Prosedur Penelitian PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PERMAINAN BAHASA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI MADRASAH TSANAWIYAH.

Muhson, 2014 Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Prosedur Penelitian

Dari sepuluh langkah yang dikembangkan oleh Borg Gall kemudian peneliti sederhanakan dalam tiga tahapan penelitian sebagaimana yang dikemukakan oleh Sukmadinata 2008, yaitu: 1 studi pendahuluan; 2 pengembangan model; dan 3 Uji validasi model. Setiap tahap penelitian memerlukan metode serta teknik dan instrumen yang tidak persis sama, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan setiap fase. Dengan demikian pelaksanaan penelitian ini mengalami penyederhanaan yang secara garis besar melalui tiga tahapan sebagaimana berikut: Pertama, studi pendahuluan. Tahapan ini diawali dengan mengkaji beberapa literature yang terkait guna memperoleh gambaran tentang model pembelajaran language games, prinsip pembelajaran Bahasa Inggris di MTsSMP, pembelajaran komunikatif, dan karakteristik keterampilan komunikasi lisan. Selanjutnya peneliti melakukan survei ke lapangan untuk mendapatkan gambaran kondisi pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris dan beberapa hal yang tercakup di dalamnya, diantaranya; kondisi guru, kondisi siswa, proses belajar mengajar, media, dan sarana prasarana yang tersedia di madrasah Tsanawiyah lokasi penelitian. Hasil dari kajian studi pendahuluan ini dijadikan masukan bagi pengembangan model pembelajaran language games pada mata pelajaran Bahasa Inggris Kedua, Pengembangan Model Pembelajaran. Merujuk pada data yang diperoleh melalui studi pendahuluan, peneliti menyusun draf awal model produk yang dikembangkan yakni model pembelajaran permainan bahasa language games. Draf model yang dikembangkan adalah model permainan bahasa pada mata pelajaran Bahasa Inggris yang diharapkan dapat meningkatkan komunikasi lisan secara efektif pada madrasah tingkat Tsanawiyah. Dalam tahap pengembangan ini tentunya peneliti melakukan serangkaian kegiatan, diantaranya; a Analisis kebutuhan need assessment. Kegiatan ini dilakukan untuk Muhson, 2014 Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mengetahui karakteristik dan kebutuhan siswa sehingga dapat dijadikan dasar dalam merancang dan mengembangkan materi pembelajaran yang mengintegrasikan language games, mengelola kelas, strategi penyajian materi, dan evaluasi yang mampu meningkatkan keterampilan komunikasi lisan, b Menyusun desain model pembelajaran komunikatif mata pelajaran Bahasa Inggris yang meliputi; penyusunan silabus dan RPP yang diintegrasikan dengan language games pada mata pelajaran Bahasa Inggris Madrasah Tsanawiyah dengan menetapkan; 1 tujuan, 2 materi, 3 metode mengajar, 4 strategi pengajaran, 5 media pembelajaran, dan 6 alat evaluasi, c Merencanakan ujicoba lapangan yang meliputi; bentuk kegiatan, tempat kegiatan, dan waktu, d Melakukan ujicoba model dan uji validasi model. Ujicoba model bertujuan untuk memperoleh penilaian kualitatif terkait penerapan model. Penilaian kualitatif ini diperoleh melalui umpan balik feedback dari pendidik penguji coba dan peneliti. Fokus penilaian adalah isi content, strategi konseptual dan operasional model dengan semua aktivitas dan perilaku yang diinginkan yang menyatu dalam setiap langkah pembelajaran. Ujicoba model luas dilakukan untuk memperoleh informasi apakah model yang dikembangkan memenuhi tujuan yang ditetapkan, baik melalui penilaian kualitatif maupun kuantitatif. Untuk penilaian kualitatif, data diperoleh dari observasi kelas. Untuk penilaian kuantitatif, digunakan rancangan eksperimental dengan ‘one group pretest- posttest design’. Alasan menggunakan rancangan itu adalah untuk melihat dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan model pembelajaran language games terhadap variabel meningkatnya keterampilan komunikasi lisan. Berikut adalah desain pretes-postes satu kelompok Sudjana dan Ibrahim, 1989:35 untuk mengukur berapa besar pengaruh atau dampak model terhadap prestasi hasil belajar dan motivasi siswa. Tabel 3. 1. Desain Pretes-Postes Kontrol Grup Muhson, 2014 Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kelompok Pretes Perlakuan Variabel bebas Postes Variabel terikat Eksperimen Kontrol O 1 O 3 X - O 2 O 4 Sumber: Sugiono 2008: 113 Langkah-langkah yang ditempuh dalam proses ujicoba model dengan desain itu adalah 1 menentukan kelompok subjek penelitian, 2 melakukan pretes O1, 3 melakukan ujicoba model pembelajaran yang dikembangkan, 4 melakukan postes O2 setelah proses pembelajaran dengan menggunakan model yang dikembangkan, 5 mencari rata-rata baik pretes maupun postes, kemudian membandingkan keduanya, dan 6 untuk menentukan ada tidaknya pengaruh yang signifikan yang ditimbulkan oleh penggunaan model, dicari selisih perbedaan antara rata-rata pretes dan postes. Sementara itu, selain data yang diperoleh dari hasil ujicoba di atas, diperoleh data dalam bentuk dokumentasi dan catatan lapangan yang kemudian didiskusikan dengan tim kolaborator, sehingga ada umpan balik yang dapat digunakan untuk perbaikan dan penyempurnaan model dalam pengembangan berikutnya sampai pada optimalisasi, yakni berupa model siap validasi. Ketiga, uji validasi model. Validasi model dengan mendiskusikannya dengan para ahli kurikulum dan pembelajaran yakni para dosen pembimbing untuk memperbaiki draf awal model yang telah diujicobakan melalui ujicoba model. Tahap selanjutnya dilakukan validasi melalui metode eksperimen dengan memberikan perlakuan model pembelajaran dengan menggunakan language games dan variabel kontrol yang menggunakan metode konvensional untuk masing-masing satu kelas untuk peringkat kelas dengan kemampuan siswa rendah, sedang dan tinggi. Uji validasi diterapkan pada tiga madrasah Tsanawiyah Muhson, 2014 Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu untuk kelompok eksperimen dan tiga madrasah Tsanawiyah untuk kelompok kontrol dengan peringkat masing-masing kelompok rendah, sedang dan tinggi. Gambar 3.1. Alur Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Sumber: Diadaptasi dari Borg Gall dan Sukmadinata 2008: 189 Validasi yang dilakukan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran language games dengan menggunakan desain penelitian nonequivalent control- group design, artinya penunjukan subjek penelitian ke dalam kelompok kontrol dan eksperimen tidak dilakukan secara acak serta adanya pelaksanaan pretes dan postes pada kedua kelompok tersebut Ghozali, 2008. STUDI PENDAHULUAN PENGEMBANGAN MODEL UJI VALIDASI MODEL Studi Literatur  Landasan Teori  Hasil Penelitian Terdahulu Surve Lapangan  Proses Pembelajaran  Kondisi Pendidik Siswa  Sarana, media, alat APE  Lingkungan madrasah Hasil Studi Literatur Dan Surve Lapangan Sebagai Dasar Penyusunan Draf  Penyusunan draf awal  Perencanaan model  Penentuan tim kolaborator Uji Kelayakan  Desain Model Awal  Evaluasi di atas meja desk evaluation  Perbaikan Model Ujicoba Model  Hasil Perbaikan  Implementasi  Evaluasi  Draf Model Akhir Uji Validasi dengan Kelompok Kontrol  Eksperimen  Pretes  Treatment  Postes Model Teruji Model Akhir Hasil Pengembangan Muhson, 2014 Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Lokasi dan Subjek Penelitian