BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan dari suatu individu bahkan komunitas
masyarakat tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan teknologi untuk menciptakan berbagai hal yang berguna untuk
masyarakat. Hal ini terkait dengan peningkatan Sumber Daya Manusia SDM melalui bidang pendidikan. Pendidikan juga merupakan suatu fungsi terpenting dalam
pengembangan pribadi seorang individu dan pengembangan kebudayaan nasional.
1
Lahirnya pendidikan dalam arti luas bermakna merubah dan memindahkan nilai kebudayaan kepada setiap individu dalam masyarakat.
2
Dalam sejarah Indonesia, masalah pendidikan secara terus-menerus menjadi wacana yang menarik untuk diperbincangkan dan diteliti. Pendidikan yang
berkembang di dalam masyarakat belumlah sempurna merata di seluruh wilayah Indonesia. Beberapa faktor yang melatar belakanginya adalah besarnya biaya yang
harus ditanggung oleh sebuah keluarga untuk biaya pendidikan, serta kemiskinan
1
Kartini Kartono, Tinjauan politik Mengenai Sistem Pendidikan Nasional Beberapa Kritik Dan Sugesti, Jakarta: Pradya Paramita,1997, hlm. 13
2
Hasan Langgung, Pendidikan Peradapan Islam, Jakarta: Pustaka Al Husnah, 1985, hlm. 1
Universitas Sumatera Utara
yang menjadi penghambat pertumbuhan pendidikan. Selain itu, kurangnya sarana dan prasarana yang tidak mendukung dalam proses pengajaran di sebuah sekolah ataupun
lembaga pendidikan menjadi sebuah problem yang harus diperhatikan. Begitulah kondisi dari pendidikan di Indonesia hingga saat ini, sehingga menjadi sebuah
wacana yang menarik untuk diteliti. Pendidikan di Indonesia khususnya wilayah Sumatera Utara juga menghadapi
konsep yang sama. Pendidikan merupakan kebutuhan pokok dalam memenuhi kebutuhan rohani. Proses pengadaan pendidikan itu juga membutuhkan banyak dana,
waktu, sarana serta keterkaitan politik di dalamnya. Menghadapi keadaan demikian, maka selain peranan pemerintah juga dituntut partisipasi segenap lapisan masyarakat.
Demikian juga halnya dengan wilayah Sibolga yang terletak di pesisir Pantai Barat Sumatera. Perkembangan agama Islam membawa dampak yang cukup besar
bagi kemajuan pendidikan di wilayah ini. Hal ini dimulai dengan kedatangan masyarakat dari wilayah Sumatera Barat, Aceh dan berbagai lapisan masyarakat
lainnya yang merantau ke daerah Sibolga. Kedatangan mereka yang umumnya beragama Islam, kemudian membentuk suatu lembaga pendidikan agama Islam.
Lembaga atau sekolah yang dimaksudkan adalah Lembaga Pendidikan Islamiyah di Sibolga. Lembaga Pendidikan Islamiyah Sibolga merupakan salah satu
dari sekian banyak sekolah yang ikut serta ambil bagian dalam pengembangan masyarakat melalui pendidikan. Lembaga Pendidikan Islamiyah itu sendiri
Universitas Sumatera Utara
merupakan sebuah sekolah Islam pertama yang didirikan pada tahun 1920 di wilayah Sibolga.
3
Pendirian dari Lembaga Pendidikan Islamiyah itu sendiri diawali dengan dibukanya sebuah lembaga pengajian untuk masyarakat yang beragama Islam di
Sibolga. Keberadaan pengajian tersebut diberdayakan untuk memperdalam agama Islam dengan mempelajari cara membaca dan menulis Al-Qur’an. Selanjutnya
lembaga pengajian tersebut membuka sebuah sekolah dengan pelajaran umum. Akan tetapi Lembaga Pendidikan Islamiyah ini bukanlah sebuah pesantren yang berbentuk
asrama dengan santri-santri yang menetap di dalamnya. Lembaga Pendidikan Islamiyah tersebut mengajarkan bagaimana agama Islam dengan segala hukum-
hukumnya serta bagaimana pengamalan dalam kehidupan sehari-hari, di samping belajar membaca dan menulis Al-Qur’an.
Langkah yang dilakukan untuk tetap mempertahankan pelajaran Islam di Lembaga Pendidikan Islamiyah adalah dengan membuka dua kelas yaitu pagi dan
sore hari. Pagi hari digunakan untuk pelajaran umum, dan sorenya digunakan untuk pelajaran Islam. Pentingnya pendidikan dalam mencerdaskan masyarakat dan
keinginan untuk menyeimbangkannya dengan kehidupan akhirat melalui pelajaran agama didapatkan sekaligus di Lembaga Pendidikan Islamiyah. Akan tetapi, berbeda
dengan sekolah pemerintah, Lembaga Pendidikan Islamiyah tidaklah memilih anak
3
Wawancara dengan Ketua Yayasan Islamiyah Bpk. Raja Zafar Hutagalung pada tanggal 5 Januari 2011
Universitas Sumatera Utara
didik dalam melakukan proses pengajaran, serta tidak memandang status sosial, ekonomi maupun agama. Keberadaaan sekolah Islamiyah yang membuka pelajaran
umum tersebut ternyata tetap memprioritaskan pelajaran agama Islam, kendati tetap juga melihat perkembangan pendidikan di wilayah Sibolga yang semakin maju
dengan persaingan antar sekolah yang ada. Jepang masuk ke Indonesia di tahun 1942 setelah berhasil mengalahkan
Belanda. Sebelum masuk, Jepang telah terlebih dahulu melontarkan berbagai propaganda yang menyejukkan hati orang-orang Indonesia dan pemeluk agama
Islam. Alasannya adalah Jepang dan Indonesia merupakan saudara tua, serta Jepang menolak adanya imperialisme.
4
Pada masa Pemerintahan Jepang beberapa kebijakan yang bernilai positif telah dilakukan dalam hal pendidikan. Beberapa di antaranya adalah adanya
kebijakan dengan dijadikannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pengantar pendidikan menggantikan Bahasa Belanda dan adanya sistem pendidikan yang lebih
baik dengan dihapuskannya sistem pendidikan berdasarkan kelas sosial di era penjajahan Belanda.
5
4
Hasan Nasbih, Kedatangan Jepang ke Indonesia, Yogyakarta : Hanindita, 1991, hlm. 7
5
A. H. Hamid Pangggabean, Bunga Rampai TAPIAN NAULI, Jakarta: Nadhilah Ceria Indonesia, 1995, hlm. 283
Universitas Sumatera Utara
Dalam praktiknya, Pemerintahan Jepang bersikap lunak terhadap pendidikan Islam, sehingga ruang gerak pendidikan Islam lebih bebas. Melihat hal tersebut
masyarakat yang beragama Islam bersimpati terhadap pemerintah Jepang. Tetapi di balik itu Jepang akhirnya memasukkan unsur-unsur budaya dan agama Jepang dalam
aktifitas keseharian dalam Lembaga Pendidikan Islamiyah.
6
Unsur-unsur ke-Jepang- an tersebut sangat bertentangan dengan akidah Islam. Selain itu, Lembaga Pendidikan
Islamiyah mengalami pasang surut karena kondisi yang tidak menentu dalam keadaan perang.
Di samping itu pengurus pendidikan harus menghadapi kehendak pemerintahan Jepang yang mencoba untuk menerapkan budayanya melalui
pendidikan. Hal ini dapat dilihat melalui tata cara penghormatan bendera dengan Kreei menundukkan kepala ke arah matahari terbit Jepang yang dilakukan setiap
pagi sebelum memasuki kelas. Pertentangan inilah yang menyebabkan perkembangan Lembaga Pendidikan
Islamiyah menarik untuk dikaji atau diteliti. Selain dari beberapa alasan di atas, masa pemerintahan Jepang juga telah banyak memberikan pengalaman dalam hal militer
dan kerja paksa yang dilakukan oleh Jepang. Atas dasar pemikiran itu timbul rasa ketertarikan bagi penulis untuk melakukan penelitian tentang dinamika pendidikan di
6
Dokumen Lembaga Pendidikan Islamiyah Sibolga “Lembaga Pendidikan Islamiyah Dari Masa Ke Masa”
Universitas Sumatera Utara
salah satu daerah di Indonesia yang dilatarbelakangi oleh agama dan budaya daerah tersebut.
1.2 Rumusan Masalah