untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dan kemampuan pemecahan masalah matematis.
E. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1.
Peningkatan kemampuan komunikasi siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran Means-ends Analysis lebih baik daripada siswa
yang memperoleh pembelajaran matematika biasa. 2.
Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi berdasarkan klasifikasi kemampuan awal matematika.
3. Tidak terdapat interaksi siswa berdasarkan model pembelajaran dan
klasifikasi kemampuan awal matematika terhadap kemampuan komunikasi matematis.
4. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran Means-ends Analysis lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika biasa.
5. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis
berdasarkan klasifikasi kemampuan awal matematika. 6.
Tidak terdapat interaksi siswa berdasarkan model pembelajaran dan klasifikasi kemampuan awal matematika terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematis. 7.
Terdapat hubungan antara kemampuan komunikasi dengan kemampuan pemecahan masalah matematis.
F. Definisi Operasional
Untuk meenghindari penafsiran yang berbeda terhadap apa yang akan diteliti, beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai
berikut: 1.
Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan dalam menyelesaikan masalah matematis yang meliputi pemahaman masalah,
membuat rencana pemecahan masalah, membuat penyelesaian dari permasalahan yang diberikan, dan memeriksa kembali hasil yang telah
diperoleh. 2.
Kemampuan komunikasi siswa yang ditelaah dalam penelitian ini adalah komunikasi tertulis, yaitu menulis matematis, menggambar matematis, dan
ekspresi matematis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan satu perlakuan. Pada kelas
eksperimen dilakukan
pembelajaran matematika
dengan model
pembelajaran Means-Ends Analysis, sedangkan pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran biasa yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori.
Terhadap kedua kelompok tersebut diberikan pretes sebelum eksperimen dan postes setelah eksperimen. Tujuan diberikannya tes sebelum perlakuan pretes
adalah untuk melihat kesetaraan kemampuan awal kedua kelompok. Berdasarkan uraian tersebut, maka desain penelitian pretest-postest control group design
Ruseffendi,2003: 45 digambarkan sebagai berikut:
A O X O A O O
Keterangan: A = Pemilihan sampel secara purpusive
O = Pretes dan postes kemampuan komunikasi dan kemampuan pemecahan masalah matematis
X = Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Means-ends
Analysis
34
B. Populasi dan Sampel Penelitian