tujuan untuk menyusun prioritas dari berbagai alternatifpilihan yang ada dan pilihan- pilihan tersebut bersifat kompleks atau multi kriteria. Secara umum, dengan
menggunakan AHP, prioritas yang dihasilkan akan bersifat konsisten dengan teori, logis, transparan, dan partisipatif. Dengan tuntutan yang semakin tinggi berkaitan
dengan transparansi dan partisipasi, AHP akan sangat cocok digunakan untuk penyusunan prioritas kebijakan publik yang menuntut transparansi dan partisipasi.
Sejalan dengan penyusunan prioritas pilihan untuk menentukan jenis produk, tulisan ini akan mencoba mendemonstrasikan penggunaan AHP untuk maksud tersebut.
1.2. Perumusan Masalah
Suatu perusahaan dalam memproduksi atau memasarkan berbagai jenis produk dalam kasus ini untuk memproduksi serbet dari kertas tisu sehingga mendominasi
pasar di Indonesia. Akan tetapi permasalahan yang timbul jenis serbet dari kertas tisu mana yang sesuai dengan kebutuhan ataupun keinginan konsumen? Untuk itu, perlu
dilakukan suatu penelitian tentang minat dari konsumen yang ingin membeli produk tersebut sehingga didapat suatu urutan prioritas jenis serbet dari kertas tisu yang
diminati konsumen. Dengan demikian permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana memperoleh urutan prioritas jenis serbet dari kertas tisu berdasarkan
minat konsumen dengan menggunakan Analytic Hierarchy Process AHP”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan urutan prioritas jenis serbet dari kertas tisu berdasarkan minat konsumen.
1.4 Kontribusi Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan dalam merencanakan produksi serbet dari kertas tisu yang sesuai dengan
minat konsumen. Penelitian ini juga bermanfaat bagi pengembangan ilmu khususnya dalam bidang pengambilan keputusan.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Tinjaun Pustaka
Thomas Lorie Saaty 1986 menguraikan metode AHP yang menjelaskan tentang pemodelan permasalahan dilakukan dengan cara memodelkan permasalahan
secara bertingkat yang terdiri dari kriteria dan alternatif. Sedangkan Siti Latifah 2005 menjelaskan tentang pengambilan keputusan dengan prinsip-prinsip dasar
AHP. Kardi Teknomo 1999 menguraikan tentang pemilihan moda ke kampus
dengan metode AHP. Hasil analisa menunjukkan bahwa alternatif Jalan Kaki dari Pondokan merupakan alternatif terbaik dan yang paling diminati oleh responden yaitu
sebesar 33,2, kemudian mobil Pribadi 18,6, Carpool 16,2, Sepeda Motor 14,9, Angkutan Kampus 12,4, dan yang terakhir adalah Angkutan Umum
4,5. Rani Nuchrissa 2002 menguraikan tentang perangkingan fungsi pelayanan
jalan tol untuk mengetahui skala prioritas penanganan dan peningkatan fasilitas pada ruas mana saja pada ruas jalan tol yang ditinjau. Lintas Harian Rata-rata ternyata
merupakan indikator yang paling dominan, kemudian International Roughness Index, dan yang terakhir adalah Indeks Prasarana Jalan.
Jani Rahardjo 2000 menguraikan tentang penerapan multi-criteria decision making dalam pengambilan keputusan sistem keperawatan dengan metode AHP. Hasil
analisa menunjukkan bahwa sistem perawatan untuk komponen kritis, yang terbaik adalah Preventive Maintenance dengan bobot 32, kemudian Planned Maintenance
28,3, Routine Maintenance 21,9, dan yang terakhir adalah Breakdown Maintenance 17,8. Sedangkan sistem perawatan untuk komponen tidak kritis,
yang terbaik adalah Preventive Maintenance dengan bobot 30,4, kemudian Planned Maintenance 29,6, Routine Maintenance 20,1, dan yang terakhir adalah
Breakdown Maintenance 19,9.
1.6 Metode Penelitian