Komunitas Islam di Wilayah Sibolga

BAB III LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAMIYAH SEBELUM TAHUN 1942

3.1 Komunitas Islam di Wilayah Sibolga

Persebaran agama Islam ke wilayah Sibolga, menurut beberapa pendapat, awalnya datang dari wilayah Barus. Barus merupakan suatu Bandar dagang yang sangat terkenal dengan produksi kapur barusnya. Barus tidak berada jauh dari wilayah Sibolga sekitar 60 Km. 31 Persebaran agama Islam ke wilayah Sibolga dilakukan melalui jalur darat. Jalur persebaran agama Islam yang terjadi ke wilayah Sibolga antara lain, Barus-wilayah Sosorgadong-Sorkam- Kolang-Sibolga. 32 Dalam buku yang berjudul Sejarah Raja-raja Barus dinyatakan bahwa seorang sahabat Nabi Muhammad melakukan perjalanan sambil berdagang ke wilayah Tiongkok lalu mendarat di Kanton. Hal itu terjadi empat tahun sebelum wafatnya nabi Muhammad. Sahabat nabi yang bernama Wahab Bin Abu Kasbah itu kemudian singgal di pulau Mursala yang berada dekat dengan wilayah Sibolga dan Barus. Beliau membeli 10 orang budak Nias untuk dijadikan ulama Islam. Dalam pelayarannya misi dari Wahab Bin Abu Kasbah tersebut membebaskan para budak- 31 Wawancara dengan Bpk. Syahril Pasaribu pada tanggal 22 Maret 2011 32 Dada Meuraxa, Sejarah Masuknya Islam Ke Bandar Barus Sumatera Utara, Medan : Sastrawan, 1963, hlm. 37 Universitas Sumatera Utara budak dan menjadikannya Islam. 33 Kemudian, beliau menempatkan seorang kadi yang bernama Zaka untuk menyebarkan Islam di Pulau tersebut. Akan tetapi belumlah jelas dinyatakan apakah persebaran Islam ke wilayah Sibolga juga berasal dari Pulau Mursala. Adapun kata Mursala bberasal dari bahasa Arab yaitu, Mur yang artinya Arab dan Sala yang artinya Sembahyang. Oleh sebab itu orang-orang sering menyatakan bahwa Mursala merupakan pulau tempat utusan nabi. 34 Walaupun dengan tegas dinyatakan bahwa persebaran agama Islam berasal dari wilayah Barus, kenyataan bahwa peran dari masyarakat yang berasal dari daerah lain, seperti Aceh dan Minangkabau, juga besar dalam persebaran agama tersebut. Banyak masyarakat Minangkabau ataupun Aceh yang datang merantau atau berdagang ke wilayah Sibolga sekaligus menyiarkan agama Islam. Kedatangan masyarakat Minangkabau ke daerah Sibolga kemudian mempunyai keterkaitan erat dengan munculnya Lembaga Pendidikan Islamiyah Sibolga. Adapun rumah peribadatan yang terdapat di Sibolga terdiri dari Mesjid, Musolah, Gereja dan Viara. Secara rinci dapat dilihat dari tabel berikut: 33 Ibid., hlm. 102 34 Wawancara dengan Ibu Zainah Ramadhani pada tanggal 23 Maret 2011 Universitas Sumatera Utara Tabel II Sarana Peribadatan Di Kota Sibolga Gereja Kota Mesjid Musolah Protestan Khatolik Viara Sibolga 4 18 6 1 1 Sumber : Sensus penduduk kota Sibolga pada tahun 2000 Berdasarkan pada keterangan- keterangan diatas mayoritas penduduk Sibolga merupakan agama Islam. Walaupun agama Islam merupakan agama yang paling dominan di daerah tersebut, kerukunan antar umat beragama selalu terjaga dengan baik. Masyarakat Sibolga menyadari arti dari perbedaan agama bukanlah menjadikan antar umat beragama saling bermusuhan. Bahkan perbedaan yang ada dijadikan sebagai suatu hal untuk saling menjaga dan saling berinteraksi demi kedamaian bersama. Keberagaman agama dan multi etnik yang terdapat di kota Sibolga dimana semuanya hidup saling berdampingan, memberikan gambaran bahwa kota Sibolga merupakan suatu tempat yang aman dan damai. Hal ini merupakan suatu nilai lebih dari kota tersebut. Agama Islam di Sibolga terus berkembang dengan melihat kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh masyarakat ataupun pemerintah Kodya Sibolga. Kegiatan- kegiatan yang dilakukan seperti perlombaan Musadakoh Tilawatil Qur’an MTQ tingkat Kodya Sibolga ataupun tingkat Sumatera Utara pernah dilakukan di Sibolga. Universitas Sumatera Utara Selain itu melakukan kegiatan penyambutan bulan suci Ramadhan dengan membuka bazar ataupun kegiatan yang berhubungan dengan amal. Hal ini dilakukan guna mempererat hubungan silaturrahmi antar umat yang beragama Islam di kota Sibolga. Keterkaitan agama Islam dengan adat istiadat di kota Sibolga juga sangat erat. Dimana adat istiadat pesisir Sibolga yaitu adat Sumando menggunakan agama Islam sebagai salah satu syarat sebagaimana halnya dengan adat Melayu. Adat Sumando merupakan adat istiadat yang lahir di kota Sibolga seiring dengan perkembangan Islam di kota tersebut. 35 Sehingga yang menggunakan adat pesisir di kota Sibolga adalah mereka yang beragama Muslim. 36 Dalam adat istiadat pesisir Sibolga kentalnya nuansa Islam juga terlihat melalui upacara ataupun keberagaman warna di dalam peralatan yang digunakan.

3.2 Latar belakang Berdirinya Lembaga Pendidikan Islamiyah Sibolga.