penggunaannya harus benar-benar dikeringkan karena nilai kerutannya cukup tinggi dan jika terlalu tipis akan melengkung tetapi kayunya tidak mudah pecah
dan membelah terkenal awet terutama dalam air laut. Getah batang awalnya bening kekuningan kemudian mengeras menjadi kuning kemerahan.
Penyebaran Calophyllum
sp. sebagian besar spesiesnya ditemukan di Indomalayan, Mikronesia, Malaysia dan bagian utara Australia. Tidak lebih dari 8 spesies
ditemukan di Amerika tengah dan selatan; kira-kira 20 jenis ditemukan di Madagaskar dan sekitarnya. Di semenanjung Malaysia ditemukan ± 40 spesies,
Sumatra 35 spesies, Kalimantan 65 spesies dan Papua New Guinea 35 spesies yang hampir semuanya endemik 75. Beberapa jenis ditemukan pula di bagian
barat Afrika dan tropika Amerika yang ditanam untuk kebutuhan ornamental. Jenis ini dapat tumbuh mulai daerah pesisir pantai hingga ketinggian 300
mdpl pada dataran rendah sampai rawa-rawa. Penggunaan
Calophyllum sp. biasanya digunakan untuk berbagai keperluan plywood,
papan, furniture, kontruksi, kapal, dayung, dan lain-lain. Di beberapa tempat digunakan sebagai tiang kapal, geladak, jembatan, dan perencah. Karena sifat
kayunya yang tidak mudah pecah sering digunakan sebagai roda gerobak, pipa suling dan alat musik, juga digunakan untuk dekorasi karena penampangnya yang
bagus di Papua New Guenea. Getahnya yang beracun digunakan untuk meracun ikan atau tikus, kandungan toksin di batang kayunya dapat digunakan untuk
pengobatan khususnya penyakit kulit, bahan ramuan jamu setelah melahirkan dan rematik. Demikian pula daunnya, bunga dan buahnya sering dimanfaatkan
masyarakat setempat untuk pengobatan. Bijinya mengandung minyak yang digunakan untuk mengolah batik yang diwarnai, beberapa daerah dibuat minyak
untuk penerangan dan bahan pembuatan sabun.
2.4 Fungi Mikoriza Arbuskula
Fungi Mikoriza Arbuskula FMA sering disebut juga endomikoriza, ada juga yang menggunakan istilah Vesicular Arbuskula Mikoriza VAM. Istilah
FMA digunakan untuk membedakan tipe mikoriza ini dari ektomikoriza, karena FMA biasanya tidak ada sarung sheath miselium cendawan di sekitar akar
seperti yang terdapat pada sekeliling akar ektomikoriza. FMA merupakan cendawan yang penyebarannya sangat luas di dunia mulai dari daerah padang
pasir, temperet, tropika dan dapat berasosiasi lebih dari 90 tanaman yang ada di bumi. FMA telah diketahui di dalam akar tanaman lebih dari 100 tahun yang lalu,
tetapi struktur reproduktifnya baru diketahui 30 tahun terakhir Santoso dan Turjaman 2006; Setiadi 1989; Sylvia 2005.
Semua FMA tidak mempunyai sifat morfologi dan fisiologi yang sama oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui identitasnya. Walaupun
cendawan ini mempunyai sebaran inang yang sangat luas, cendawan ini mempunyai pengaruh yang spesifik juga terhadap jenis tanaman yang terinfeksi.
Disamping itu cendawan ini juga mempunyai pengaruh yang bervariasi pada kultivar dalam satu jenis tanaman dan dapat pula berbeda pengaruh terhadap
tanaman dalam ekosistem dan jenis tanah yang berbeda serta dalam jenis tanah yang sama tapi berbeda sifat biologinya, kimia, dan fisiknya Brundrett et al.
1996. Dalam Smith dan Read 1997 FMA dicirikan dengan adanya vesikula dan
arbuskula. Kedua struktur ini sangat berperan dalam hidup FMA. Genus FMA yang mampu membentuk arbuskula yaitu Gigaspora, Scutellospora, Glomus, dan
Acaulospora. Arbuskula memiliki peranan penting karena fungsinya sebagai
tempat pertukaran metabolit antara tanaman dan cendawan. Fungsi struktur vesikula masih belum ketahui pasti. Banyak pendapat menyebutnya sebagai
organ reproduktif atau organ penyimpanan makanan yang selanjutnya diangkut ke sel tempat pencernaan. Saat tanaman tua atau akan mati jumlah vesikel dijumpai
akan meningkat. Vesikula dibentuk oleh hifa intraseluler atau interseluler dan dijumpai dalam sel korteks luar. Glomus spp dan Acaulospora spp mempunyai
struktur ini. Genus Gigaspora dan Scutellospora memiliki vesikula ekstraradikal dan tidak teratur. FMA tidak semuanya membentuk vesikula dalam akar
inangnya.
Ciri-ciri Fungi Mikoriza Arbuskula : 1. FMA menembus dinding sel akar inang
2. Tumbuh diantara dinding sel dan membran sel, membentuk arbuskula pertukaran karbonhara
3. Beberapa spesies tertentu membentuk vesikula organ penyimpan lemak 4. Tidak pernah sampai menembus plasmalemma
5. Tidak membentuk mantel disekeliling akar 6. Sebagian besar aseksual tetapi ada juga yang seksual
7. Umumnya membentuk struktur reproduktif mikroskopi Alasan mengapa FMA dapat meningkatkan penyerapan hara dalam tanah
Abbott dan Robson 1992 yaitu karena FMA dapat : Mengurangi jarak bagi hara untuk memasuki akar tanaman
Meningkatkan rata-rata penyerapan hara dan konsentrasi hara pada permukaan penyerapan
Merubah secara kimia sifat-sifat hara sehingga memudahkan penyerapannya ke dalam akar tanaman.
Berkurangnya jarak penyerapan dari hara yang masuk dengan cara difusi ke dalam akar tanaman menyebabkan terjadinya peningkatan penyerapan unsur
hara, kondisi ini banyak terjadi pada tanaman yang mempunyai akar yang kasar, tersebar tipis dan sedikit rambut akarnya. Kapasitas pengambilan hara dapat
ditingkatkan jika terjadi kolonisasi mikoriza pada akar karena waktu hidup akar yang dikolonisasi FMA menjadi lebih diperpanjang, ukuran percabangan serta
diameter akar diperbesar dan luas permukaan absorpsi akan diperluas. Hormon pertumbuhan seperti auksin, sitokinin, dan giberelin bagi tanaman dapat juga
meningkat. Akar sebagai penyerap unsur hara dan air akan bertahan lebih lama karena dengan meningkatnya auksin proses penuaan akar menjadi lambat
Delvian 2003. Ketahanan tanaman terhadap patogen akar akan meningkat dengan adanya
lapisan hifa mikoriza yang merupakan pelindung fisik masuknya patogen. Dalam proses kolonisasinya cendawan ini akan melepaskan antibiotik mematikan selain
itu pula semua hasil eksudat tanaman yang dikeluarkan akan dimanfaatkan sehingga tercipta lingkungan yang tidak cocok bagi patogen.
Resistensi terhadap kekeringan lebih baik pada tanaman yang bermikoriza daripada yang tidak bermikoriza. Tanaman bermikoriza akan cepat kembali
pulih setelah periode kekeringan berakhir karena hifa FMA masih mampu menyerap air pada pori-pori tanah pada saat akar tanaman sudah tidak mampu.
Hifa dapat mengambil air relatif lebih banyak karena penyebarannya di dalam tanah sangat luas Munyanziza et al. 1997 dalam Mawardi 2004.
Setiadi 2000 Fungi mikoriza arbuskula dapat diisolasi dari tanah masam hingga alkalin pH 2.7-9.2 beberapa spesies memiliki kisaran pH optimum yang
luas. Bagaimanapun sebagian besar beradaptasi pada kondisi pH dari FMA tersebut diisolasi. Acaulospora laevis dijumpai pada pH 4-4,5 dan tidak dijumpai
pada pH yang lebih dari 6,4. Gigaspora gigantea toleran terhadap kejenuhan Al tinggi, sedangkan G. Margarita kolonisasinya tinggi pada pH 4.5-5.5 dan
maksimum pada pH 5.3.
2.5 Pertumbuhan dan Kualitas bibit