Muhson, 2014 Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan
komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dengan model lain yang biasa digunakan pendidik. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan nonequivalent control-group design.
Sementara pada ujicoba validasilapangan dengan kelompok kontrol ini, peneliti menetapkan tiga madrasah dengan kualitas yang berbeda madrasah dengan
kualitas rendah, sedang dan tinggi, dan peneliti melaksanakannya di enam madrasah dengan rincian tiga madrasah dengan status rendah, sedang dan tinggi
sebagai kelompok eksperimen dan tiga madrasah lainnya dengan status yang sama sebagai kelompok kontrol sebagaimana tertera pada tabel 3.4. Pengumpulan data
dilakukan melalui tes, yang didukung dengan observasi dan wawancara informal. Tabel 3.4. Daftar Madrasah Tsanawiyah Untuk Validasi Model
NO NAMA MADRASAH WILAYAH KUALIFIKASI KETERANGAN
1 MTs Taswirotululum
Sumbergayam Kepung Kepung
Rendah Kel. Eksperimen
2 MTs N Jombang
Kauman Kepung Kepung
Sedang Kel. Eksperimen
3 MTs N Model Pare
VII D Pare
Tinggi Kel. Eksperimen
4 MTs Sunan Ampel
Wonorejo Pagu Pagu
Rendah Kel. Kontrol
5 MTs Al-Islahiyah
Bobosan Kandangan Kandangan
Sedang Kel. Kontrol
6 MTs N Pagu
Pagu Tinggi
Kel. Kontrol
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian dan pengembangan ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, angket, tes dan studi dokumentasi.
Berikut ini akan dijelaskan secara singkat teknik pengumpulan data yang
dimaksud sebagai berikut:
Pertama. Teknik observasi diperlukan untuk mendapatkan data berupa pengamatan secara langsung terhadap responden. Observasi digunakan untuk
mengukur perilaku individu atau proses terjadinya sesuatu yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Sudjana dan
Muhson, 2014 Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan
komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Ibrahim 1989: 109. Observasi yang diamati berupa aktivitas tentang proses penerapan produk dalam mencapai tujuan yang dilakukan secara kontinu sampai
diperoleh data yang memadai. Teknik observasi digunakan dalam penelitian ini karena berbagai alasan, antara lain: 1 observasi cocok untuk mengetahui
kebenaran data yang dibutuhkan, 2 melalui observasi melihat dan mengamati sendiri subjek penelitian, dan 3 memungkinkan peneliti mampu memahami
situsi-situasi yang rumit. Moleong 2009: 175 mengemukakan bahwa alasan secara metodologis penggunaan observasi ialah dapat mengoptimalkan peneliti
dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tidak sadar, kebiasaan, dan sebagainya. Dikemukakan juga bahwa observasi memungkinkan peneliti untuk
melihat dunia sebagaimana yang dilihat oleh subjek penelitian, observasi memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subjek
sehingga memungkinkan pula peneliti menjadi sumber data.
Observasi dalam penelitian ini dilakukan berupa observasi partisipatif, yakni peneliti ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung untuk mendapatkan
data objek yang diamati. Beberapa alasan penggunaan observasi sebagai alat pengumpul data dalam pengembangan model adalah: 1 teknik ini didasarkan
pada pengalaman langsung yang dianggap sebagai alat yang ampuh mengecek kenyataan yang sebenarnya. 2 memungkinkan untuk memperoleh data yang
objektif. 3 peneliti dapat mencatat langsung peristiwa dan kejadian penting dalam tahap ujicoba. 4 peneliti dapat memahami kondisi yang rumit dan
kompleks dan 5 sebagai teknik bagi hal-hal yang tidak dapat diperoleh melalui teknik komunikasi. Kegiatan ini didukung oleh Iskandar 2009:214 yang
mengemukakan bahwa untuk melakukan observasi partisipatif seorang peneliti harus berperan dalam kegiatan-kegiatan subjek yang sesuai dengan tema atau
fokus masalah yang ingin dicari jawabannya. Teknik observasi digunakan pada tahap studi pendahuluan serta pada tahap
pengembangan dan validasi model untuk memperoleh informasi tentang
Muhson, 2014 Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan
komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pelaksanaan model permainan bahasa dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Pada tahap studi pendahuluan, teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data
tentang pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris di kelas VII Madrasah- madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Kediri. Data yang diperoleh dari kegiatan
observasi ini menjadi masukan dalam pengembangan model pembelajaran berbasis permainan bahasa language games pada mata pelajaran Inggris.
Sementara itu, pada tahap pengembangan ujicoba model di lapangan dan validasi model, teknik observasi digunakan untuk memperoleh informasi tentang
implementasi model permainan bahasa tersebut. Aspek-aspek yang menjadi fokus observasi pada tahap studi pendahuluan
adalah prosedur atau langkah-langkah yang dilaksanakan pendidik dalam kegiatan pembelajaran bahasa Inggris berdasarkan rencana pembelajaran yang telah
disusunnya. Sedangkan fokus observasi pada tahap pengembangan dan validasi model adalah prosedur atau langkah-langkah yang dilaksanakan dalam kegiatan
pembelajaran sesuai dengan model permainan bahasa sebagaimana yang tertulis
pada perangkat pembelajaran.
Kedua, teknik wawancara diperlukan peneliti untuk mengumpulkan data atau informasi yang tidak dapat diperoleh melalui observasi dan survei.
Wawancara merupakan alat pengumpul data yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keinginan,
keyakinan, melalui pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Sudjana 1989: 102 melalui wawancara peneliti bisa mendapatkan informasi yang mendalam indepth
information terhadap proses pengembangan produk melalui berbagai ujicoba, karena peneliti dapat menjelaskan atau memfrasekan pertanyaan yang tidak
dimengerti oleh responden, peneliti dapat mengajukan pertanyaan susulan follow up question, responden cenderung menjawab apabila diberi pertanyaan dan
responden dapat menceritakan sesuatu yang terjadi dimasa silam dan masa mendatang.
Muhson, 2014 Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan
komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Enterberg dalam Sugiono, 2009: 231 mendefinisikan wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Maksud mengadakan wawancara, seperti ditegaskan Lincoln dan Guba Moleong, 2009:
186, antara lain: 1 untuk mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain kebulatan, 2
memverivikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain. Teknik wawancara digunakan dalam penelitian ini dengan alasan bahwa
peneliti ingin mengkonstruksi kegiatan, situasi sosial dan memverifikasi informasi yang berkenaan dengan pembelajaran bahasa Inggris di Madrasah-madrasah
Tsanawiyah tempat penelitian ini dilaksanakan.
Pada tahap studi pendahuluan, teknik wawancara digunakan untuk memperoleh informasi lebih dalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris di kelas VII. Informasi yang diperoleh digunakan sebagai masukan dalam pengembangan model pembelajaran permainan
bahasa. Sementara itu, teknik wawancara pada tahap pengembangan dan validasi model digunakan untuk memperoleh informasi yang lebih dalam mengenai
implementasi serta faktor pendukung dan penghambat penerapan model
pembelajaran permainan bahasa hasil pengembangan.
Ketiga, angket. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan berupa kumpulan pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk dijawab secara
tertulis pula. Angket merupakan instrumen pendukung dalam mendapatkan informasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan yang dilakukan. Teknik
angket digunakan pada tahap studi pendahuluan, serta pada tahap pengembangan dan validasi model. Tujuan pokok pembuatan angket kuesioner adalah untuk: 1
memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian, dan 2 memperoleh informasi dengan reabilitas dan validitas setinggi mungkin
Muhson, 2014 Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan
komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Singarimbun dan Effendi, 1989: 175. Oleh karena itu perntanyaan-pertanyaan
dalam angket langsung berkaitan dengan tujuan penelitian.
Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam angket ini adalah daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh pendidik dan siswa berkaitan dengan identitas
pribadi serta pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris.
Keempat, studi dokumentasi. Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data- data tertulis yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Studi dokumentasi ini
dilakukan terhadap dokumen-dokumen yang berkenaan dengan studi yang dilakukan baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Hal ini juga dapat
berupa hasil-hasil penelitian dan teori-teori tertentu. Teknik ini tidak hanya sekedar mengumpulkan dokumen mentah, tetapi hasil anĂ¡lisis terhadap dokumentasi tersebut
yang disajikan dalam bentuk analitis kritis dan sistematis. Menurut Guba dan Lincoln 1981: 228 dokumen adalah setiap bahan
tertulis atau film, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan atau tidak untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting. Dokumen
merupakan peristiwa yang sudah berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang Sugiono, 2009: 240. Penelusuran
dokumen juga digunakan untuk mengumpulkan data tentang pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana pembelajaran, termasuk alat permainan
edukatif APE yang digunakan dalam pembelajaran.
Digunakannya dokumentasi sebagai sumber data dalam penelitian ini karena alasan-alasan sebagaimana dikemukakan Guba dan Lincoln 1981:235 seperti
berikut ini: 1 digunakan karena merupakan sumber yang stabil, kaya, dan mendorong, 2 berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian, 3 berguna dan
sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya yang alamiah dan sesuai dengan konteks, dan 4 membuka kesempatan untuk lebih memperluas
pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.
Muhson, 2014 Pengembangan model pembelajaran permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan
komunikasi siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di Madrasah Tsanawiyah Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Kelima. Tes. Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan. Tes pada umumnya bersifat
mengukur, meskipun beberapa tes bersifat diskriptif seperti tes kepribadian. Tes yang digunakan dalam pendidikan biasanya terbagi dua yaitu tes hasil belajar atau
tes prestasi belajar achievement test dan tes psikologis psychological test. Syaodih, 2008: 223. Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui kemampuan
awal siswa sebelum pembelajaran pretest dan mengetahui kemampuan siswa setelah pembelajaran postest.
E. Instrumen Pengumpulan Data