Perumusan Masalah Bank dan Perusahaan Pembiayaan

1.2 Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah tingkat pendapatan, tingkat bunga, dan jangka waktu pengembalian kredit menjadi faktor yang mempengaruhi permintaan kredit sepeda motor pada PT. Mandala Multifinace, Tbk cabang Medan. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat pendapatan terhadap permintaan kredit sepeda motor pada PT. Mandala Multifinance, Tbk cabang Medan. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingat bunga yang diberikan PT. Mandala Multifinance, Tbk cabang Medan terhadap permintaan kredit sepeda motor. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jangka waktu pengembalian kredit terhadap permintaan kredit sepeda motor pada PT. Mandala Multifinace, Tbk cabang Medan. Universitas Sumatera Utara

1.3.2 Manfaat penelitian

1. Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan penjualan PT. Mandala Multifinance, Tbk cabang Medan. 2. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan penulis dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni. 3. Sebagai informasi tambahan bagi peneliti-peneliti yang ingin melakukan penelitian sejenis. 4. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi mahasiswa-mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya Departeman Akutansi yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Permintaan

Teori permintaan terhadap sesuatu output menerangkan bagaimana seseorang atau bahkan banyak konsumen sebagai pembeli untuk meminta sesuatu barang yang tersedia di pasar. Price effect terhadap jumlah barang yang diminta menunjukkan hubungan negatif yang sekaligus mencerminkan the law of demand. Teori permintaan mengungkapkan bahwa pembeli cenderung dan mengharapkan harga barang turun expected demand meskipun dalam kenyataanya tidaklah demikian, justru harga barang cenderung naik dalam perkembangannya. Mengapa expected demand pada tingkat harga turun, karena pembeli dapat meningkatkan pembelian barang sehingga pembeli akan mendapatkan keuntungan Sumanjaya dkk, 2007:7. Kotler 2003:8 mendefinisikan permintaan demand adalah keinginan yang didukung oleh daya beli. Demand atau permintaan adalah jumlah dari suatu barang yang mau dan mampu dibeli pada berbagai kemungkinan harga, selama jangka waktu tertentu, dengan anggapan berbagai hal lain tetap sama ceteris paribus. Permintaan seseorang atau sesuatu masyarakat kepada sesuatu barang ditentukan oleh banyak faktor. Diantara faktor-faktor tersebut yang terpenting adalah seperti yang dinyatakan di bawah ini : a. Harga barang itu sendiri b. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut c. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat d. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat e. Cita rasa masyarakat Universitas Sumatera Utara f. Jumlah penduduk g. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang Sukirno,2005:76 Dalam perkembangannya bahwa jumlah permintaan dapat diperhitungkan kedepan sebagai suatu estimasi, tentunya dengan memperhatikan perubahan pada masing-masing variable independen, apakah harga itu sendiri sebagai faktor utama, selera pembeli, pendapatan, harga barang lain yang dapat mengganti, banyaknya konsumen dan faktor lainnya. Dengan demikian pihak supplier dapat memperkirakan berapa banyaknya produksi yang perlu dihasilkan unuk memenuhi jumlah permintaan tersebut demand created supply.

2.1.1 Hukum Permintaan

Dalam teori ekonomi besarnya permintaan atas suatu barang biasanya dihubungkan dengan tingkat harganya. Faktor selain harga dianggap tidak mengalami perubahan. Sifat hubungan diantara tingkat harga suatu barang dengan jumlah permintaan atas barang tersebut disebut hukum permintaan. Hukum permintaan menyatakan, “makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut” Sukirno, 2005:76.

2.1.2 Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya, ceteris paribus. Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga price elasticity of demand. Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas silang cross elasticity, dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan income elasticity Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, 2006:55. Universitas Sumatera Utara Elastisitas permintaan terhadap harga, mengukur seberapa besar perubahan jumlah komoditas yang diminta apabila harganya berubah. Jadi elastisitas permintaan terhadap harga adalah ukuran kepekaan perubahan jumlah komoditas yang diminta terhadap perubahan harga komoditas tersebut dengan asumsi ceteris paribus. Nilai elastisitas permintaan terhadap harga merupakan hasil bagi antara persentase perubahan harga. Nilai yang diperoleh tersebut merupakan suatu besaran yang menggambarkan sampai berapa besarkah perubahan jumlah komoditas yang diminta apabila dibandingkan dengan perubahan harga. Ada beberapa faktor yang menimbulkan perbedaan dalam elastisitas permintaan berbagai barang, yang terpenting adalah : 1. Banyaknya barang pengganti yang tersedia Di dalam suatu perekonomian terdapat banyak barang yang dapat digantikan dengan barang-barang lain yang sejenis dengannya. Tetapi ada pula yang sukar mencari penggantinya. Perbedaan ini menimbulkan perbedaan elastisitas diantara berbagai barang. Sekiranya sesuatu barang mempunyai banyak barang pengganti, permintaannya cenderung untuk bersifat elastis. 2. Presentasi pendapatan yang dibelanjakan Besarnya bagian dari pendapatan yang digunakan untuk membeli sesuatu barang dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang tersebut. Semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli sesuatu barang, maka semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut. 3. Jangka waktu analisis Jangka waktu didalam permintaan terhadap suatu barang juga berpengaruh terhadap elastisitas. Makin lama jangka waktu dimana permintaan itu dianalisis, makin elastis sifat permintaan sesuatu barang. Sadono Sukirno, 2005:112 Universitas Sumatera Utara

2.2 Bank dan Perusahaan Pembiayaan

Menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, dijelaskan bahwa bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Bank menghimpun dana dari masyarakat dengan memberikan persentase tertentu dalam bentuk suku bunga yang dihitung berdasarkan jumlah dana yang mereka simpan, dan kemudian ditambahkan ke dalam dana mereka. Suku bunga juga diberlakukan oleh bank untuk semua pinjaman dana yang dilakukan oleh masyarakat dalam bentuk persentase tertentu yang ditambahkan ke dalam dana yang pinjam oleh masyarakat dan harus dibayarkan oleh masyarakat dalam periode waktu yang disepakati dengan pihak bank. Kata bank berasal dari bahasa italia, yaitu banca meja yang biasa digunakan oleh para penukar uang di pasar. Secara Umum bank dapat didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang merupakan tempat penitipan atau penyimpanan uang, pemberi atau penyalur kredit, dan juga perantara di dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan pengertian dari perusahaan pembiayaan diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 82PMK.0122006 tentang perusahaan pembiayaan, dalam pasal 1 huruf b dikatakan bahwa Perusahaan Pembiayaan adalah badan usaha di luar Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan. Universitas Sumatera Utara Perusahaan pembiayaan berbeda dengan bank dalam penghimpunan dana, bank menghimpun dana dari masyarakat sedangkan perusahaan pembiayaan mendapatkan dana dari penerbitan obligasi atau pinjaman dari bank sebelum disalurkan ke konsumen. Perusahaan pembiayaan dapat dikatakan adalah pihak kedua sebelum menyalurkan kredit dari bank ke masyarakat. Dalam hal ini perusahaan pembiayaan sebagai debitur dan bank sebagai kreditur, kemudian perusahaan pembiayaan menjadi kreditur saat menyalurkan kredit kepada konsumen.

2.3 Pengertian Kredit