipta” mengacu kepada “sesuatu yang bersifat pribadi” dari suatu hasil karya yang lahir berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang diterangkan dalam bentuk khas, hak untuk mempertahankan keutuhan karya tersebut seperti yang dipahami si pencipta terlihat memperoleh perlindungan hak cipta yang diatur dalam Undang-undang. 57

2. Tanggung Jawab Penerjemah

dalam Pelaksanaan Penerbitan Buku Terjemahan Pengalihan kepemilikan hak cipta dapat dilakukan dengan cara penyerahan assignment dan dengan cara pemegang hak cipta memberikan lisensi kepada orangbadan lain. Pengalihan hak cipta dengan penyerahan assignment maksudnya 57 Tim Lindsey, dkk, Op.Cit. Universitas Sumatera Utara 47 adalah pengalihan keseluruhan hak-hak ekonomi yang dapat dieksploitasi dari suatu ciptaan yang dialihkan kepada penerimapemegang hak cipta. Pengalihan hak cipta secara lisensi maksudnya ialah pencipta bukupemegang hak cipta masih memiliki hak-hak ekonomi tertentu dari ciptaan yang dialihkan kepada pemegang hak cipta. Pengalihan hak cipta biasanya dituangkan dalam suatu perjanjian yang berbentuk akta dibawah tangan. Perjanjian penerbitan buku tersebut dapat berupa penyerahan hak cipta dan dapat juga secara lisensi. Suatu perjanjian penerbitan buku yang tergolong sebagai perjanjian lisensi ekslusif mengatur didalamnya beberapa hal tentang pengalihan atau transformasi hak cipta dari penerjemah kepada penerbit buku. Pada suatu pengalihan hak cipta dengan perjanjian penerbitan buku yang tergolong sebagai perjanjian lisensi eksklusif diatur dengan jelas mengenai hak dan kewajiban antara penerjemahpemegang hak cipta dengan penerbit. Penyerahan atau pengalihan hak cipta dapat diserahkan sebagian atau seluruhnya kepada orangbadan lain. Penyerahan ini adalah sesuai dengan system hukum yang berlaku di Indonesia, yang memperbolehkan barang-barang bergerak itu diserahkan kepada orangbadan lain, dengan berbagai cara. Jika hak cipta diserahkankepada orangbadan lain untuk sebagian, maka mengenai bagian yang diserahkan itu penerjemahpemegang hak cipta tidak ada lagi haknya, sedangkan bagian yang tidak diserahkan, pencipta buku tetap mempunyai hak sepenuhnya. Jika hak cipta itu diserahkan kepada orang lainbadan lain untuk seluruhnya, maka Universitas Sumatera Utara 48 penerjemahpemegang hak cipta tidak mempunyai hak lagi sama sekali mengenai hasil ciptaannya, yang seluruhnya telah diserahkan. Secara umum hak dan kewajiban penerjemah selaku pemegang hak cipta dengan penerbit didalam perjanjian kerjasama yang mereka sepakati dapat disimpulkan sebagai berikut : Hak dan kewajiban para pihak itu dapat terlihan dengan jelas dalam pasal- pasalketentuan-ketentuan yang dituangkan secara tertulis di dalam perjanjian penerbitan buku antara lain : a. Hak penerjemahpemegang hak cipta dalam perjanjian penerbitan buku dengan lisensi eksklusif yaitu : 1 Mengalihkan hak cipta karya tulis untuk dieksploitasi dengan cara diterbitkan dalam bentuk buku. 2 Menjamin keaslian dan kepemilikan hak khusus karya tulisnya. 3 Menetapkan jangka waktu pengalihan hak cipta karya tulis untuk dieksploitasi dalam bentuk buku. 4 Menerima sejumlah buku yang telah diperbanyak. 5 Menerima pembayaran royalty. b. Kewajiban penerjemahpemegang hak cipta dalam perjanjian penerbitan buku dengan lisensi eksklusif yaitu : 1 Menyerahkan untuk dialihkan karya tulis asli, bukan plagiat. Universitas Sumatera Utara 49 2 Bertanggung jawab terhadap gugatan pihak ketiga tentang keaslian ciptaan karya tulis. 3 Selama jangka waktu yang disepakati tidak menyerahkan sebagian atau keseluruhan hak cipta karya tulis untuk dieksploitasi dalam bentuk buku kepada pihak ketiga. 4 Mentaati jadwal penerimaan royalti. c. Hak penerbit dalam perjanjian penerbitan buku dengan lisensi eksklusif yaitu : 1 Menerima ciptaan karya tulis asli dengan hak cipta sah yang dimiliki penulis. 2 Menerima secara sah ciptaan karya tulis yang benar-benar asli, bukan plagiat. 3 Menetapkan harga jual buku untuk memperoleh keuntungan bisnis yang wajar. d. Kewajiban penerbit dalam perjanjian penerbitan buku dengan lisensi eksklusif bersama-sama dengan penerjemahpemegang hak cipta. 1 Hanya menerbitkan dalam bentuk buku, tidak ciptaan derivatif. 2 Menandatangani perjanjian penerbitan buku yang tergolong lisensi eksklusif bersama-sama dengan penerjemahpemegang hak cipta. 3 Menepati pembayaran royalti dan memasarkan buku keseluruh segmen pasar yang dapat dijangkau. Universitas Sumatera Utara 50 Penyerahan atau pengalihan hak cipta dapat diserahkan sebagian atau seluruhnya kepada orangbadan lain. Penyerahan itu adalah sesuai dengan sistem hukum yang berlaku di Indonesia, yang memperbolehkan barang-barang bergerak itu diserahkan kepada orangbadan lain, dengan berbagai cara. Jika hak cipta diserahkan kepada orangbadan lain untuk sebagian, maka mengenai bagian yang diserahkan itu penerjemahpemegang hak cipta tidak ada lagi haknya, sedangkan bagian yang tidak diserahkan, penerjemah tetap mempunyai hak sepenuhnya. Jika hak cipta itu diserahkan kepada orangbadan lain untuk seluruhnya, maka penerjemahpemegang hak cipta tidak mempunyai hak lagi sama sekali mengenai hasil ciptaannya, yang seluruhnya telah diserahkan. Walaupun hak cipta telah diserahkan seluruhnya atau sebagian, penerjemah itu tetap berwenang menjalankan suatu tuntutan hukum untuk mendapatkan ganti kerugian terhadap seseorang yang melanggar hak cipta itu. Suatu perubahan tidak dapat diadakan atas suatu ciptaan, kecuali dengan izin dari yang mempunyai hak cipta. Apabila si penerjemah telah menyerahkan hak ciptanya kepada orang lain, maka walaupun demikian, selam ia masih hidup izinnya juga tetap diperlukan. Meskipun hak dan kewajiban para pihak telah tertuang dengan jelas di dalam perjanjian penerbitan buku, akan tetapi secara umum dapat dijelaskan hak dan kewajiban antara pemegang hak cipta dan penerbit yaitu : Universitas Sumatera Utara 51 a. Hak dari penerjemah yaitu : 1 Mendapat honorarium yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. 2 Mendapat persen eksemplar setiap kali terbit. 3 Mengontrolmengetahui berapa jumlah buku yang telah laku terjual. 4 Mengontrolmengetahui berapa banyak jumlah buku yang telah dicetak 5 Mengetahui kapan bukunya akan dicetak ulang. 6 Memberi saran mengenai perwajahan dari bukunya. 7 Mendapat potongan apabila penerjemah membeli bukunya. 8 Menerima sejumlah contoh buku yang telah diperbanyak. b. Kewajiban dari penerjemah yaitu : 1 Menyerahkan untuk dialihkan karya tulis yang asli bukan plagiat. 2 Bersedia mengoreksi kembali hasil karyanya yang akan dicetak coba dan ulang. 3 Bertanggung jawab terhadap pihak ketiga tentang keaslian ciptaan karya tulis. 4 Bersedia mengganti kerugian kepada penerbit apabila karya tulisnya yang sudah dicetak dan mendapat tuntutan dari pihak ketiga. c. Hak dari penerbit yaitu : 1 Mempunyai hak tunggal atas penerbitan buku tersebut. 2 Berhak untuk mengedit naskah yang masuk tanpa mengubah arti dan makna naskah asli. Universitas Sumatera Utara 52 3 Mempunyai hak tunggal untuk menentukan harga jual buku. 4 Berhak untuk bekerja sama dengan pihak lain. 5 Berhak untuk membuat ilustrasi buku tersebut. 6 Menerima karya tulis yang asli bukan plagiat. 7 Menerima ciptaan yang sah yang benar-benar milik si pemegang hak cipta d. Kewajiban dari penerbit yaitu : 1 Menerbitkan buku dalam waktu yang telah ditentukan. 2 Membayar honorarium yang telah disepakati. 3 Memberitahu kepada pemegang hak cipta bahwa naskah telah diterbitkan. 4 Memberikan persen eksemplar setiap kali terbit. 5 Memberitahukan bahwa buku edisi pertama telah terjual habis dan perlu dicetak ulang. 6 Menerbitkan naskah dalam bentuk buku dan bukan ciptaan derivatif Tanggung jawab pemegang hak cipta terlihat jelas di dalam perjanjian penerbitan buku yang tertuang dalam hal mengenai hak dan kewajiban para pihak. Dari pasal hak dan kewajiban itu dapat mengetahui batas tanggung jawab dari para pihak di dalam perjanjian penerbitan buku tersebut. Apabila pemegang hak cipta menghendaki karya tulisnya tersebut hanya dicetak dalam bentuk suatu buku oleh penerbit, sedangkan soal pemasarannya dilakukan atau diurus oleh si pemegang hak cipta sendiri, maka dalam hal seperti ini penerbit hanya bertanggung jawab sebatas mencetak karya tulis tersebut dalam Universitas Sumatera Utara 53 bentuk buku, mengenai isinya dan hal-hak yang lain penerbit tidak bertanggung jawab melainkan menjadi tanggung jawab penerjemahpemegang hak cipta. Dalam hal ini hak cipta tetap berada ditangan pemegang hak cipta. Namun ada juga perusahaan penerbitan yang mencetak, menerbitkan dan memasarkan karya tulis dari penerjemahpemegang hak cipta kepada masyarakat, sedangkan pencipta dalam hal ini hanya hanya menerima feeroyalti. Dan hak cipta pada umumnya diserahkan kepada perusahaan penerbit. Dalam hal ini penerbit bertanggung jawab terhadap ciptaan yang diterbitkan. Apabila dikemudian hari ada tuntutan terhadap isi buku yang diterbitkan maka penerbitlah yang bertanggung jawab. Universitas Sumatera Utara 54

BAB III TANGGUNG JAWAB HUKUM PENERJEMAH DALAM

MENGHADAPI TUNTUTAN GANTI RUGI DARI PEMAGANG HAK CIPTA ASLI

A. Tuntutan Ganti Rugi dari Pemegang Hak Cipta Asli. 1.

Pengertian Ganti Rugi. Adapun tuntutan ganti rugi merupakan ajaran hukum yang dalam sistem civil law dengan onrechtmatige daad atau dalam common law dikenal dengan law of torts. Dengan mengambil sumber dari civil law, onrechtmatige daad berasal dari ketentuan Pasal 1365 KUHPerdat yang menyebutkan bahwa tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk mengganti kerugian tersebut. Menurut Mariam Darus Badrulzaman Perbuatan hukum dalam pasal ini awalnya hanya menyangkut kepada hak subyektif dan berkenaan dengan kewajiban pembuat sendiri. Sejak Arrest Hoge Raad tanggal 31 Januari 1919 dalam perkara antara Cohen dan Lindenbaum, makna perbuatan melawan hukum diperluas lagi sehingga meliputi: a. Melanggar hak orang lain. b. Bertentangan dengan kewajiban hukum dari si pembuat atau c. bertentangan dengan kesusilaan moral atau d. Bertentangan dengan kepatutan dan ketelitian Apabila dicermati lebih jauh, ajaran onrechtmatige daad merupakan dasar hukum pengajuan gugatan ganti rugi disamping gugatan yang didasarkan pada ajaran 54 Universitas Sumatera Utara 55 wanprestasi atau breach of contract. Ada perbedaan yang mendasar antara onrechtmatige daad dengan ajaran wanprestasi. Onrechtmatige daad mendasarkan adanya kerugian yang diderita akibat perbuatan orang lain yang telah melanggar hukum dengan berbagai maknya, sedangkan wanprestasi mendasarkan pada adanya kerugian yang disebabkan pelanggaran terhadap sebuah perjanjian yakni tidak memenuhi kewajibannya atau terlambat memenuhinya atau memenuhinya tetapi tidak seperti yang telah diperjanjikan Subekti, 2005:147. Pembangunan menimbulkan dampak positif dan dampak negative. Dampak positif antara lain peningkatan tarap hidup masyarakat, peningkatan ilmu dan teknologi, peningkatan keahlian dan keterampilan. Disisi lain timbul dampak negatif,dengan kemajuan teknologi dibidang grafika tersedia alat-alat cetak modern dan tenaga kerja ahli dan terampil tercipta usaha percetakan melawan hukum, yaitu mencetak karya tulisbuku tanpa izin penciptapemegang hak cipta. Tujuannya adalah memperoleh keuntungan pribadi tanpa membayar pajak. Perbuatan ini termasuk kejahatan pelanggaran hak cipta. 58 Selain hak-hak eksklusif ini, Konvensi Bern juga mengatur sekumpulan hak yang dinamakan hak moral. Yang dimaksud dengan hak moral adalah hak pemegang hak cipta untuk mengajukan keberatan terhadap setiap perbuatan yang bermaksud mengubah, mengurangi, atau menambah keaslian ciptaannya yang dapat meragukan kehormatan dan reputasi penciptapemegang hak cipta. 58 Abdul Kadir Muhammad, Pengantar Hukum Perusahaan Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1991, hal 19. Universitas Sumatera Utara 56 Hak-hak moral yang diberikan kepada seorang penciptapemegang hak cipta sejajar dengan hak-hak ekonomi yang dimiliki oleh pemegang hak cipta atas ciptaannya. 59 Sehingga jika terjadi pelanggaran atas hak eksklusif, hak moral dan hak ekonomi, maka pemegang hak cipta asli berhak untuk melakukan gugatan ganti rugi.

2. Tuntutan Ganti Rugi dari Pemegang Hak Cipta Asli.