maka peranan distributor sangatlah sentral karena ada atau tidaknya suatu barang tergantung mereka turun di pasar dan juga sebaliknya bila suatu barang akan banjir di
pasar maka peranan distributor sangat tergantung terhadap pedagang yang menjadi langganannya.
Hal ini juga dipertegas oleh Weber bahwa tindakan para distributor menjadi dasar konsep rassionalitas dalam tindakan tindakan sosial. Tingkat rasionalitas yang
paling tinggi menurut Weber meliputi pertimbangan dan pilihan sadar berhubungan dengan tujuan tindakan itu yang digunakan untuk mencapainya. Individu dilihat
sebagai sosok yang memiliki bermacam tujuan yang diinginkannya atas suatu kriteria tertentu. Menentukan suatu pilihan diantara tujuan-tujuan yang saling bersaingan itu
individu lalu menilai alat yang mungkin dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang dipilih tadi.
4.3.5. Peranan Pedagang Terhadap Distributor
Peranan pedagang sangat sentral dalam kehidupan dinamika sosial pasar tradisional Sambu malam hari. Dari jumlah banyaknya yang ada di pasar mereka
sangat dominan jenis-jenis pedagang Sambu malam hari bisa dilihat jumlah barang yang di jual. Seperti pedagang besar toke yang memiliki kuantitas barang yang
dijualkan kepada semua pedagang yang ada di pasar Sambu malam hari maupun pedagang pasar pagi yang tersebar di Medan maupun di luar Medan. Biasanya
pedagang seperti ini adalah pedagang penampung terhadap barang-barang distributor yang ada di pasar. Malah diantara mereka mengumpulkan begitu banyaknya barang
dari distributor untuk memonopoli perdagangan yang ada di pasar. Sehingga
Universitas Sumatera Utara
pedagang-pedagang kecil yang ada di pasar membeli barangnya terhadap pedagang tersebut. Biasanya pedagang besar hanya menjual satu jenis barang saja tetapi jumlah
yang di jual sangatlah banyak. Seperti pengakuan salah satu informan yang pedagang jagung :
“rata rata saya menjual 150 goni dalam satu hari dan langganan saya berasal dari pedagang yang ada di sekitar pasar ini maupun
di pasar pagi yang ada di Medan maupun di luar Medan.” Ros Anari, Nopember 2007
Dia mengaku bisa menghabiskan 100 goni jagung dalam satu hari. Dan jumlah tersebut masih sedikit dibandingkan ketika barang dalam keadaan banjir yang
bisa sampai 200 goni jagung dalam satu hari yan harus dijualkan. Sedangkan pedagang kecil biasanya membeli kepada kepada pedagang besar maupun distributor
kecil distributor yang tidak menghasilkan barang yang banyak. Jumlah pedagang kecil yang ada di pasar sangatlah banyak. Mereka inilah yang meramaikan aktifitas
yang ada di pasar Sambu malam hari dan aktifitas mereka biasanya paling lama di pasar karena aktifitas mereka sampai pada pagi hari. Sedangkan pedagang diluar
pasar biasanya datang pada jam-jam tertentu seperti jam 2 dini hari sampai jam 6 pagi. Aktifitas mereka hanya belanja dan menjual di pasar lain yang biasanya di pasar
pagi. Tetapi keuntungan dari pedagang kecil kebanyakan tidak memiliki hubungan yang mengikat terhadap distributor maupun pedagang besar pelanggan. Seperti
pengakuan salah satu informan berikut ini : “saya biasanya membeli barang terhadap toke atau distributor
yang turun di pasar dan biasanya saya memilih yang yang terbaik untuk saya beli sehingga saya gampang menjualnya.” Nur
Cahaya, Nopember 2007
Universitas Sumatera Utara
Dan ini sangatlah beda terhadap pedagang besar yang sangat terikat terhadap distributor langganannya sehingga resiko dalam penjualan lebih besar diterima oleh
pedagang besar terutama bila keadaan barang lagi banjir di pasar. Bila keadaan seperti ini pedagang kecil sangatlah berkuasa dalam menentukan harga. Karena
barang yang banyak di pasar memaksakan para distributor maupun pedagang besar menjual semurah-murahnya terhadap pedagang kecil malah diantara pedagang kecil
tersebut diperbolehkan menjualkan dahulu baru membayar kemudian seperti pengakuan salah satu informan :
“bila dalam keadaan barang banjir di pasar biasanya para distributor dan pedagang besar menawarkan barang untuk di jual
dahulu baru di bayar.” Crisman Siboro, Nopember 2007
Sejalan dengan permasalahan di atas yang sesuai dengan pernyataan Badaruddin bahwa dalam pasar tradisional ciri pertama yang diamati adanya sebuah
transaksi antar individu dengan proses penjualan yang sangat kecil tetapi banyak terbagi-bagi tanpa satu sama lain yang dikaitkan dalam satu manajemen atau
organisasi bersama barang-barang yang diperjualbelikan dalam pasar tradisionl umumnya terdiri dari jenis bahan pangan atau kebutuhan konsumsi rumah tangga
sehari-hari seperti sayur-sayuran dan buah-buahan yang mudah dibawa dan berumur panjang dan juga dari segi ketahanan kualitas.
Hal ini menjadi suatu siklus dalam suatu perputaran roda ekonomi bahwa dominasi aktor yang ada di pasar Sambu malam hari tergantung perputaran barang
yang ada di pasar. Ini bisa dilihat ketika suatu barang di pasar langka maka peran distributor sangat dominan dan menentukan karena pemasok barang yang ada di pasar
sebaliknya peran pedagang sangat dominan terjadi bila barang banjir atau banyak di
Universitas Sumatera Utara
pasar karena banyaknya barang sangat memerlukan pedagang untuk menampung barang dari distributor. untuk menghindari ketergantungan. Ini biasanya mereka
lakukan proses pelanggan, bahwa dengan adanya proses berlangganan tidak adanya suatu dominasi terhadap situasi barang yang ada di pasar baik waktu banjir maupun
keadaan langka di pasar. Situasi ini yang harus diantisipasi oleh pedagang bila barang langka maka
mereka sangat membutuhkan para distributor untuk sebagai pelanggan mereka meskipun konsekuensinya pedagang harus siap menampung barang distributor
pelanggannya bila keadaan banjir. Hal ini sesuai dengan pernyataan salah satu informan yang mengatakan :
“Saya harus setia terhadap pelanggan distributor saya karena ketika pada barang langka saya bisa mendapatkan barang yang
saya butuhkan sehingga waktu banjir pun saya harus siap menampung barang dari distributor langganan saya.” Sinta
Pasaribu, Desember 2007
Hal ini dipertegas oleh Badaruddin bahwa dinamika pasar melalui interaksi dan aktifitas yang dilakukan oleh aktor-aktor pasar dan juga menurut Jhonson tempat
merupakan suatu area sosial yang digunakan oleh aktor-aktor yang terlibat di pasar untuk mengadakan hubungan sosial dan dapat diartikan bahwa pasar adalah tempat
dimana orang sibuk dalam hubungan ekonomi dalam suatu mekanisme sosial. Dengan kesetiaan ini maka para pedagang sangat mengharapkan kontribusi
yang telah mereka lakukan untuk membantu para distributor bila keadaan barang lagi langka untuk menghidupkan aktifitas mereka di pasar Sambu malam hari sehingga
adanya keseimbangan antara peran pedagang dan distributor.
Universitas Sumatera Utara
Tetapi situasi yang terjadi sering kali saya lihat bahwa terkadang distributor sering tidak turun ke pasar bila keadaan barang langka dengan alasan barang lagi
kosong di ladang. Hal ini yang membuat para pedagang dirugikan biasanya para distributor menjualnya langsung di daerahnya atau di daerah lain yang memiliki pasar
malam seperti pasar Deli tua yang aktifitasnya 24 jam biasanya distributor yang berasal dari namorambe, penan tiga juhar, sibiru biru, kuta baru,dll. Dengan cara ini
biasanya bisa menjualnya lebih mahal dan biaya ongkos transportasi bisa dikurangi. Hal ini membuat para distributor enggan turun di pasar sambu malam hari. Bila
keadaan seperti ini terjadi maka membuat beberapa para pedagang aktif untuk menjemput bola dengan mencari barang ke daerah-daerah atau menjumpai para
distributor langganannya di kampungnya agar tidak menjual ke tempat lain sehingga tidak jarang terjadinya konflik antar pedagang dan distributor.
Hal ini dipertegas oleh Weber bahwa tindakan yang diarahkan secara rasional suatu sistim dari tujuan-tujuan individu yang memiliki sifat-sifat sendiri apabila
tujuan itu yang diperhitungkan dan dipertimbangan semua secara rasional. Dan ini sesuai dengan tindakan para distributor yang rasional untuk menjual barang ke
daerah lain ketika barang langka dengan mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada di jual di pasar Sambu malam hari. Hal ini mencakup pertimbangan rasional
untuk mencapai tujuan itu. Pertimbangan mengenai hubungan-hubungan tujuan itu dengan hasil yang mungkin dari alat pengetahuan tertentu dan mungkin perbandingan
tujuan yang mungkin relatif berbeda. Dan apa yang dikatakan Weber juga bahwa bisa dikaitkan dengan konteks pasar tradisional dalam proses tindakan ekonomi dalam
Universitas Sumatera Utara
sistim pasar yang bersifat impersonal yang merupakan bentuk dasar rasional instrumental.
Menurut Granovetter pergeseran tindakan ekonomi dan hasrat maksimalisasi bukan bersifat individu tetapi dilembagakan secara rasional. Hal ini menunjukkan
bahwa kepentingan individu merupakan kepentingan yang dikonstruksikan secara rasional.
Dominasi telah memutarkan balikkan hubungan anar masyarakat social dan pasar ekonomi. Pada awal beroperasi pasar , pasar merupakan bagian dari
masyarakat. Operasionalisasi norma norma pasar berakar dan dibatasi norma, social, cultural, dan politik. Masyarakat menjadi pemegang kunci dalam hubungan social
dan ekonomi. Tetapi ketika distributor mendominasi, pasar terlah terbalik masyarakat menjadi bagian dari pasar. Kehidupan sehari hari di reduksi menjadi bisnis dan pasar.
Dimanan mana yang ada hanya semangat pasar dan sirnalah spirit solidaritas social seperti kebersamaan, gotong royong, kepedulian pada yang lemah. Praktek tamak
culas tidak sekedar pada sector pasar dan keuangan tetapi juga sector sector lain yang menyangkut hakikat orang banyak.
Akhirnya hubungan antar distributor dan pedagang bersifat sangat spesifik. Ikatan komersial slalu diutamakan dari pada ikatan ikatan social dan pendekatan
kegiatan ekonomis terlepas dari perhitungan yang personalitas sebagai sector dominan. Hal ini bsa terjadi karena hubungan pedagang dan distributor pemilik
barang sebagai seorang kapitalis yang tidak seimbang. Bahwa peran distributor yang sangat dominan seperti dalam menentukan harga. Hal ini disebabkan distributor
Universitas Sumatera Utara
memiliki kekuasaan menyuplai barang ke pasar dan pedagang hanya dapat menerima apabila telah disepakati oleh distributor
4.3.6. Peran OKP Terhadap Pedagang Dan Distributor