Eigen value dan Eigenvector

2.1.3 Eigen value dan Eigenvector

Definisi. Jika A adalah matriks n n × maka vektor tak nol x di dalam n ℜ dinamakan dinamakan eigen vector dari A jika Ax kelipatan skalar x, yakni Ax x λ = Skalar λ dinamakan eigen value dari A dan x dikatakan eigenvector yang bersesuaian dengan λ . untuk mencari eigen value dari matriks A yang berukuran n n × maka dapat ditulis pada persamaan berikut : Ax x λ = atau secara ekivalen I A λ − = Agar λ menjadi eigen value, maka harus ada pemecahan tak nol dari persamaan ini. Akan tetapi, persamaan diatas akan mempunyai pemecahan tak nol jika dan hanya jika: det I A λ − = Ini dinamakan persamaan karakteristik A, skalar yang memenuhi persamaan ini adalah eigen value dari A. Bila diketahui bahwa nilai perbandingan elemen A i terhadap elemen A j adalah ij a , maka secara teoritis matriks tersebut berciri positif berkebalikan, yakni 1 ij ij a a = . Bobot yang dicari dinyatakan dalam vektor 1 2 3 , , ,..., n w w w w w = . Nilai w n menyatakan bobot kriteria A n terhadap keseluruhan set kriteria pada sub sistem tersebut. Jika ij a mewakili derajat kepentingan i terhadap faktor j dan jk a manyatakan kepentingan dari faktor j terhadap faktor k, maka agar keputusan menjadi konsisten, kepentingan i terhadap faktor k harus sama dengan . ij jk a a atau jika . ij jk ik a a a = untuk semua i,j,k maka matriks tersebut konsisten. Untuk suatu matriks konsisten dengan faktor w, maka elemen ij a dapat ditulis menjadi : i ij j w a w = ; , 1, 2, 3,..., i j n ∀ = 1 Universitas Sumatera Utara Jadi matriks konsisten adalah: . . j i i ij jk ik j k k w w w a a a w w w = = = 2 Seperti yang diuraikan diatas, maka untuk pairwise comparison matrix diuraikan seperti berikut ini: 1 1 j ji i i ij j w a w w a w = = = 3 Dari persamaan tersebut di atas dapat dilihat bahwa . 1 i ji j w a w = ; , 1, 2, 3,..., i j n ∀ = 4 Dengan demikian untuk pairwise comparison matrix yang konsisten menjadi: 1 1 . . n ij ij j ij a w n w = = ∑ ; , 1, 2, 3,..., i j n ∀ = 5 1 . n ij ij ij j a w nw = = ∑ ; , 1, 2, 3,..., i j n ∀ = 6 Persamaan di atas ekivalen dengan bentuk persamaan matriks di bawah ini: . . A w n w = 7 Dalam teori matriks, formulasi ini diekspresikan bahwa w adalah eigenvector dari matriks A dengan eigen value n. Perlu diketahui bahwa n merupakan dimensi matriks itu sendiri. Dalam bentuk persamaan matriks dapat ditulis sebagai berikut: 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 . n n n n w w w w w w w w w w A n w w w w w w w w                   ==                       8 Pada prakteknya, tidak dapat dijamin bahwa : ik ij jk a a a = 9 Salah satu faktor penyebabnya yaitu karena unsur manusia decision maker tidak selalu dapat konsisten mutlak absolte consistent dalam mengekpresikan preferensinya terhadap elemen-elemen yang dibandingkan. Dengan kata lain, judgment yang diberikan tidak untuk setiap elemen persoalan pada suatu level hierarchy dapat saja inconsistent. Universitas Sumatera Utara Jika : 1 Jika λ 1 , λ 2 ,..., λ n adalah bilangan-bilangan yang memenuhi persamaan : Ax x λ = 10 Dengan eigen value dari matriks A dan jika 1; 1, 2,..., ii a i n = ∀ = , maka dapat ditulis i n λ = ∑ 11 Misalkan kalau suatu pairwise comparison matrix bersifat ataupun memenuhi kaidah konsistensi seperti pada persamaan 2, maka perkalian elemen matriks sama dengan 1. 11 12 21 22 A A A A A   =     maka 21 12 1 A A = 12 Eigen value dari matriks A, Ax x A I x A I λ λ λ − = − = − = 13 Kalau diuraikan lebih jauh untuk persamaan 13, hasilnya menjadi : 11 12 21 22 A A A A λ λ − = − 14 Dari persamaan 14 kalau diuraikan untuk mencari harga eigen value maximum λ-max yaitu : 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 λ λ λ λ λ λ λ − − = − + − = − = − = 1 2 ; 2 λ λ == Dengan demikian matriks pada persamaan 12 merupakan matriks yang konsisten, dimana nilai λ – max sama dengan harga dimensi matriksnya. Jadi untuk n 2, maka semua harga eigen value-nya sama dengan nol dan hanya ada satu eigen value yang sama dengan n konstan dalam kondisi matriks konsisten. Universitas Sumatera Utara 2 Bila ada perubahan kecil dari elemen matriks maka ij a eigen value-nya akan berubah menjadi semakin kecil pula. Dengan menggabungkan kedua sifat matriks aljabar linier. Jika: a. Elemen diagonal matriks A ii a =1 1, 2,..., i n ∀ = b. Dan untuk matriks A yang konsisten, maka variasi kecil dari , 1, 2,..., ij a i j n ∀ = akan membuat harga eigen value yang lain mendekati nol.

2.1.4 Uji Konsistensi Indeks dan Rasio

Dokumen yang terkait

Implementasi Perbandingan Algoritma Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan Algoritma Simple Additive Weighting (SAW) dalam Pemilihan Website Hosting

6 80 130

Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Metode Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation (PROMETHEE) untuk Pemilihan Hardisk Eksternal

19 131 147

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

16 91 137

Analisis Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Berdasarkan Nilai Consistency Ratio

2 46 123

Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Pertanian Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

18 117 72

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Analisis Pemilihan Supplier Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) di PT. Indo CafCo

12 57 78

Studi Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dan Metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) Untuk Peningkatan Kualitas Layanan Di Rumah Sakit Bina Kasih Medan-Sunggal

4 41 149

Pendekatan Analytic Hierarchy Process (AHP) Dalam Pemilihan Supplier (Pemasok)

0 35 51

Pendekatan Fuzzy-Analytic Hierarchy Process Dalam Pemilihan Konsep Produk.

1 47 59